• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Tadabur Alam: Mengulik Kisah Kecintaan Bu Nyai pada Tanaman

Tadabur Alam: Mengulik Kisah Kecintaan Bu Nyai pada Tanaman
Bu nyai haji musyaforah dan tanaman kecintaannya (Foto : NU Online/ Sohibul Huzair)
Bu nyai haji musyaforah dan tanaman kecintaannya (Foto : NU Online/ Sohibul Huzair)

NU Online Jombang,

Cukup banyak penggemar bunga di negeri ini. Namun, tidak banyak yang menjadikan bunga sebagai sarana bertafakur kepada Allah SWT. Tafakur dalam rangka merenungi nikmat-nikmat Allah sehingga dapat melahirkan mahabbah atau cinta kepada-Nya. 

 

Nyai Binti Musyarofah, Pengasuh Pondok Pesantren Fathul Ulum ini adalah salah satunya. Ia menikmati hobi merawat bunga sekaligus sebagai sarana dirinya melepas penat dan bertafakur kepada Sang pencipta.

 

Dalam Al Qur'an surat Al Ghaasyiah ayat 17 disebutkan, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan? Dan langit bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”

 

Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari memerawat bunga. Selain merawat dan menikmati keindahannya, ada nilai tauhid dan filosofi kehidupan jika ditelisik lebih dalam. 

 

"Ketika kita melihat tanaman atau makhluk hidup yang lain, di usia yang renta sepertinya tak lagi sekedar melihat apa itu makhluknya melainkan lebih melihat keindahannya serta penciptanya," ujar perempuan yang akrab disapa Umi oleh santrinya ini.

 

Merawat bunga-bunga kecintaannya juga membuat Umi merasakan ketenangan sekaligus dapat mengenal keagungan Allah SWT. 

 

Tak hanya itu, merawat bunga dan tanaman yang lain membutuhkan ketelatenan dan kesabaran agar tanaman dapat tumbuh subur dan berbunga indah.

 

Hal itu sama dengan proses mendidik. Menanam dan mendidik memiliki kesamaan treatment. Jika dalam proses menanam, kita harus memupuk dan menyiram, memberikan sinar matahari yang cukup. Mendidik pun tak jauh berbeda. Butuh ketelatenan dan kesabaran.

 

“Dalam proses perawatan tanaman, kita tidak hanya sekedar belajar menanam saja. Contohnya, saat kita menjadi pendidik. Menurut Umi, mendidik dan menanam itu sama. Meski disiram dan dipupuk dengan kadar yang sama, ada saja tanaman yang mati karena hama, tapi ada juga yang tumbuh subur dan berbunga indah. Sama dengan ketika kita mendidik anak-anak dengan sikap dan metode yang sama, hasilnya bisa tidak sama. Karena itu butuh ikhtiar dan tawakal dalam melakukannya," sahut Umi.

 

Setiap anak itu, kata Umi, memiliki keistimewaan tersendiri. Sehingga, perawatannya juga berbeda. Sama dengan tanaman. Ada yang butuh sedikit cahaya matahari, ada yang harus ditempatkan di jalan karena butuh banyak sinar matahari, ada pula yang butuh banyak air. Namun, tidak sedikit juga jenis tanaman yang tidak disiram selama beberapa hari tetap tumbuh subur. 

 

“Setiap bunga memiliki kelemahan dan kelebihan. Ada yang terlihat jelek, tidak berbunga tetapi ternyata memiliki daun yang bagus. Nah, kembali lagi kalau kita melihat filosofi menanam, kita akan melihat bahwa proses mendidik anak-anak juga akan berjalan demikian. Setiap anak, mempunyai potensi. Tinggal bagaimana kita menggalinya," ujar istri Kiai Ahmad Habibul Amin ini.

 

Selama ini, tak peduli berapa harganya selama masih dalam batas wajar, Umi membeli bunga-bunga atau tanaman kecintaannya. Mulai dari harga 100 ribu hingga di atas 1 juta rupiah, Umi mengoleksinya. Mulai dari jenis Aglonema, Kaktus, Diven, Singodium, Caladium, Sakura, Yolanda, Begomia, hingga Anggrek yang berharga fantastis.

 

“Saya senang dengan bunga sejak kecil. Karena mungkin terpengaruh juga dari orang tua. Emaknya umi juga senang dengan bunga. Hobi Umi akhirnya baru bisa tersalurkan setelah menikah. Ada lebih banyak waktu ketika itu. Ketika kita mencintai tumbuhan sama halnya dengan kita mencintai makhluk Allah. Makhluk allah diciptakan pasti mempunyai fadilah atau keutamaan," ujarnya ringan.

 

Merawat tumbuhan tak ubahnya merawat makhluk allah yang lain. Jika kita ingin mengetahui karakter tumbuhan atau makhluk hidup yang lain, kita harus memulai dengan mencintainya. Jadi ketika kita sudah mencintainya, pasti kita akan mengerti apa yang dibutuhkan. Mencintai tumbuhan adalah sebagai bentuk sebagian kecil diri manusia untuk dekat kepada allah.

 

Seperti firman Allah dalam surat Al-An’am ayat 99 “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan. Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman."

 

Allah telah menciptakan alam dengan sangat sempurna, sehingga manusia dapat hidup di dalamnya dengan nyaman. Semuanya telah ditata dengan akurat. Perjalanan siang dan malam, rantai makanan antara makhluk hidup sampai pada lingkungan tempat ia hidup, semuanya telah diatur dengan hukum-Nya.

 

Kontributor : Sohibul Huzair Ellathoillah

Editor : Fitriana

 


Daerah Terbaru