NU Online Jombang,
Ada beberapa hal yang harus dimiliki ketika seseorang jatuh cinta, seperti yang tertuang dalam buku Art of Love karya Erich Fromm yang dijelaskan oleh Pakar Filsafat sekaligus Doktor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fahruddin Faiz.
Fahruddin Faiz menjelaskannya dalam acara Seminar Nasional yang diadakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Jombang Kota di Gedung Bung Tomo Pemkab Jombang pada Sabtu (09/09/2023).
"Yang pertama adalah knowledge (ilmu). Sebelum mencintai seseorang harus memiliki ilmu agar bisa mencintai dengan baik. Seperti, mencintai Allah harus paham ilmunya tidak hanya mengaku mencintai Allah saja. Harus lebih banyak belajar mengenai apapun yang Allah sukai, diridhoi, bahkan murkai Allah," katanya.
Jadi, mencintai harus berbasis pengetahuan. Jangan sampai perilaku kita kepada yang dicintai, niatnya membahagiakan justru menyusahkan. Sehingga kita terus kepo mencari informasi.
Fahruddin melanjutkan, yang kedua adalah respect, yaitu menghormati atau menghargai. Menurut seorang sastrawan Khalil Gibran, kekuatan cinta seperti tiang-tiang bangunan berdiri tegak di posisinya dan saling berjarak.
Maksudnya, jika semua tiang berada di tengah, maka kekuatan bangunan akan roboh. Begitu pula dengan sinar gitar yang mengeluarkan bunyi merdu jika berada di posisinya.
"Yang kita cintai itu manusia, dia mempunyai keinginan sendiri, dia punya gaya hidupnya sendiri, dia punya versi cara hidup yang dia sukai sendiri, kita harus menghargai. Tidak boleh memaksakan keinginan kita kepadanya. Kita hargai apapun yg ingin dia wujudkan, ini namanya respect," ujarnya.
Ketiga, care atau peduli. Ketika mencintai seseorang haruslah peduli dengan orang yang dicintainya, menjaganya supaya tidak terjadi hal buruk kepadanya. Care itu jika orang yang dicintai melakukan hal-hal yang merusak dirinya, maka kita melarangnya.
Yang keempat, responsibility atau tanggung jawab. Berbeda dengan peduli, tanggung jawab tidak hanya melarang namun juga secara tindakan.
"Tidak hanya marah-marah untuk mengatasi problem, namun juga datang untuk menyelesaikan problem. Seperti, tidak hanya mengucapkan bela sungkawa lewat grub WhatsApp namun juga datang langsung ke rumah jenazah," imbuhnya.
