Gus Kikin Kisahkan Sepak Terjang KH Asy’ari, Ayahanda KH Hasyim Asy’ari
Kamis, 17 April 2025 | 07:45 WIB

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz saat menghadiri Haul KH Asyari di Keras, Diwek, Jombang, Senin malam. (Foto: Tangkapan layar youtube Al-Asyari TV)
M Choirurrojikin
Kontributor
NU Online Jombang,
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz mengisahkan jejak sejarah Kiai Asy’ari, sosok penting dalam perkembangan tradisi pesantren di Jombang. Hal itu disampaikan saat acara peringatan haul KH Asy'ari bin Abdul Wahid pada Senin malam (14/4/2025).
Menurut KH Abdul Hakim Mahfudz, Kiai Asy'ari muda menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Nggedang, Kabupaten Jombang, sebuah pesantren yang diasuh oleh Kiai Usman. Pesantren Nggedang sendiri didirikan oleh Kiai Abdus Salam atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai Shihah.
"Di pesantren itulah Kiai Asy'ari belajar dan kemudian dinikahkan dengan putri Kiai Usman yang bernama Nyai Halimah," ujar Gus Kikin sapaan akrab KH Abdul Hakim Mahfudz.
Dari pernikahan tersebut, pasangan Kiai Asy’ari dan Nyai Halimah dikaruniai sebelas orang anak. Salah satu di antaranya adalah Muhammad Hasyim, yang kemudian lebih dikenal dengan nama KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan salah satu tokoh sentral dalam sejarah kebangkitan Islam di Nusantara.
KH Hasyim Asy’ari lahir di lingkungan Pondok Nggedang pada tanggal 24 Dzulqa’dah 1287 H atau bertepatan dengan 14 Februari 1871 M.
Lebih jauh, Gus Kikin juga menyampaikan bahwa Kiai Asy’ari muda memang sudah cukup menonjol dari sisi keilmuan. Sebagaimana ayahandanya, Kiai Abdul Wahid sosok ulama alim yang turut berperan dalam mengembangkan Islam di wilayah Kesultanan Surakarta. Saat itu Kiai Abdul Wahid juga dipercaya sebagai abdi ndalem di bawah pemerintahan Susuhunan Pakubuwono IV.
"Di masa itu, Pakubuwono IV yang menjadi raja di usia 22 tahun sangat gigih memperkuat syiar Islam. Dengan didampingi enam ulama termasuk KH Abdul Wahid, mereka turut membangun masjid, memperkuat pendidikan agama, dan menyebarkan ajaran Islam di wilayah Surakarta," jelasnya.
Kiai Asy’ari lahir pada tahun 1830 dan mendirikan Pondok Pesantren di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Jombang. Lewat pesantren tersebut, Kiai Asy’ari dikenal sebagai perintis tradisi keilmuan pesantren di kawasan Jombang.
Pesantren Keras termasuk pondok tua yang menjadi saksi awal berkembangnya tradisi keilmuan pesantren di daerah ini. Nama Kiai Asy’ari sebagai pendiri tak bisa dilepaskan dari sejarah panjang pendidikan Islam di tanah Jawa.
Di pesantren itu, ia mulai merintis tradisi pengajian kitab kuning, mendidik santri-santri muda, serta memperluas jejaring keilmuan pesantren di wilayah Jombang dan sekitarnya.
Dari kiprah Kiai Asy’ari, lahir generasi penerus yang kelak mengharumkan nama pesantren di Indonesia, salah satunya KH Hasyim Asy’ari. Warisan keilmuan dan nilai perjuangan itulah yang hingga kini masih hidup di pesantren-pesantren, tak hanya di Jombang, tapi di sejumlah penjuru Indonesia.
Terpopuler
1
Bupati Abah Warsubi Resmikan Kantor BMT NU Jombang, Diberi Nama Rumah Pergerakan Ekonomi Nahdliyin
2
Khutbah Jumat: 5 Cara agar Tak Tergoda dengan Rayuan dan Tipuan Setan
3
Membangun dan Menguatkan Rumah Pergerakan Ekonomi Nahdliyin
4
Hukum Vasektomi menurut 4 Mazhab
5
Lailatul Ijtima MWCNU Diwek Sarana Pererat Tali Silaturahim, Kiai Hamdi Ajak Nahdliyin Kompak
6
Meriahkan Harlah, Ansor di Jombang Gelar Berbagai Kegiatan dan Lomba Bertajuk Santri Expo 2025
Terkini
Lihat Semua