Annisa Rahma
Kontributor
Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang istimewa dalam Islam. Letaknya di antara bulan Rajab dan Ramadhan sering membuatnya terlupakan, padahal bulan ini memiliki banyak keutamaan.
Sya’ban menjadi momen persiapan spiritual menjelang Ramadhan, di mana amal perbuatan manusia diangkat kepada Allah swt. Salah satu amalan yang dianjurkan di bulan ini adalah puasa, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Melansir artikel NU Online karya Ahmad Muntaha AM disebutkan, Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadiîn menjelaskan bahwa salah satu keutamaan puasa Sya’ban adalah memperoleh syafaat Rasulullah saw di hari kiamat. Rasulullah saw sendiri sangat mencintai bulan ini dan memperbanyak puasa di dalamnya.
Bulan Sya’ban memiliki keistimewaan sebagai salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah swt. Sayangnya, bulan ini sering kali luput dari perhatian karena berada di antara dua bulan besar, yaitu Rajab dan Ramadhan.
Padahal bulan ini juga dikenal sebagai bulan di mana amal manusia dilaporkan kepada Allah swt. Rasulullah saw bersabda bahwa beliau ingin amalnya diangkat dalam keadaan berpuasa. Oleh karena itu, puasa di bulan Sya’ban sangat dianjurkan agar ketika amal diperiksa, seseorang berada dalam keadaan ibadah.
Senada dengan Syekh Nawawi, Ibnu Hajar al-Haitami dalam al-Fatâwal Kubral Fiqhiyyah juga menganjurkan puasa Sya’ban sebagai bentuk mengikuti sunnah Nabi saw. Namun, beliau tidak menganjurkan untuk berpuasa selama sebulan penuh.
Menurutnya, puasa Sya’ban lebih utama dilakukan pada separuh pertama bulan. Ini didasarkan pada hadits Abu Hurairah yang menyebutkan bahwa setelah pertengahan Sya’ban, dianjurkan untuk tidak berpuasa hingga Ramadhan tiba.
Rasulullah saw sendiri tidak berpuasa penuh di bulan Sya’ban agar umatnya tidak salah memahami hukumnya sebagai puasa wajib. Beliau hanya memperbanyak puasa sebagai ibadah sunnah.
Cara Melaksanakan Puasa Sya’ban
Bagi yang ingin menjalankan puasa Sya’ban, berikut adalah tata cara yang dianjurkan:
1. Niat Puasa
Niat bisa dilakukan sejak malam hari atau sebelum waktu zawal (matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal yang membatalkan puasa. Lafal niatnya berikut ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma sya’bâna lilâhi ta’âlâ.
Artinya,"Saya niat puasa Sya’ban karena Allah ta’âlâ."
2. Makan Sahur
Disunnahkan untuk makan sahur, dan yang paling utama dilakukan menjelang subuh sebelum waktu imsak.
3. Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan Puasa
Seperti puasa lainnya, seseorang harus menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa.
4. Menjaga Akhlak
Agar puasa lebih sempurna, dianjurkan untuk menghindari perkataan kotor, gibah, dan perbuatan maksiat lainnya.
5. Menyegerakan Berbuka
Saat waktu maghrib tiba, disunnahkan untuk segera berbuka puasa.
Dengan menjalankan puasa Sya’ban, Muslim dapat meneladani kebiasaan Rasulullah saw serta mendapat syafaatnya di hari kiamat.
Terpopuler
1
Jadwal dan Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Bahrain
2
Bagaimana Jika Zakat Fitrah Diberikan kepada Keluarga Sendiri? Ini Penjelasannya
3
Berkah Ramadhan, Pengusaha Janggelan di Jombang Alami Kenaikan Omzet 2 Kali Lipat
4
Setelah Kalahkan Bahrain, Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026 Masih Terbuka
5
Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal 1446 H Digelar 29 Maret Mendatang
6
Waktu Buka Puasa Hari Ini dan Besok Daerah Jombang Juga Tulungagung, Rabu-Kamis 26-27 Maret 2025
Terkini
Lihat Semua