• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 19 April 2024

Khutbah

Khutbah Hari Raya: Menyelami Hakikat Idul Fitri yang Sesungguhnya

Khutbah Hari Raya: Menyelami Hakikat Idul Fitri yang Sesungguhnya
Ilustrasi ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H atau 2023 M. (Foto: Freepik)
Ilustrasi ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H atau 2023 M. (Foto: Freepik)
Naskah khutbah Hari Raya Idul Fitri di tahun ini memilih judul "Khutbah Hari Raya: Menyelami Hakikat Idul Fitri yang Sesungguhnya". Harapannya, umat Islam dapat memahami betul arti yang sebenarnya tersirat di dalam Hari Raya Idul Fitri. Tidak terjebak pada euforia tradisi pakaian baru yang cenderung dikhawatirkan keluar dari makna atau hakikat Idul Fitri itu sendiri.
 
Untuk mencetak naskah khutbah Idul Fitri ini, silakan klik ikon print berwarna merah di bawah artikel ini (pada tampilan mobile). Semoga bermanfaat. (Redaksi).

Khutbah I

اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ


اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرةً وَاَصِيْلًا لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ هُوَ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الْقَهَّارِ الْعَزِيْزِ الْجَبَّارِ وَسَخَّرَ الشَّمسَ وَالْقَمَرَ يَجْرِيَانِ بِحُسْبَانٍ وَمِقْدَارٍ


أَشْهَدُ اَنْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ وَتَحَنَّنْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ


اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ


قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنَسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ


Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Syukur alhamdulillah sampai saat ini kita masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama-sama.


اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ


Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah


Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Allah SWT telah menetapkan jumlah bulan dalam setahun adalah 12 bulan di mana salah satu bulan yang paling mulia adalah bulan Ramadhan. Dalam bulan ini kita digembleng oleh Allah SWT untuk berpuasa agar kita menjadi hamba-Nya yang bertakwa sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ


Artinya, “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa”. 


Setelah satu bulan penuh kita berpuasa dan melaksanakan ibadah-ibadah lainnya, kini tiba saatnya kita memasuki bulan baru yaitu bulan Syawal yang tanggal satunya kita sebut dengan Hari Raya Idul Fitri. Bagi sebagian besar orang dianggap sebagai hari kemenangan sehingga merayakannya dengan gegap gempita dan berlebih-lebihan.


اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ


Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah 

Dalam tradisi kekinian Idul Fitri banyak dimaknai sebagai perayaan dengan pakaian, kendaraan atau apapun yang baru, serta bertujuan untuk membanggakan hal-hal baru yang dimilikinya. Sehingga sering kali melupakan hakikat Idul Fitri adalah saatnya kita untuk meningkatkan ketakwaan dan ketaatan kita kepada Allah SWT setelah satu bulan penuh kita diberikan pelajaran yang berharga. Dalam kitab لَطَائِفُ الْمَعَارفْ Ibnu Rojab berkata:


لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدِ اِنَّـمَا الْعِيْدُ لِمَنْ طَاعَتُهُ تَزِيْدُ وَلَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ تَجَمَّلَ بِاللِبَاسِ وَالْمَرْكُوْبِ اِنَّـمَا الْعيْدُ لِمَنْ غَفَرَتْ لَهُ الذُّنُوْبُ


Artinya, "Hari raya bukanlah bagi orang yang pakaiannya baru, tetapi hari raya adalah bagi orang yang bertambah ketaatannya terhadap Allah SWT. Begitu pula hari raya bukan bagi orang yang memperbarui pakaian dan kendaraannya, tetapi hari raya adalah bagi orang yang diampuni dosa-dosanya".


Kita boleh berbahagia dengan pakaian baru asal tidak berlebihan. Karena dalam salah satu cerita Rasulullah SAW juga memberikan kebahagiaan kepada seorang anak yatim dengan pakaian yang bagus. Demikian pula kisah sedih dua cucu Nabi SAW yang belum memiliki baju baru untuk digunakan saat hari raya.


اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ


Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Dengan pakaian yang bagus, meski tidak baru, kita juga tidak boleh melupakan bahwa Hari Raya Idul Fitri adalah saatnya kita bersilaturahim kepada sanak keluarga, tetangga dan handai taulan. Silaturrahim ini bertujuan untuk melengkapi tugas kita sebagai hamba Allah SWT yaitu sebagai makhluk sosial. Sebab, selain kita harus memperbaiki hubungan dengan Allah SWT sebagai Rob (Tuhan) kita, kita juga harus ingat bahwa kita diciptakan Allah SWT untuk bergaul dan berinteraksi, serta saling mengenal dengan sesama manusia. Senada dengan firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 36:


وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهِي شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ


Artinya: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"


Dengan silaturahim pula kita akan mengenal orang-orang di sekitar kita, sebagaimana tujuan Allah menciptakan manusia yang termaktub dalam surat Al-Hujurot ayat 13:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ


Artinya, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.


Akhirnya, semoga dengan datangnya 1 Syawal 1444 H ini kita dicatat Allah sebagai hamba yang bertakwa dan senantiasa mendapatkan ampunan dari-Nya serta tetap tidak melupakan alam sekitar sebagaimana kodrat kita sebagai makhluk sosial.


جَعَنَا اللهُ وَاِيَّكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ الْفَائِزِيْنَ الْمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ
اَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيْنَا  وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II

اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ


اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ


وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


*Ditulis oleh Ustadz Muhammad Fatih Sururi, Alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang


Khutbah Terbaru