Daerah

Gus Heru Kisahkan Perjuangan KH Mochammad Najib Abdul Wahab

Sabtu, 24 Agustus 2024 | 18:39 WIB

Gus Heru Kisahkan Perjuangan KH Mochammad Najib Abdul Wahab

Gus Heru saat mengisahkan perjuangan KH Mochammad Najib Abdul Wahab. (Foto: YouTube Tambakberas TV)

NU Online Jombang,
Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang sukses menggelar haul KH Mochammad Najib Abdul Wahab yang ke-7, sosok ulama yang berjuang dalam bidang keilmuan dan organisasi Nahdlatul Ulama yang wafat pada tahun 1987. Acara tersebut diisi dengan pembacaan tahlil, doa bersama, dan tausiyah. 
 

Dalam sambutannya yang mewakili keluarga besar, KH Azzam Choiruman Najib yang kerap disapa Gus Heru menceritakan sejarah aktivitas dan perjuangan KH Mochammad Najib Abdul Wahab secara detail pada Kamis (22/8/2024).

 
“Kiai Najib lahirnya 9 September 1927. Beliau dikenal sebagai orang yang aktif dan selalu bergerak. Di usianya yang masih 12 tahun, kisaran tahun 1939-1942 beliau sudah menjadi anggota athfal (organisasi kepemudaan) mungkin kalau sekarang disebut dengan pramuka,” tuturnya.

 
Lebih lanjut, Gus Heru menjelaskan saat Kiai Najib berusia 18 tahun dan sudah menjadi anggota Hizbullah, divisi Sunan Ampel.
 

“Karena terlihat pandai dalam kemiliteran dan mengorganisir, pada tahun 1948-1949 beliau dijadikan anggota pasukan brigade TNI AD (penumpasan pemberontakan musuh di Madiun),” ungkap Gus Heru.

 
Tidak berhenti di sana, pada tahun 1949-1950 Kiai Najib aktif dalam pasukan khusus Condomowo Jombang.

 
Gus Heru melanjutkan, tahun 1951-1952 Kiai Najib dikirim ke Semarang oleh Kiai Wahab untuk mengikuti diklat pendidikan dan diklat dakwah sekaligus kader muda NU selama 2 tahun di Semarang yang dinamakan Kuliyyatul Mubalighin.

 
"Di tahun selanjutnya, tepat pada 1953-1957 Kiai Najib dikirim oleh Kiai Wahab untuk belajar di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Tahun 1956 dikirim belajar ke Al-Azhar Kairo, lalu tahun 1958-1961 menjadi ketua PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Mesir."

 
"Ketika masih belajar di Mesir, tahun 1959 Kiai Najib menjadi anggota gerakan pembebasan Irian Barat di Mesir. Tahun 1962 hingga 1964 beliau menjadi sekretaris PWNU di wilayah Jawa Tengah. Perjalanan organisasi beliau terus berlanjut, tahun 1964 menjadi anggota DPR-GR hingga tahun 1971,” lanjutnya.
 

Perjuangannya terus berlanjut, tahun 1967-1970 Kiai Najib menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
 

“Tahun 1978 kiai Najib menjadi pengasuh pondok pesantren Bahrul ulum, Jombang. Tahun 1980 diberi tugas menjadi ketua PP (RMI) Robtihoh Ma’ahid Islamiyah hingga 1985,” tutur putra kiai Najib tersebut. 


Kiai Najib dengan keuletannya di bidang NU, pada tahun 1985 terpilih menjadi Rais Syuriah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur hingga tahun 1987.


“Beliau wafat pada 10 Oktober 1987, kisah sejarah riwayat perjuangan Kiai Najib yang tidak berhenti terus bergerak hingga akhir hayat di bidang keilmuan dan organisasi NU. Kami (putra-putri) mohon doanya agar bisa meneruskan sekaligus melestarikan apa yang sudah dilakukan oleh Kiai Najib,” pungkasnya.