• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 19 April 2024

Bahtsul Masail

Kesalahan Kelompok yang Menganggap Indonesia adalah Negara Thaghut

Kesalahan Kelompok yang Menganggap Indonesia adalah Negara Thaghut
Ilustrasi bendera Indonesia. (Foto; Freepik)
Ilustrasi bendera Indonesia. (Foto; Freepik)

Deskripsi Masalah:

Pandangan kenegaraan yang dianut oleh jamiyah Nahdlatul Ulama mengikuti sistem kenegaraan non-khilafah. eksistensi negara mengharuskan adanya ketaatan kepada pemerintah. Hal ini berimplikasi terhadap penerapan hukum negara, hukum tata negara yang mengatur seluruh aspek warga negara di Indonesia.


Namun, dalam tradisi Nahdlatul Ulama mendasarkan sendi kehidupan dalam beragama masih dipegang teguh. Konsekuensi ini menimbulkan berbagai kajian ilmiah keagamaan dalam mengurai pola hubungan agama dengan negara. 


Di dalam surat Al-Baqarah ayat 208 Allah berfirman:


يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً (البقرة: 208)


Di surat Al-Maidah ayat 44,45,47 Allah berfirman:


وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ (44)} [المائدة: 44
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (45)} [المائدة: 45]
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (47)} [المائدة: 47]


Terkait hal tersebut di atas terdapat kelompok ormas tertentu yang meyakini bahwa sistem kenegaraan di Indonesia adalah thaghut, tidak memenuhi kriteria syariat dan sebagainya. Hal ini didasarkan terhadap dasar negara yang tidak berazaskan Islam, sehingga pesan dari ayat yang tertera di atas menurut mereka tidak terpenuhi di Indonesia ini. 


Pertanyaan:

Bagaimana tuduhan kelompok tertentu bahwa Negara Indonesia adalah negara thaghut berdasarkan ayat-ayat di atas menurut konsepsi ulama?
 

Jawaban:

Tuduhan sebagian kelompok yang mengatakan negara Indonesia adalah negara thaghut adalah tidak tepat, sebab tidak memungkinkan menerapkan beberapa hukum seperti qishas, rajam dan semisalnya pada hakikatnya termasuk bagian dari penerapan syariat secara kaffah.


Dalam konteks hukum-hukum Islam yang tidak memungkinkan diterapkan di Indonesia, bila dipaksakan justru menimbulkan kemungkaran yang lebih besar, maka hukum menerapkannya juga haram.


Pemerintahan merupakan sarana penegakan amar ma’ruf nahi munkar. Dan penerapan amar ma’ruf nahi munkar harus menjamin keamanan jiwa raga, harta benda dan kehormatan serta tidak sampai menimbulkan mafsadah yang lebih besar.


Referensi:

الطرق الحكمية في السياسة الشرعية ـ مشكول (ص: 16
) فَصْلٌ ) وَقَالَ ابْنُ عَقِيلٍ فِي الْفُنُونِ " : جَرَى فِي جَوَازِ الْعَمَلِ فِي السَّلْطَنَةِ بِالسِّيَاسَةِ الشَّرْعِيَّةِ : أَنَّهُ هُوَ الْحَزْمُ ، وَلَا يَخْلُو مِنْ الْقَوْلِ بِهِ إمَامٌ .فَقَالَ شَافِعِيٌّ : لَا سِيَاسَةَ إلَّا مَا وَافَقَ الشَّرْعَ .فَقَالَ ابْنُ عَقِيلٍ : السِّيَاسَةُ مَا كَانَ فِعْلًا يَكُونُ مَعَهُ النَّاسُ أَقْرَبَ إلَى الصَّلَاحِ ، وَأَبْعَدَ عَنْ الْفَسَادِ ، وَإِنْ لَمْ يَضَعْهُ الرَّسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَلَا نَزَلَ بِهِ وَحْيٌ ، فَإِنْ أَرَدْت بِقَوْلِك : " إلَّا مَا وَافَقَ الشَّرْعَ " أَيْ لَمْ يُخَالِفْ مَا نَطَقَ بِهِ الشَّرْعُ : فَصَحِيحٌ .وَإِنْ أَرَدْت : لَا سِيَاسَةَ إلَّا مَا نَطَقَ بِهِ الشَّرْعُ : فَغَلَطٌ ، وَتَغْلِيطٌ لِلصَّحَابَةِ فَقَدْ جَرَى مِنْ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ مِنْ الْقَتْلِ وَالتَّمْثِيلِ مَا لَا يَجْحَدُهُ عَالِمٌ بِالسُّنَنِ ، وَلَوْ لَمْ يَكُنْ إلَّا تَحْرِيقُ عُثْمَانَ الْمَصَاحِفَ .فَإِنَّهُ كَانَ رَأْيًا اعْتَمَدُوا فِيهِ عَلَى مَصْلَحَةِ الْأُمَّةِ ، وَتَحْرِيقُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ الزَّنَادِقَةَ فِي الْأَخَادِيدِ وَقَالَ : لَمَّا رَأَيْت الْأَمْرَ أَمْرًا مُنْكَرًا أَجَّجْت نَارِي وَدَعَوْت قَنْبَرًا وَنَفْيُ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لِنَصْرِ بْنِ حَجَّاجٍ

 

Artinya: Menurut pendapat Imam Ibnu Aqil: Siasah adalah perlakuan kepada manusia yang bisa mendekatkan kepada kebaikan atau kemaslahatan dan menjauhkan dari kerusakan walaupun tidak diterapkan Rasulullah saw dan tidak ada wahyu yang turun, ketika siasah harus sesuai dengan syara' diartikan harus tidak berbeda dari apa yang dikeluarkan syara', maka benar, akan tetapi jika diartikan siasah harus mengikuti apa kata syara', maka kurang tepat.

 

حاشية الجمل على شرح المنهج = فتوحات الوهاب بتوضيح شرح منهج الطلاب (5/ 182
(وَبِأَمْرٍ بِمَعْرُوفٍ وَنَهْيٍ عَنْ مُنْكَرٍ) أَيْ الْأَمْرِ بِوَاجِبَاتِ الشَّرْعِ وَالنَّهْيِ عَنْ مُحَرَّمَاتِهِ إذَا لَمْ يَخَفْ عَلَى نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ عَلَى غَيْرِهِ مَفْسَدَةً أَعْظَمَ مِنْ مَفْسَدَةِ الْمُنْكَرِ الْوَاقِعِ

 

Artinya: Amar ma’ruf nahi munkar adalah memerintah sesuatu yang diwajibkan syariat dan mencegah sesuatu yang diharamkan syariat, dengan syarat tidak takut akan terjadi sesuatu kerusakan yang lebih besar dari kemungkaran yang ada pada saat itu terhadap dirinya, hartanya atau orang lain.


المجموع شرح المهذب (2/ 281
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ (مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ


Artinya: Rasulullah saw bersabda: Jauhilah sesuatu yang aku larang, dan lakukanlah sesuatu yang aku perintah semampunya.


كفاية الأخيار في حل غاية الاختصار (ص: 485
(فرع) سَرِقَ شَخْصٌ طَعَامًا فِي وَقْتِ الْقَحْطِ وَالْمَجَاعَةِ فَإِنْ كَانَ يُوْجَدُ عَزِيزًا بِثَمَنٍ غَالٍ قُطِعَ وَإِن كَانَ لَا يُوْجَدُ وَلَا يَقْدِرُ عَلَيْهِ فَلَا قَطْعَ وَعَلى هَذَا يُحْمَلُ مَا جَاءَ عَن عُمَرَ رَضِي الله عَنهُ لَا قَطْعَ فِي عَامِ الْمَجَاعَةِ وَالله أعلم


Artinya: Seseorang yang mencuri makanan pada saat masa sulit atau pada saat kelaparan, maka dipotong tangannya jika ia masih mampu membeli makanan, akan tetapi barangnya langka dan harganya mahal. Dan tidak dipotong tangannya apabila ia tidak mampu membeli makanan tersebut. 


تفسير الرازي = مفاتيح الغيب أو التفسير الكبير (12/ 367
ثُمَّ إِنَّهُ أَتْبَعَ هَذَا الْبُرْهَانَ الْبَاهِرَ بِالْوَعِيدِ الشَّدِيدِ فَقَالَ: وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِما أَنْزَلَ اللهُ فَأُولئِكَ هُمُ الْكافِرُونَ وَفِيهِ مَسْأَلَتَانِ:
الْمَسْأَلَةُ الْأُولَى: الْمَقْصُودُ مِنْ هَذَا الْكَلَامِ تَهْدِيدُ الْيَهُودِ فِي إِقْدَامِهِمْ عَلَى تَحْرِيفِ حُكْمِ اللَّه تَعَالَى فِي حَدِّ الزَّانِي الْمُحْصَنِ، يَعْنِي أَنَّهُمْ لَمَّا أَنْكَرُوا حُكْمَ اللهِ الْمَنْصُوصَ عَلَيْهِ فِي التَّوْرَاةِ وَقَالُوا: إِنَّهُ غَيْرُ وَاجِبٍ، فَهُمْ كَافِرُونَ عَلَى الْإِطْلَاقِ، لَا يَسْتَحِقُّونَ اسْمَ الْإِيمَانِ لَا بِمُوسَى وَالتَّوْرَاةِ وَلَا بِمُحَمَّدٍ وَالْقُرْآنِ.
الْمَسْأَلَةُ الثَّانِيَةُ: قَالَتِ الْخَوَارِجُ: كُلُّ مَنْ عَصَى اللهَ فَهُوَ كَافِرٌ. وَقَالَ جُمْهُورُ الْأَئِمَّةِ: لَيْسَ الْأَمْرُ كَذَلِكَ، أَمَّا الْخَوَارِجُ فَقَدِ احْتَجُّوا بِهَذِهِ الْآيَةِ وَقَالُوا: إِنَّهَا نَصٌّ فِي أَنَّ كُلَّ مَنْ حَكَمَ بِغَيْرِ مَا أَنْزَلَ اللهُ فَهُوَ كَافِرٌ، وَكُلُّ مَنْ أَذْنَبَ فَقَدْ حَكَمَ بِغَيْرِ مَا أَنْزَلَ اللهُ فَوَجَبَ أَنْ يَكُونَ كَافِرًا


Pada lafal berikut:

“وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِما أَنْزَلَ اللهُ فَأُولئِكَ هُمُ الْكافِرُونَ” 

Terdapat dua pembahasan:

  1. Yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah menakut-nakuti orang Yahudi karena mereka mengubah hukum Allah dalam masalah had zina muhshan, yakni ketika mereka ingkar terhadap hukum Allah dalam kitab Taurat maka mereka mengatakan “itu tidak wajib”. Secara mutlak mereka adalah orang kafir tidak layak dikatakan mereka mempunyai iman kepada Allah, Nabi Musa as, Kitab Taurat, Nabi Muhammad saw dan Al-Qur’an.
  2. Orang-orang Khawarij berpendapat bahwa semua orang yang maksiat kepada Allah adalah kafir. Jumhur ulama mengatakan bahwa tidak demikian. Orang-orang Khawarij berdalih dengan ayat di atas, dan mereka mengatakan bahwa ayat tersebut adalah nash, bahwa setiap orang yang mengeluarkan hukum dengan selain hukum yang diturunkan Allah maka orang tersebut kafir dan setiap orang yang melakukan dosa maka ia tidak sesuai dengan hukum yang diturunkan Allah, maka ditetapkan sebagai seorang kafir.


Catatan:
Penjelasan atau uraian di atas merupakan hasil bahtsul masail yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang (PC) Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kabupaten Jombang.


Bahtsul Masail Terbaru