• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Rabu, 24 April 2024

Daerah

Bentuk Nyata Toleransi, Ansor Siapkan 1000 Pasukan Banser dalam Pengamanan Natal 2022

Bentuk Nyata Toleransi, Ansor Siapkan 1000 Pasukan Banser dalam Pengamanan Natal 2022
Gus Fiqi, Ketua PC GP Ansor Jombang saat memberikan sambutan terkait kerja sama dengan TNI/Polri dalam mengerahkan pasukan Banser untuk pengamanan perayaan Natal.
Gus Fiqi, Ketua PC GP Ansor Jombang saat memberikan sambutan terkait kerja sama dengan TNI/Polri dalam mengerahkan pasukan Banser untuk pengamanan perayaan Natal.

NU Online Jombang,

Sebagai bentuk toleransi antar umat beragama, Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Kabupaten Jombang menyiapkan 1000 pasukan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) untuk pengamanan perayaan Hari Natal tahun 2022. Seribu pasukan Banser rencana akan disebar di berbagai tempat beribadah umat nasrani yang ada di kota Santri.

 

Bersama dengan personil TNI dan Polri, Banser akan melakukan pengamanan di Gereja-gereja Jombang.

 

"Yang jelas kami telah menyiapkan seribu pasukan Banser. Jumlah yang diturunkan ke lapangan akan disesuaikan dengan permintaan dari pihak Polri sebagai kordinator sekaligus penanggung jawab pengamanan perayaan Natal 2022. Kami akan selalu siap jika diminta bantuan terkait keamanan," kata Taufiqi Fakkarudin Assilahi ketua PC GP Ansor Jombang, Sabtu (24/12/2022). 

 

Menurut pemuda yang akrab disapa Gus Fiqi ini, keterlibatan Ansor dan Banser dalam penjagaan Gereja tersebut adalah bentuk toleransi. Selain itu, hal tersebut juga merupakan bagian dari ajaran agama Islam tentang menularkan kebaikan pada sesama.

 

"Jiwa toleransi itu harus tetap ditanamkan dalam hati. Meskipun tidak seiman dengan kami, setidaknya mereka masih sebangsa dengan kita. Mereka patut mendapatkan keamanan di Negeri ini," terangnya. 

 

Gus Fiqi sangat yakin kegiatan menjaga gereja tak akan memudarkan keimanan dari anggota Ansor dan Banser sedikitpun. Justru akan menambah rasa toleransi dan memperkuat prinsip dalam moderasi beragama. 

 

Seperti yang diketahui, moderasi beragama merupakan cara pandang kita dalam beragama secara moderat. Moderasi beragama memiliki arti mengedepankan keseimbangan dalam hal keyakinan moral dan watak sebagai ekspresi sikap keagamaan individu atau kelompok tertentu di tengah keberagaman dan kebhinekaan fakta sosial yang melingkupi kita.

 

Sementara, diketahui bahwa ekstremisme, radikalisme, ujaran kebencian (hate speech), hingga retaknya hubungan antar umat beragama, merupakan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. 

 

"Indonesia ini beragam, kemajemukan itu tidak bisa hanya disikapi dengan prinsip keadilan. Namun, juga harus diimbangi dengan prinsip kebaikan," ujar Gus Fiqi. 

 

Selain itu, lanjut dia, sikap moderat dan moderasi ialah sikap dewasa yang baik dan sangat diperlukan. Radikalisasi dan radikalisme, kekerasan dan kejahatan, termasuk ujaran kebencian atau caci maki dan hoaks, terutama atas nama agama, adalah kekanak-kanakan, jahat, memecah belah, merusak kehidupan, patologis, tidak baik dan tidak perlu. 

 

Ia menambahkan, keragaman dalam beragama itu niscaya, tidak mungkin dihilangkan. Ide dasar moderasi adalah untuk mencari persamaan dan bukan mempertajam perbedaan. Jika dielaborasi lebih lanjut, ada beberapa alasan utama mengapa perlu moderasi beragama. 

 

"Selain toleransi, Kader Ansor dan Banser juga harus menanamkan jiwa moderasi beragama. Toleransi dan moderasi tak perlu lagi diperdebatkan dalam hal teori. Namun, Ansor dan Banser Jombang sudah memulainya dari tindakan yang nyata," ujar Gus Fiqi.


Daerah Terbaru