• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Kamis, 9 Mei 2024

Keislaman

5 Tipe Kawan yang Perlu Dihindari

5 Tipe Kawan yang Perlu Dihindari
Ilustrasi berkawan. (Foto: Freepik)
Ilustrasi berkawan. (Foto: Freepik)

Memilih kawan atau teman sangat penting. Pribadi dan perilaku seseorang kadang ditentukan oleh siapa saja orang yang menjadi temannya. Dalam kitab Ihya' Ulumiddin, Imam Al-Ghazali membahas tipe-tipe teman yang patut dijauhi.

​​​​​​

Pertanyaan Imam Al-Ghazali ini dengan mengutip pernyataan Imam Ja'far Shodiq sebagai berikut:


وقال جعفر الصادق رضي الله عنه: لاتصحب خمسة الكذاب فإنك منه على غرور وهو مثل السراب يقرب منك البعيد ويبعد منك القريب ،والاحمق فإنك منه على شيء أن ينفعك فيضرك ، والبخيل فإنه يقطع بك أحوج ماتكون إليه ، والجبان فإنه يسلمك ويفر عند الشدة ، والفاسق فإنه يبيعك باكلة أو اقل منها


Kalimat di atas adalah imbauan agar tidak berkawan dengan lima jenis manusia yang bertipologi berikut ini:

 
  1. Pembohong, karena pasti suatu saat akan kebujuk atau ketipu
  2. Orang pekok (di atas bodoh) karena ia sulit memberi manfaat sebagaimana yang kita harapkan, sehingga ia berpotensi menyusahkan
  3. pelit/medit karena orang ini tidak mungkin sanggup menjadi fasilitator apa yang kita butuhkan
  4. Penakut, karena orang ini pasti akan makakno kancane (mengorbankan kawannya) di saat yang genting, sementara ia lari mencari aman
  5. Fasiq (orang yang tidak punya ketangguhan memegang nilai-nilai agama)


Kesimpulan Imam Al-Ghazali adalah berkawanlah dengan orang yang sanggup menjadi fasilitator kebaikan dunia dan akhirat. Itulah sebagian konsep mencari kawan.


Jadi, sekali lagi konsep di atas adalah konsep dalam konteks mencari kawan, bukan dalam konteks dakwah atau sekadar mu'asyaroh (srawungan).


Kalau dalam konteks dakwah justru kita mencari orang yang belum baik untuk kita tarik dalam sebuah kebaikan.


Kalau hanya sekadar srawung kita tentu harus welcome, mungkin demi menghormati hak bertetangga dan lain sebagainya. Wallahu a'lam bisshawab.


*Ditulis oleh KH M Sholeh, Tokoh Nahdlatul Ulama Kabupaten Jombang, Wakil Rais PCNU Jombang 2017-2022


Keislaman Terbaru