Syariah

11 Adab Berbuka Puasa Sesuai Tuntunan Syariat

Ahad, 9 Maret 2025 | 14:50 WIB

11 Adab Berbuka Puasa Sesuai Tuntunan Syariat

Ilustrasi berbuka puasa dengan kurma. (Foto: Freepik)

Waktu berbuka puasa merupakan momen yang sangat dinantikan oleh umat Islam setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Menyegerakan berbuka puasa adalah salah satu sunnah yang dianjurkan.


Namun, terdapat beberapa kebiasaan dalam berbuka puasa yang tidak sesuai dengan dengan tuntunan syariat. Misalnya, mendahulukan doa berbuka sebelum makan, padahal sunnah yang benar adalah doa berbuka dibaca setelah selesai makan.


Lalu, bagaimana tata cara atau adab berbuka puasa yang sesuai dengan tuntunan syariat?


Melansir artikel yang dimuat NU Online, terdapat 11 tata cara atau adab dalam berbuka puasa yang sesuai syariat Islam, sebagai berikut: 


1. Segera berbuka

Setelah yakin waktu  Maghrib tiba, segeralah berbuka.


2. Berbuka sebelum shalat Magrib

Dahulukan berbuka sebelum melaksanakan shalat Maghrib. 


3. Membaca basmalah

Awali berbuka puasa dengan membaca​​​​​​" Bismillah" sebelum makan atau minum. Jika lupa, ucapkan "Bismillahi awwalahu wa akhirahu" saat ingat.


4. Makan kurma

Sunnahnya makan kurma ganjil (3 atau 5 butir), terutama kurma basah (ruthab). Jika tidak ada, gunakan kurma kering (tamr).


5. Minum air 

Jika tidak ada kurma, minumlah air, terutama air Zamzam sebanyak 3 tegukan.


6. Urutan meminum air 

Jika tidak ada Zamzam, gunakan air Nil. Jika tidak ada, gunakan air biasa, air mineral, atau air kemasan. Urutan keutamaan air adalah: air yang memancar dari jari jemari Nabi, air Zamzam, air telaga Kautsar, air sungai Nil, dan sungai lainnya. 


7. Makan makanan manis 

Jika tidak ada air, berbuka dengan makanan atau minuman manis. 


8. Membaca doa berbuka puasa 

Bacalah doa berbuka puasa setelah makan atau minum, seperti doa yang diajarkan Nabi saw atau doa yang disusun ulama. 


اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ، إِنْ شَاۧءَ اللّٰهُ تَعَالَى، يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ، اِغْفِرْ لِيْ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الّذِيْ  أَعَانَانِيْ (هَدَانِيْ) فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِيْ فَأَفْطَرْتُ


Artinya, "Ya Allah bagiMulah aku berpuasa, atas rezekiMulah aku berbuka, padaMulah aku beriman, kepadaMulah aku bertawakkal (berserah diri). Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan semoga tetaplah pahala --puasa, insya Allah Taala. Duhai Yang Maha Luas Anugerah-Nya, berikanlah ampunan bagiku. Segala puji bagi Allah Yang telah menolongku (memberikan petunjuk) sehingga aku berpuasa, dan yang telah memberikan rezeki kepadaku sehingga aku bisa berbuka." 


9. Makan secukupnya 

Hindari makan yang berlebihan atau bermewah-mewahan agar tidak mubazir. 


Tindakan ini tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam yang melarang pemborosan, seperti yang tercantum dalam Surah Al-A'raf ayat 31 dan Surah Al-Isra' ayat 26-27.


10. Membaca doa setelah makan 

Setelah selesai menyantap hidangan, dianjurkan untuk memanjatkan doa, yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Riyadhus Shalihin, sebagai berikut:


 اَلْحَمْدُ للِهِٰ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، غَيْرَ مَكْفِيٍّ، وَلَا مُوَدَّعٍ، وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا


Artinya, “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik (murni terhindar dari riyâ’ dan sum‘ah) nan berkah (berkembang, terus menerus tidak terputus), yang pujian itu tidak bisa mencukupi, tidak ditolak, pun tidak pula dicukupkan sepadan pada pemberian-Mu, duhai Tuhan kami” (HR. al-Bukhârî dari Abû Umâmah r.a.). 


Selain itu, terdapat doa yang diajarkan oleh Rasulullah, berikut ini:


 اَلْحَمْدُ للِهِٰ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هٰذَا، وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ


Artinya, "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan ini kepadaku, dan telah memberikannya rezeki kepadaku tanpa ada daya dan kekuatan dariku".


11. Membaca doa khusus saat berbuka di rumah orang lain

Tata cara berpuasa puasa yang disebutkan sebelumnya untuk berbuka puasa dengan hidangan yang disiapkan sendiri di rumah. Namun, jika berbuka puasa di rumah orang lain, ada doa khusus yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad saw untuk dibaca sebelum berbuka. 


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ عِنْدَ أَهْلِ بَيْتٍ دَعَا لَهُمْ قَبْلَ الْإِفْطَارِ قَائِلًا: " أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَتَنَزَّلَتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَغَشِيَتْكُمُ الرَّحْمَةُ " (رَوَاهُ أَحْمَدُ)


Artinya, "Dari Anas bin Mâlik ra bahwa Rasulullah saw apabila berbuka di tempat pemilik (penghuni) rumah, maka sebelum berbuka beliau mendoakan mereka, dengan membaca:


 أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَتَنَزَّلَتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَغَشِيَتْكُمُ الرَّحْمَةُ


Artinya, ”Berbuka di tempat kalian orang-orang yang berpuasa, dan turun kepada kalian para malaikat, serta menyantap makanan kalian orang-orang yang baik, dan semoga kalian diliputi oleh rahmat Tuhan.” (HR. Ahmad dari Anas bin Mâlik ra)