• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Selasa, 30 April 2024

Daerah

Ketua RMINU Jombang Beberkan Skema IPNU-IPPNU Bentuk Komisariat di Sekolah atau Pesantren

Ketua RMINU Jombang Beberkan Skema IPNU-IPPNU Bentuk Komisariat di Sekolah atau Pesantren
Ketua RMINU Jombang H AR Jauharuddin Alfatich. (Foto: PAC IPNU IPPNU Jombang)
Ketua RMINU Jombang H AR Jauharuddin Alfatich. (Foto: PAC IPNU IPPNU Jombang)

NU Online Jombang,

Ketua Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Jombang, H AR Jauharuddin Alfatich menjelaskan tentang skema terbaik ketika Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) hendak mendirikan kepengurusan di sekolah/pesantren yang disebut komisariat. 

 

"Pondok pesantren punya kultur khas, punya jadwal yang tertata dan jelas. Punya figur sentral yaitu kiai. Pintu itu bisa dikategorikan pintu besar dan pintu kecil," kata pria yang akrab disapa Gus Rudin, sapaannya.

 

Gus Rudin menyampaikan hal ini dalam acara Diskusi Publik bertema 'Pimpinan Komisariat dan Pimpinan Komisariat Pondok Pesantren IPNU-IPPNU Dibubarkan/Dilanjutkan?' yang digelar oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kecamatan Jombang Kota di Gedung Bung Tomo Pemkab Jombang, Ahad (10/09/2023). 

 

Gus Rudin menerangkan, pintu besar yang dimaksud adalah kiai dan kepala sekolah. Di situ bisa masuk segala permasalahan, isu melalui pintu besar. Tapi ada satu pintu yang efektif yang semua masalah bisa dikerjakan, yaitu para pengurus pesantren atau waka di sekolah yang disebut pintu kecil. 

 

"Maka saya bisa memahami, ketika masuk di pintu besar, pasti ditanyai apa yang terjadi? Apa yang kamu lakukan di sini? Salah pintu. Ketika masuk di pintu kecil pasti langsung sinergi," ujarnya. 

 

Menurut Gus Rudin, dengan menggandeng bawahan kiai atau kepala sekolah, maka akan tercipta sinergi yang bagus antara pengurus IPNU-IPPNU dengan pihak lembaga yang akan diajak bekerja sama untuk mendirikan komisariat. 

 

"Ketika di madrasah/sekolah, minta waktu kepada kepala sekolah untuk presentasi. Kepala sekolah sudah punya jadwal, kurikulum sendiri. Maka yang terjadi adalah ditolak," ungkapnya. 

 

Maka, Gus Rudin menyarankan untuk langsung ke waka kesiswaan. Gus Rudin juga menyarankan IPNU-IPPNU masuk ke sekolah ketika para siswa berkegiatan di luar pelajaran saat jam nol. 

 

"Kita bisa masuk ke sana, carilah waktu di mana murid sedang tidak ada pelajaran. Saya yakin itu di situ guru menyambut dengan gembira," pungkasnya. 


Editor:

Daerah Terbaru