Polemik Isu Nasab Timbulkan Pro dan Kontra, Ini Arahan PBNU kepada Nahdliyin
Kamis, 5 Juni 2025 | 07:30 WIB
Miftakhul Jannah
Penulis
NU Online Jombang,
Polemik isu nasab hingga saat ini masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Hal ini menyebabkan munculnya silang pendapat yang dapat memicu perpecahan dan memecah belah persatuan.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengambil sikap tegas menanggapi hal ini. PBNU menekankan kepada masyarakat untuk tetap menyikapi perbedaan tersebut dengan bijak dan mengedepankan adab.
PBNU memaparkan dalam Surat Instruksi Nomor 3975/PB.01/A.II.08.47/99/06/2025 yang ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf pada Senin (2/6/2025).
"Hendaknya perbedaan pendapat yang terjadi dapat disikapi dengan bijaksana, penuh kearifan dan menghindarkan semangat permusuhan, serta tetap mengedepankan adab dan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan serta ahli-ahlinya," tulis dalam surat itu.
PBNU juga meminta kepada para pengurus dan kader NU untuk menjadikan khittah NU sebagai dasar pikiran sebagai cerminan perseorangan dan organisasi dalam setiap proses pengambilan keputusan.
"Hendaknya seluruh fungsionaris pengurus dan kader Nahdlatul Ulama senantiasa berpegang teguh pada Khitthah Nahdlatul Ulama sebagai landasan berfikir, bersikap dan bertindak warga Nahdlatul Ulama yang harus dicerminkan dalam tingkah laku perseorangan maupun organisasi serta dalam setiap proses pengambilan keputusan," demikian bunyinya.
Dalam surat tersebut, PBNU juga menekankan, pengurus dan warga NU berkewajiban menjaga dan menegakkan hak dan martabat segenap warga tanpa kecuali. Juga NU tidak mentolerir sikap, perilaku dan ucapan siapa pun dan dari pihak mana pun yang menyimpang dari nilai-nilai syariat, adab, serta persatuan dan kesatuan bangsa, apalagi menyalahgunakan kemuliaan Rasululah saw.
"Namun demikian, kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan oleh orang-perorang tidak boleh dijadikan dasar untuk mengobarkan pertentangan dan permusuhan antar kelompok," tegas isi surat tersebut.
PBNU juga meminta setiap fungsionaris pengurus dan kader NU untuk mencegah perpecahan (tafarruq) dan mendamaikan pertentangan (ishlah dzatil bain) serta melepaskan diri dari keterlibatan dalam pertentangan mengenai nasab.Â
"Hal ini mencakup keikutsertaan dalam silang-pendapat yang meninggalkan adab dan keikutsertaan dalam perkumpulan dan/atau organisasi yang sengaja dibentuk untuk menjalankan permusuhan terkait masalah nasab, seperti Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabililah (PWI-LS) maupun organisasi yang berseberangan dengan PWI-LS," jelas PBNU dalam suratnya.
Terakhir, PBNU menekankam para pengurus untuk konsisten dalam disiplin organisasi sesuai baiat jamiyah Nahdlatul Ulama.Â
"Dengan tidak melibatkan diri dan/atau menjadi bagian dari organisasi yang berpotensi mengganggu konsolidasi dan keutuhan Jamiyah Nahdlatul Ulama, sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran PBNU Nomor 3391/PB.01/A.II.1044/99/01/2025 tentang Penegasan Perangkat Perkumpulan Nahdlatul Ulama," pungkas surat tersebut.
Terpopuler
1
Apakah Tetap Wajib Shalat Jumat Jika Paginya Shalat Id? Ini Penjelasannya
2
Bacaan Takbir Idul Adha Lengkap, Beserta Latin dan Terjemahannya
3
Khutbah Idul Adha: Meneladani Kesalehan dan Keteguhan Keluarga Nabi Ibrahim
4
Jadwal dan Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs China
5
Bertepatan Hari Kamis, Pahala Puasa Arafah Jadi Berkali-kali Lipat
6
Berkurban untuk Tidak Korupsi
Terkini
Lihat Semua