• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Kamis, 25 April 2024

Daerah

Pengurus LTNNU Jatim Ini Gugah Tradisi Literasi di Kalangan Milenial

Pengurus LTNNU Jatim Ini Gugah Tradisi Literasi di Kalangan Milenial
Mukani saat menyampaikan materi seminar. (Foto: Istimewa)
Mukani saat menyampaikan materi seminar. (Foto: Istimewa)

NU Online Jombang,
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Jombang Kota memperingati Harlah NU agak sedikit berbeda. Bertempat di gedung Balai Latihan Kerja (BLK) AL-Madinah Denanyar, digelar seminar literasi, Ahad (27/2/2022).


Kegiatan ini dalam rangkaian Literacy Warehouse Project (LWP). Acara diikuti sedikitnya 40 peserta perwakilan ranting. Termasuk juga pengurus PAC IPNU-IPPNU. 


Seminar menghadirkan Mukani, dari Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdhatul Ulama (LTNNU) Jawa Timur. "Latar belakang digelarnya acara ini karena masih rendahnya tradisi literasi di Indonesia, kita ranking 60 dari 62 negara yang disurvei," ujar Eka Sasmita Devy, Ketua IPPNU Jombang Kota.


Dalam paparan materi, Mukani menjelaskan pentingnya tradisi literasi sejak pembukuan mushaf Al-Qur'an. Termasuk juga kodifikasi hadits sebagai sumber hukum kedua dalam Islam. "Kita tidak bisa membayangkan jika Al-Qur'an dan hadits tidak ditulis ketika itu," katanya. 


Pria yang juga kepala Literacy Center LTN PWNU Jawa Timur ini mengajak para peserta untuk cerdas dalam bermedsos. Mereka yang notabene generasi milenial harus menggunakan medsos untuk mengakses dan menyebar informasi sebanyak-banyaknya. "Jangan sampai dunia maya medsos dikuasai oleh mereka yang justru ingin memecah belah bangsa," ucapnya.


Kompetensi literasi digital juga harus didukung tradisi klarifikasi (tabayun) saat berita viral. Tidak sekadar menyebarkannya ke grup medsos lainnya. "Lah kok ternyata beritanya malah hoaks, ini kan menjadi dosa jariyah," tuturnya lantas tertawa.


Maka generasi milenial harus melek saat menggunakan kecanggihan teknologi. "Alangkah baiknya didukung dengan keilmuan agama yang mumpuni, seperti takhijul hadits, ushul fikih dan manthiq, agar mampu mengecek kebenarannya secara berimbang," paparnya.


Era digital, lanjutnya, menuntut tradisi literasi dari generasi milenial. Kompetensi untuk membaca berita yang sehat diharapkan menolak peredaran hoaks. Mereka tidak hanya dituntut kritis bermedsos. Tapi juga mampu menghasilkan karya sebagai produk tradisi literasi yang dikembangkan. 


Dosen STAI Darussalam Nganjuk ini juga mengajak praktik membuat berita. Konten kegiatan yang positif seperti itu harus terus disebar di berbagai medsos yang dimiliki. Dan terpilih tiga peserta yang tulisannya mendapat hadiah buku dari pemateri. 


Ditemui usai acara, ketua panitia Nabil Hilmi menegaskan akan ada kegiatan lanjutan dari seminar ini. Tindak lanjut akan disusun kegiatan bimbingan menulis beberapa kali pertemuan. Produknya diharapkan berupa buku, baik yang fiksi maupun non-fiksi. "Teknisnya akan dimusyawarahkan, agar ditata lagi," pungkasnya.

 

Kontributor: Abu Jauhar


Daerah Terbaru