• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 29 Maret 2024

Daerah

Gus Kikin: Perjuangan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari Menggagas Resolusi Jihad, Menyatukan Bangsa

Gus Kikin: Perjuangan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari Menggagas Resolusi Jihad, Menyatukan Bangsa
KH Abdul Hakim Machfudz (Sumber Foto : YouTube Tebuireng Official
KH Abdul Hakim Machfudz (Sumber Foto : YouTube Tebuireng Official

NU Online Jombang,

Pengasuh Pondok Pesantren (PonPes) Tebuireng, Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz ceritakan sejarah perjuangan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dalam mempersatukan bangsa. Dimulai pada tahun 1899 saat Hadratussyekh mendirikan ponpes Tebuireng, ia mengamalkan ilmu yang didapatnya dari berbagai sumber. 

 

Kiai yang kerap disapa Gus Kikin ini menyampaikan hal tersebut saat pembukaan peringatan Hari Santri Nasional 2022 dan Peringatan 77 tahun Resolusi Jihad Pesantren Tebuireng yang digelar di Gedung KH Yusuf Hasyim lantai 3, Senin (10/10/2022). 

 

"Di tahun 1942, saat Jepang masuk ke Indonesia dan mendata kekuatan bangsa, disebutkan ada 20 ribu tokoh-tokoh di Jawa-Madura ini merupakan santri Mbah Hasyim Asy'ari. Maka kemudian, tidak heran kalau Jepang mengkhawatirkan kekuatan ini hingga akhirnya KH Hasyim Asy'ari ditangkap dan dimasukkan penjara," katanya.

 

Salah satu penyiksaan yang dialami oleh KH Hasyim Asy'ari, lanjut Gus Kikin, menjadikan adanya kerusakan pada jari Hadratussyekh. Untungnya, dengan desakan tokoh-tokoh yang ada di Indonesia, tidak berapa lama beliau dikeluarkan dari penjara. Inilah yang melandasi adanya resolusi jihad di tahun 1945. 

 

"Tidak heran pada saat beliau menyampaikan jihad, hampir semua tokoh yang ada di Jawa-Madura langsung menyambut dan paham apa yang harus dilakukan. Ini tidak terjadi secara spontan, tetapi memang telah dirancang dalam waktu yang sangat lama," paparnya.

 

Gus Kikin melanjutkan, ada buku yang menceritakan mengenai biografi Mbah Hasyim yang ditulis oleh As'ad Syihab. Di buku itu, ia menceritakan pada tahun 1937 bahwa Hadratussyekh mendirikan Majlis Islam A'la Indonesia (MIAI) yang menaungi 13 organisasi Islam di Indonesia. Pada saat itu, organisasi Islam yang jumlahnya 13 menjadi satu di bawah pimpinan Hadratussyekh. 

 

Kemudian, di tahun 1943 atas permintaan Jepang, MIAI dibubarkan dan diganti dengan Masyumi yang masih tetap diketuai oleh Hadratussyekh. Dan inilah yang menjadi modal bangsa Indonesia dalam menghadapi sekutu yang kembali ke Indonesia membawa Belanda. 

 

"Kita tidak bisa membayangkan, kalau tidak ada perjuangan resolusi jihad yang ada di Jawa timur ini. Wallahu a'lam bagaimana wajah dari bangsa Indonesia ini. Dari perjalanan itu, marilah sekarang kita kenang dan peringati tidak hanya untuk dibanggakan tetapi kita pikirkan bersama-sama. Kita pernah menjadi bangsa yang kuat di tahun-tahun itu," ungkapnya. 

 

Gus Kikin berpesan, di dalam memperingati hari santri dan resolusi jihad ini marilah semangat kembali dikobarkan. Bagaimana kita mampu untuk merajut kembali ukhuwah dan persatuan yang dulunya pernah dicapai di tahun itu. Dalam waktu 10 tahun, bangsa Indonesia bersatu bersama-sama untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan.


Daerah Terbaru