Cara Melaksanakan Shalat Utaqa, 8 Rakaat di Bulan Syawal
Rabu, 16 April 2025 | 08:10 WIB
Redaksi
Penulis
Di antara ibadah penting yang dapat diamalkan pada bulan Syawal adalah shalat utaqa, shalat sunnah yang dilaksanakan 8 (delapan) rakaat. Bisa dilakukan pada malam hari atau di siang hari. Juga bisa dikerjakan pada tanggal berapa saja, sepanjang masih dalam bulan Syawal.
Shalat ini mengandung banyak keutamaan atau faedah. Di antaranya Allah mengampuni dosa-dosa orang yang mengerjakan shalat ini sebelum bangun dari sujudnya, dipermudah membayar utang, dipermudah dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, dan lain sebagainya.
Secara umum, cara melaksanakan shalat utaqa ini sama dengan shalat pada umumnya. Hanya saja ada beberapa ketentuan khusus, misalnya dalam jumlah rakaat dan tuntunan bacaannya. Dalam mengerjakan shalat ini, cukup berniat melaksanakan shalat sunnah mutlak sebanyak delapan rakaat.
Delapan rakaat tersebut bisa dipecah menjadi dua kali salam. Artinya, menyelesaikan empat rakaat, kemudian mengulanginya lagi dengan jumlah rakaat yang sama. Atau, membaginya dengan dua rakaat sebanyak empat kali salam. Penjelasan ini sebagaimana disebutkan dalam artikel NU Online karya Alhafiz Kurniawan.
Cara melaksanakan shalat utaqa
- Niat melaksanakan shalat sunnah mutlak
- Membaca surat Al-Fatihah
- Dilanjutkan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 15 kali
- Rukuk dengan bacaannya sebagaimana dalam shalat pada umumnya
- I'tidal dengan bacaan sebagaimana dalam shalat pada umumnya
- Sujud dengan bacaan sebagaimana dalam shalat pada umumnya
- Duduk di antara dua sujud (duduk iftirasy) dengan bacaan sebagaimana dalam shalat pada umumnya
- Sujud kembali dengan bacaan sebagaimana dalam shalat pada umumnya
- Berdiri untuk melanjutkan rakaat kedua dengan mengulangi bacaan dan gerakan pada rakaat kedua
- Salam
Usai salam di rakaat terakhir, dilanjutkan membaca tasbih (subhanallah wa bi hamdihi, subhanallahil adzim) 70 kali dan membaca shalawat (allahumma shallli ‘ala sayyidina Muhammad) 70 kali. Kemudian ditutup dengan doa lazimnya usai shalat.
Shalat ini dinamai shalat utaqa (shalat pembebasan) karena Allah swt akan membebaskan orang yang mengamalkan shalat sunah ini dari impitan utang dan Allah akan memenuhi hajat mereka. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mencantumkan hadits berikut ini perihal keutamaan shalat utaqa.
قال النبي صلى الله عليه وسلم: والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة إلا أنبع الله له ينابيع الحكمة في قلبه وأنطق به لسانه وأراه داء الدنيا ودواءها. والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة كما وصفت لا يرفع رأسه من آخر سجدة حتى يغفر الله له وإن مات مات شهيدا مغفورا له. والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة في السفر إلا سهل الله عليه السير والذهاب إلى موضع مراده. وإن كان مديونا قضى الله دينه. وإن كان ذا حاجة قضى الله حوائجه. والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة إلا أعطاه الله تعالى بكل حرف وبكل آية مخرفة في الجنة، قيل وما مخرفة يا رسول الله؟ قال صلى الله عليه وسلم: بساتين في الجنة يسير الراكب في ظل شجرة من أشجارها مئة سنة ثم لا يقطعها
Artinya, “Rasulullah saw bersabda, ‘Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini, melainkan Allah alirkan mata air hikmah di hatinya; Allah gerakkan lisannya untuk mengucapkan kalimat-kalimat mengandung hikmah; dan Allah perlihatkan kepadanya penyakit sekaligus obat dunia. Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini sebagaimana aku tunjukkan, melainkan Allah mengampuninya setiap kali ia mengangkat kepalanya dari sujud. Kalaupun ia meninggal, maka kematiannya dinilai sebagai syahid yang membawa ampunan Ilahi. Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini di perjalanan, melainkan Allah mudahkan perjalanan berangkat hingga pulang ke tempat yang dituju. Kalaupun ia tengah menanggung utang, niscaya Allah akan menutup utangnya. Kalaupun ia sedang berhajat, niscaya Allah luluskan hajatnya. Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini, melainkan Allah berikan kepadanya sebuah makhrafah untuk setiap huruf dan setiap ayat yang dibacanya.’ Sahabat bertanya, ‘Apa itu makhrafah ya Rasul?’ Rasulullah saw menjawab, ‘Makhrafah adalah sebuah taman di surga dimana seorang berkuda yang berjalan di bawah naungan salah satu pohon di dalamnya selama seratus tahun tidak juga mencapai tepi naungan itu,’” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan pertama, 1997 M/1417, juz II, halaman 249).
Demikian penjelasan mengenai shalat utaqa dan cara melaksanakannya. Mari kita amalkan ibadah ini sepanjang bulan Syawal masih belum berganti. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan menggerakkan hati kita untuk mempertebal ketakwaan dan keimanan.
Terpopuler
1
Bupati Abah Warsubi Resmikan Kantor BMT NU Jombang, Diberi Nama Rumah Pergerakan Ekonomi Nahdliyin
2
Khutbah Jumat: 5 Cara agar Tak Tergoda dengan Rayuan dan Tipuan Setan
3
Membangun dan Menguatkan Rumah Pergerakan Ekonomi Nahdliyin
4
Hukum Vasektomi menurut 4 Mazhab
5
Lailatul Ijtima MWCNU Diwek Sarana Pererat Tali Silaturahim, Kiai Hamdi Ajak Nahdliyin Kompak
6
Meriahkan Harlah, Ansor di Jombang Gelar Berbagai Kegiatan dan Lomba Bertajuk Santri Expo 2025
Terkini
Lihat Semua