Daerah

Musyran PRNU Tejo Tetapkan Muslih sebagai Rais dan Muhammad Na’am Nur sebagai Ketua

Rabu, 13 Agustus 2025 | 18:15 WIB

Musyran PRNU Tejo Tetapkan Muslih sebagai Rais dan Muhammad Na’am Nur sebagai Ketua

Rais PRNU Tejo, Muslih dan Ketua PRNU Tejo, Muhammad Na’am Nur. (Foto: PRNU Tejo)

NU Online Jombang,
Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Tejo, Mojoagung, melaksanakan Musyawarah Ranting (Musyran) di kantor Ranting NU Tejo pada Selasa (12/8/2025).


Dalam agenda Musyran tersebut, Muslih terpilih sebagai Rais dan Muhammad Na’am Nur kembali terpilih sebagai Ketua PRNU Tejo secara mufakat oleh para anggota.


Muhammad Na’am Nur mengucapkan terima kasih atas partisipasi para anggota PRNU, Nahdliyyin, serta perangkat Desa Tejo demi terlaksananya kegiatan Musyran.


“Terima kasih atas kerja sama yang baik antara pengurus dengan Nahdliyyin Tejo, serta sinergi dengan perangkat desa sehingga kegiatan ini dapat terlaksana sebagaimana mestinya,” ujarnya.


Ia juga memohon maaf atas kekurangan di kepengurusan sebelumnya, dan berharap di periode baru ini PRNU Tejo dapat memberikan kemanfaatan yang lebih luas bagi masyarakat.


Ia menjelaskan, sebelum pemilihan dan pengukuhan Rais serta Ketua PRNU Tejo periode 2025-2030, terlebih dahulu dilaksanakan rapat Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PRNU Tejo periode 2021-2025. 


"Berdasarkan keterangan LPJ, PRNU Tejo pada periode tersebut berhasil meraih sejumlah capaian yang cukup sukses dalam menghidupkan kegiatan dan program NU di wilayahnya," katanya.


Selain itu, pada periode tersebut PRNU Tejo juga melaksanakan launching UPZISNU PRNU Tejo setelah melakukan studi banding ke Ranting Betek, Mojoagung, dan Ranting Pacarpeluk, Megaluh. 


Ia menyebut, perkembangannya cukup signifikan. Dari awalnya mengelola dana zakat, infak, dan sedekah sebesar lima juta rupiah per bulan, meningkat hingga mencapai tujuh belas juta rupiah setiap bulan.


"Dana tersebut ditasharrufkan sesuai ketentuan syar’i dan dimanfaatkan untuk keberlangsungan program-program NU di Tejo," imbuhnya.


Sementara itu, Rais MWCNU Mojoagung, Gus Rohim menyampaikan bahwa Musyran merupakan bentuk pertanggungjawaban pengurus selama masa khidmah dalam satu periode.


“Pengurus harus berani bertanggung jawab dan tidak boleh berat melepas jabatannya. Sebaik apa pun hasil yang telah dicapai selama lima tahun kemarin, jadikanlah itu sebagai amal jariah bagi kita semua. Inti dari semua yang kita lakukan di NU adalah diakui sebagai santri Mbah Hasyim Asy’ari,” pesannya.