Bahtsul Masail Nasional, Peserta Diingatkan Tidak Unggulkan Kepintaran Diri
Selasa, 20 Desember 2022 | 08:36 WIB

Pelaksanaan Bahtsul Masail Nasional di Tebuireng yang juga sekaligus memperingati haul Gus Dur (Foto: Tebuireng online)
Achmad Subakti
Kontributor
NU Online Jombang,
Dalam rangka memperingati Haul 13 tahun wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Pondok Pesantren Tebuireng & Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Asosiasi Ma'had Aly (Amali) menggelar Bahtsul Masail Nasional bertempat di Masjid Ulul Albab Pesantren Tebuireng pada Senin (19/12/2023) hingga Selasa (20/12/2023).
Ketua Panitia, Ustadz Ahmad Shiddiqur Rozaq menjelaskan, Bahtsul Masail Nasional ini kembali dilaksanakan setelah vakum 3 tahun lamanya di Pesantren Tebuireng karena dampak Covid-19.Â
"Meski begitu, dampak Covid-19 ini rasanya belum berlalu. Sebab hari ini untuk formasi bangku yang ada, kita masih social distancing dengan disekat plastik. Bukan karena Covid-19 tapi karena adanya kotoran burung yang berasal dari atas. Jadi, tidak bisa merapatkan barisan seperti yang diterapkan oleh Argentina semalam. Walau akhirnya jebol juga," kelakarnya.
Perlu diketahui, lanjut Ustadz Rozaq, bahwa judul "Bahtsul Masail Nasional" ini juga tidak hanya judul saja. Karena delegasi yang hadir tidak hanya dari pulau Jawa saja melainkan juga peserta dari Sulawesi.Â
"Untuk acara kali ini, kami di tim Riyadhotut Tholabah, itu adalah sebuah wadah. Kalau di pesantren lain namanya LPM. Di sini pengurus Riyadhotut Tholabah bekerja sama dengan Dema Amali. Sehingga kebanyakan peserta ini berasal dari Ma'had Aly seluruh Indonesia," ungkapnya.
Wakil Presidium Nasional Dema Amali, Ustadz Iqomatus Subchi mengatakan, pada Bahtsul Masail ini yang terpenting adalah mengkaji dan mengingat bahwa kali ini tengah memperingati wafatnya seorang yang sangat hebat. Yang telah memberi kontribusi luar biasa bagi bangsa dan negara.Â
Maka, lanjutnya, melalui Bahtsul Masail ini pun, ia berharap peserta agar open minded kalau Bahtsul Masail bukan ajang mempertontonkan siapa yang paling pintar dan siapa yang paling menjadi singa karena peserta kebayakan adalah Mahasantri. Bahtsul Masail ini dilakukan untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada.
"Di samping inilah ibarot terbaik yang dimiliki, kita juga harus mempertontonkan solusi terbaik yang kita berikan. Harapannya nanti, mungkin seperti yang dilakukan Amali. Jadi, ada Bahtsul Masail qonuniyah tentang membuat aturan-aturan lain itu kita juga bisa lakukan," lanjutnya.
Karena sistem Bahtsul Masail ini merupakan adat dari pesantren, tentunya ini pasti hal yang baik. Karena kita diajari Masyayikh-masyayikh yang pengalamannya tidak diragukan lagi. Maka, ia berharap Mahasantri harus berinovasi dan berkontribusi baik untuk diri sendiri dan juga bangsa ini.
Terpopuler
1
Latih Jiwa Kewirausahaan Siswa, RA-MI Gondekan, Jombang Gelar Bazar Tahunan
2
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Ibnu Atoillah, Kaligrafer Muda Jombang Yang Berhasil Masuk Nominasi IRCICA Turki 2025
5
Sepak Terjang Farida Mawardi, Memimpin Organisasi Pelajar Putri NU di Masa Sulit (Periode 1963-1966)
6
Pra-Bahtsul Masail: LF PBNU Susun Standar Penerimaan Laporan Rukyat
Terkini
Lihat Semua