Daerah

Guru PAI Diharap Terus Tingkatkan Kompetensi

Senin, 23 Desember 2024 | 20:00 WIB

Guru PAI Diharap Terus Tingkatkan Kompetensi

Seminar nasional, rangkaian Konferwil AGPAll Provinsi Jawa Timur digelar di Pondok Pesantren Kalimasada Desa Bangsri Plandaan Jombang, Ahad (22/12/2024). (Foto: NU Online Jombang/Mukani)

NU Online Jombang, 
Seminar nasional dalam rangkaian Konferensi Wilayah (Konferwil) Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Seluruh Indonesia (AGPAII) Provinsi Jawa Timur digelar di Pondok Pesantren Kalimasada Desa Bangsri Plandaan Jombang, Ahad (22/12/2024) Acara diikuti sedikitnya 300 peserta.


Hadir sebagai pemateri adalah Endang Zenal, Ketua Umum DPP AGPAll. Juga Amak Burhanuddin, Kepala Bidang PAI pada Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Tema yang diangkat membangun sinergis meningkatkan kualitas guru PAI demi kemajuan NKRI.


Saat memaparkan materi, Zenal menjelaskan bahwa masih ada regulasi yang menyebabkan guru-guru PAI belum bisa jadi pengawas pembina sekolah. "Karena belum ada kompetensi manajerial bagi guru PAI," ujarnya.


Mereka, kata dia, harus sudah mengikuti diklat pengawas dan pindah kepegawaian ke Dinas Pendidikan dahulu. "Guru PAI baru bisa diangkat menjadi pengawas pembina sekolah," ujar kepala SMKN 3 Indramayu, Jawa Barat ini.


Sedangkan Amak lebih menekankan kepada para guru PAI yang sudah lulus sertifikasi untuk terus meningkatkan kompetensinya. Tidak sekadar berasal dari pengawas dari Kementerian Agama. "Baik itu dilakukan secara offline maupun online," tegasnya.


Ditemui di lokasi acara, Sekretaris Jenderal DPP AGPAII Ahmad Budiman menambahkan bahwa sekarang AGPAII sudah berdiri di 34 provinsi. "Setidaknya sudah ada di 450 kabupaten/kota dan 6.000 lebih kecamatan di seluruh Indonesia," ujarnya.


Roh dari AGPAll, imbuhnya, tetap advokasi kepada para guru PAI. "Dan konsekuensi dari advokasi itu harus ada peningkatan kompetensi," bebernya.


Perjuangan AGPAIl, lanjutnya, fokus kepada empat prioritas. Yaitu rekrutmen, pembinaan, karier dan kesejahteraan bagi guru PAI. 


"Sebagai contoh adalah tunjangan profesi guru (TPG) ke-13 dan TPG THR bagi guru PAI yang  belum cair, itu kita kawal," ujarnya.


Kasus ini menurutnya terjadi karena masih belum sinkron antara pemahaman pemerintah daerah dengan pihak Kementerian Agama. "Tapi semoga ke depan bisa terwujud," harapnya.


Meski demikian, AGPAII diakui sangat mendukung program transformasi guru PAI yang digagas oleh Direktorat PAIS Kemenag RI. "Sehingga guru PAI ke depan bisa cepat mengikuti pelatihan profesi guru (PPG)," katanya.


Dirinya dan jajaran DPP AGPAII berharap agar pengurus DPW AGPAII Jawa Timur ke depan bisa lebih aktif dalam menggerakkan berbagai potensi guru PAl yang ada di Jawa Timur. "Terlebih penguatan jaringan bagi kemajuan AGPAll, mulai kabupaten/kota hingga kecamatan," pintanya.


Dijumpai setelah acara, Ahmad Budiyanto mengaku senang mengikuti seminar ini. Dirinya bersama rombongan datang dari Ponorogo. "Bersama naik dua bis besar, tujuh minibus dan beberapa mobil pribadi," ujar guru PAI di SDN ini.


Dirinya berharap keluh kesah yang disampaikan bisa diwujudkan oleh para pemangku kebijakan. "Baik yang ada di lingkup Kementerian Agama maupun di jajaran AGPAll," pungkasnya.