• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Senin, 29 April 2024

Nasional

Di Multaqa Ulama, Gus Kikin Ungkap Perjuangan Mbah Hasyim Dirikan Pesantren Tebuireng

Di Multaqa Ulama, Gus Kikin Ungkap Perjuangan Mbah Hasyim Dirikan Pesantren Tebuireng
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang KH Abdul Hakim Mahfudh (Gus Kikin) saat mendampingi Habib Umar bin Hafidz ziarah di Makam Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari. (Foto: Tangkapan layar Youtube Tebuireng Official)
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang KH Abdul Hakim Mahfudh (Gus Kikin) saat mendampingi Habib Umar bin Hafidz ziarah di Makam Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari. (Foto: Tangkapan layar Youtube Tebuireng Official)

NU Online Jombang, 
Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang menjadi salah satu tempat Safari Dakwah Habib Umar bin Hafidz bin Salim di Indonesia, Selasa (22/8/2023). Acara yang bertajuk “ ملتقى العلماء أساس النهضة وأبعاد مقاصدها” ini digelar Acara ini digelar di Masjid Pondok Pesantren Tebuireng dan dihadiri oleh sejumlah habib, kiai, tokoh agama yang turut mengiringi safari dakwah Habib Umar. Terdapat 1.500 lebih undangan juga dari berbagai daerah yang turut  memenuhi lokasi acara tersebut.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang kerap dipanggil Gus Kikin dalam sambutannya bersyukur dan menyampaikan terima kasih atas kehadiran Habib Umar di bumi Tebuireng.

 

“Kesempatan yang sangat membahagiakan keluarga Tebuireng kedatangan habib Umar bin Hafidz bin Salim beserta rombongannya, mudah-mudahan menjadikan manfaat dan mendapatkan ridha, berkah dari Allah swt,” ungkapnya.

 

Kehadiran habib asal Tarim itu menurutnya memberikan tambahan spirit tersendiri untuk terus meneladani kiprah Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari. “Hal ini menjadikan semangat bagi kami untuk meneruskan semangat uswah hasanah Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari,” lanjutnya. 


Gus Kikin kemudian menceritakan perjalanan panjang KH Hasyim Asy'ari mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng, tepatnya pada tahun 1899 masehi. Ada yang menarik dari sisi geografis pondok pesantren ini yang hanya berjarak beberapa ratus meter dengan Pabrik Gula Cukir. Menurut Gus Kikin sebelum didirikannya Pesantren Tebuireng di sana terdapat salah satu sumber kemaksiatan yang merajalela. 


“Saya pun mencari mengapa Hadratussyekh berani berhadapan langsung dengan pusat kemaksiatan, dan akhirnya saya menemukan buku yang ditulis oleh penulis As’ad Shihab yang mana penulis ini menuliskan bahwasanya Tebuireng ini sebagai pelaku sejarah, Hadratussyekh di akhir masa belajarnya di Makkah banyak hal-hal yang dibahas politik dunia di mana pada saat itu terjadi penurunan atau melemahnya umat Islam di dunia, yang kemudian beliau banyak berdiskusi yang kemudian menimbulkan semangat yang luar biasa karena terjadinya pertemuan Islam di dunia," tuturnya.


Dan akhir di masa belajar KH M Hasyim Asy’ari bersama 6 orang sahabatnya dari beberapa negara berirkrar di depan Multazam. Isi ikrar mereka adalah membawa spirit perjuangan untuk negara masing-masing negaranya. 


Oleh karena itu, lanjut Gus Kikin tidak heran ketika tiba di Indonesia, Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari mendirikan pondok begitu dekat dengan pusat kemaksiatan. Kakek KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu diketahui banyak menuliskan banyak kitab, mencurahkan ide dan pemahaman keagamaan sepanjang perjalanannya menimba ilmu kepada sejumlah gurunya.

 

“Dan kitab selanjutnya dari tulisan beliau saya membaca risalah Ahlussunnah wal Jamaah bahwasanya sejak tahun 1330 hijriah banyak aliran-aliran baru membawa banyak pemikiran pertentangan baru menjadikan kebingungan yang sebelumnya hanya ada satu paham yakni Ahlussunnah wal Jamaah yakni madzhab Syafi’i,” pungkasnya.


Acara berjalan dengan lancar dengan rangkaian mauidzah hasanah sekaligus tanya jawab. Sempat terjeda karena Habib Umar bin Hafidz shalat maghrib berjamaah bersama seluruh tamu undangan. Selesai shalat, kemudian dilanjut jalasah tsani.


Kontributor: Nur Indah Naailatur R


Nasional Terbaru