Daerah

Lailatul Qiroah, Agenda Rutin PRNU Sambongdukuh Peringati Nuzulul Qur'an

Rabu, 19 Maret 2025 | 18:44 WIB

Lailatul Qiroah, Agenda Rutin PRNU Sambongdukuh Peringati Nuzulul Qur'an

Lailatul Qiroah PRNU Sambongdukuh di Masjid Minhajul Asfiya', Sambongdukuh, Jombang, Senin (17/3/2025). (Foto: NU Online Jombang/Ira Wahyu Wardhani)

NU Online Jombang,
Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Sambongdukuh, Jombang semarakkan peringatan nuzulul qur'an dengan menggelar lailatul qiroah di halaman Masjid Minhajul Asfiya', Sambongdukuh, Jombang, Senin (17/3/2025).


H Dzulkhoiri, Ketua PRNU Sambongdukuh mengatakan, lailatul qiroah adalah sebuah kegiatan rutin tahunan dalam rangka memperingati nuzulul qur'an di Bulan Ramadhan.


Ia menuturkan, tujuan acara ini ialah untuk mengupgrade jiwa qurani di era digital, memotivasi masyarakat agar dapat memperbaiki bacaan-bacaan ayat suci Al-Qur’an di era digital saat ini.


“Kita harus menjadi teladan bagi masyarakat tentang bagaimana cara membaca Al-Qur'an yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah, aturan serta norma-norma hukum yang terkandung di dalamnya,” ungkapnya.


Pria yang akrab disapa Dzulkhoiri ini menjelaskan, dalam acara ini terhitung ada 15 qori’ yang hadir. Terdiri dari 4 qori’ istimewa dan 11 qori' yang berasal dari Sambongdukuh sendiri.


"Qori’ yang hadir ini istimewa, ada Ustadz Soeharto yang merupakan juara qori’ se-Jawa Timur. Ada juga qori’-qori' hebat yang sudah memenangkan beragam kompetisi di berbagai daerah Indonesia seperti Ustadz Habib Kurniawan, Ustadz Muhammad Aminudin dan Ustadz Afif Ashari," jelasnya.


Di samping itu, acara ini juga mendapat apresiasi dari berbagai elemen, baik dari pemerintah desa setempat, maupun sejumlah badan otonom (Banom) NU.


"Alhamdulillah acara ini terbilang sangat meriah. Antusiasme masyarakat juga sangat terasa, buktinya ada sekitar 350 warga yang turut hadir," ungkapnya.


Untuk diketahui, dalam acara ini juga ada pemberian tali asih sebagai bentuk apresiasi PRNU Sambongdukuh untuk 36 masjid dan mushala, 11 guru ngaji, serta 6 sahabat Banser.