• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 29 Maret 2024

Daerah

Bahtsul Masail Nasional, Peserta Diingatkan Tidak Unggulkan Kepintaran Diri

Bahtsul Masail Nasional, Peserta Diingatkan Tidak Unggulkan Kepintaran Diri
Pelaksanaan Bahtsul Masail Nasional di Tebuireng yang juga sekaligus memperingati haul Gus Dur (Foto: Tebuireng online)
Pelaksanaan Bahtsul Masail Nasional di Tebuireng yang juga sekaligus memperingati haul Gus Dur (Foto: Tebuireng online)

NU Online Jombang,

Dalam rangka memperingati Haul 13 tahun wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Pondok Pesantren Tebuireng & Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Asosiasi Ma'had Aly (Amali) menggelar Bahtsul Masail Nasional bertempat di Masjid Ulul Albab Pesantren Tebuireng pada Senin (19/12/2023) hingga Selasa (20/12/2023).

 

Ketua Panitia, Ustadz Ahmad Shiddiqur Rozaq menjelaskan, Bahtsul Masail Nasional ini kembali dilaksanakan setelah vakum 3 tahun lamanya di Pesantren Tebuireng karena dampak Covid-19. 

 

"Meski begitu, dampak Covid-19 ini rasanya belum berlalu. Sebab hari ini untuk formasi bangku yang ada, kita masih social distancing dengan disekat plastik. Bukan karena Covid-19 tapi karena adanya kotoran burung yang berasal dari atas. Jadi, tidak bisa merapatkan barisan seperti yang diterapkan oleh Argentina semalam. Walau akhirnya jebol juga," kelakarnya.

 

Perlu diketahui, lanjut Ustadz Rozaq, bahwa judul "Bahtsul Masail Nasional" ini juga tidak hanya judul saja. Karena delegasi yang hadir tidak hanya dari pulau Jawa saja melainkan juga peserta dari Sulawesi. 

 

"Untuk acara kali ini, kami di tim Riyadhotut Tholabah, itu adalah sebuah wadah. Kalau di pesantren lain namanya LPM. Di sini pengurus Riyadhotut Tholabah bekerja sama dengan Dema Amali. Sehingga kebanyakan peserta ini berasal dari Ma'had Aly seluruh Indonesia," ungkapnya.

 

Wakil Presidium Nasional Dema Amali, Ustadz Iqomatus Subchi mengatakan, pada Bahtsul Masail ini yang terpenting adalah mengkaji dan mengingat bahwa kali ini tengah memperingati wafatnya seorang yang sangat hebat. Yang telah memberi kontribusi luar biasa bagi bangsa dan negara. 

 

Maka, lanjutnya, melalui Bahtsul Masail ini pun, ia berharap peserta agar open minded kalau Bahtsul Masail bukan ajang mempertontonkan siapa yang paling pintar dan siapa yang paling menjadi singa karena peserta kebayakan adalah Mahasantri. Bahtsul Masail ini dilakukan untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada.

 

"Di samping inilah ibarot terbaik yang dimiliki, kita juga harus mempertontonkan solusi terbaik yang kita berikan. Harapannya nanti, mungkin seperti yang dilakukan Amali. Jadi, ada Bahtsul Masail qonuniyah tentang membuat aturan-aturan lain itu kita juga bisa lakukan," lanjutnya.

 

Karena sistem Bahtsul Masail ini merupakan adat dari pesantren, tentunya ini pasti hal yang baik. Karena kita diajari Masyayikh-masyayikh yang pengalamannya tidak diragukan lagi. Maka, ia berharap Mahasantri harus berinovasi dan berkontribusi baik untuk diri sendiri dan juga bangsa ini.


Daerah Terbaru