Fahruddin Faiz Jelaskan Makna Cinta menurut Filsafat dan Tasawuf
Ahad, 10 September 2023 | 10:36 WIB

Dr Fahruddin Faiz dalam acara Seminar Nasional yang diadakan oleh PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Jombang Kota di Gedung Bung Tomo Pemkab Jombang pada Sabtu (09/09/2023). (Foto: PAC IPNU IPPNU Jombang)
Achmad Subakti
Kontributor
NU Online Jombang,
Cinta sulit didefinisikan, karena cinta itu dominan berhubungan dengan rasa. Bukan berarti tidak ada, bukan berarti tidak konkrit atau aktual. Karena segala sesuatu yang berkaitan dengan rasa, jalan terbaik memahaminya adalah dengan mengalaminya.
Hal ini disampaikan oleh Pakar Filsafat sekaligus Doktor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fahruddin Faiz dalam acara Seminar Nasional yang diadakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Jombang Kota di Gedung Bung Tomo Pemkab Jombang pada Sabtu (09/09/2023).
"Jadi, garis bawah pertama, cinta itu jenisnya rasa maka tidak mudah dijelaskan, jalan mudahnya dialami. Kalau sudah mengalami jatuh cinta maka akan sudah mengerti benar tentang apa itu cinta," kata Fahruddin, sapaannya.
Menurut Fahruddin, hanya yang mengalami yang dapat memahami apa yang dia rasakan. Jadi, karena cinta itu rasa, jika ingin paham maka seseorang harus jatuh cinta.
Syekh Abdurrahman Jami mengisahkan, ada seorang anak muda yang mendatangi seorang sufi. Anak muda itu berkata, "Ya Syekh, mohon saya dibaiat jadi sufi."
Baca Juga
Apapun, Cinta Itu Milik Allah SWT
"Kamu belum bisa jadi sufi, pulanglah dulu jatuh cinta terus patah hati lalu kembali lagi ke sini," jawab Syekh tersebut seolah menegaskan makna jatuh cinta adalah rasa.
Fahruddin melanjutkan, cinta itu anugerah sekaligus amanah. Anugerah dalam artian Allah yang menghendaki orang jatuh cinta.
Di dalam dunia tasawuf, cinta adalah bagian dari ahwal, cinta bukan maqam. Ahwal adalah kondisi jiwa yang dianugerahkan oleh Allah kepada manusia.
"Sebab itu, kita tidak bisa merencanakan saya harus cinta dengan siapa, tiba-tiba saja suka dengan dia. Padahal sejak semester 1 sudah ngobrol tapi kok semester 3 baru ada rasa," ujarnya.
Menurut Fahruddin, manusia tidak bisa merancang jatuh cinta pada siapa. Perkawinan bisa dirancang, namun cinta tidak bisa. Meskipun bisa diupayakan, ditumbuhkan tapi bisa saja gagal.
"Urusan cinta itu anugerah sepenuhnya hak prerogatif Allah," pungkasnya.
Terpopuler
1
Santri Tahfiz Diwisuda, Nyai Machfudhoh Tekankan Jaga Hafalan dan Akhlak Mulia
2
Menag Sebut Haji 2025 Berpotensi Menjadi Haji Akbar
3
Ini Desain dan Makna Logo Harlah Ke-75 Fatayat NU, Unduh di Sini
4
Memahami Makna Halal Bihalal menurut Prof Quraish Shihab
5
Halal Bihalal LTN MWCNU Diwek: Pompa Spirit Baru Tingkatkan Literasi dan Komitmen Rampungkan Buku
6
Harlah Ke-65, Ketua PMII Jombang Tekankan Semangat dan Konsistensi Berorganisasi
Terkini
Lihat Semua