Nasional

Fenomena Kemarau Basah: Ini Pengertian, Penyebab, dan Durasinya

Rabu, 11 Juni 2025 | 14:05 WIB

Fenomena Kemarau Basah: Ini Pengertian, Penyebab, dan Durasinya

Ilustrasi kemarau basah. (Foto: Freepik)

NU Online Jombang,
Meski memasuki musim kemarau, namun sebagian wilayah di Indonesia masih mengalami curah hujan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan, apa itu kemarau basah dan sampai kapan akan berlangsung?


Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kondisi tersebut disebabkan oleh fenomena kemarau basah. Yaitu suatu kondisi musim kemarau tetapi dibarengi dengan masih tingginya intensitas hujan.


Apa Itu Kemarau Basah?
Kemarau basah ialah kondisi ketika hujan masih sering turun secara berkala pada musim kemarau. Biasanya, musim kemarau di Indonesia identik dengan cuaca panas yang jarang bahkan tidak hujan. Sedangkan dalam kemarau basah, intensitas hujan masih tergolong tinggi.


Penyebab Kemarau Basah
Menurut BMKG, melalui laman resminya bmkg.go.id, kemarau basah dipicu oleh berbagai dinamika seperti atmosfer regional dan global, seperti suhu muka laut yang hangat, angin monsun aktif, serta La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.


Adanya La Nina, dengan fenomena pendinginan suhu muka laut di wilayah Pasifik sehingga menyebabkan pemanasan di wilayah perairan Indonesia. La Nina dapat memicu anomali cuaca, termasuk terjadinya kemarau basah.


Jadi salah satu faktornya adalah terdapat peningkatan suhu permukaan laut, yang menyebabkan peningkatan penguapan air. Sehingga mendorong potensi pembentukan awan hujan lebih mudah terjadi.


Prediksi Durasi Kemarau Basah 2025
Sebagian wilayah Indonesia saat ini mengalami kemarau basah. Berdasarkan prediksi BMKG, fenomena kemarau basah di Indonesia akan berlangsung hingga akhir Agustus 2025. 


Setelahnya, akan memasuki masa peralihan atau pancaroba pada bulan September hingga November 2025. Musim hujan diperkirakan akan mulai pada Desember 2025 hingga Februari 2026. Durasi musim kemarau 2025 diprediksi lebih pendek dari normal di 298 Zona Musim (43%).


"Fenomena ini diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2025, diikuti masa transisi (pancaroba) pada September–November, dan musim hujan mulai Desember 2025 hingga Februari 2026," tulis BMKG.