Daerah PILKADA JOMBANG 2024

Silaturahim MUI, Umara, dan Ormas Keislaman Hasilkan 7 Rekomendasi agar Pilkada Berlangsung Damai

Ahad, 29 September 2024 | 06:20 WIB

Silaturahim MUI, Umara, dan Ormas Keislaman Hasilkan 7 Rekomendasi agar Pilkada Berlangsung Damai

Silaturahim MUI dengan umara dan lintas ormas keislaman di gedung Islamic Center Masjid Agung Baitul Mukminin, Sabtu (28/9/2024). (Foto: Dok MUI Jombang)

NU Online Jombang,
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jombang menggelar agenda silaturahim dan koordinasi dengan ulama, umara, dan lintas organisasi kemasyarakatan keislaman yang ada di Jombang. Kegiatan ini berlangsung di aula gedung Islamic Center, Jombang pada Sabtu (28/9/2024).


Kegiatan yang dilangsungkan khusus oleh Komite Ukhuwah Islamiyah MUI Jombang ini dihadiri oleh ulama, umara, dan organisasi lintas keislaman Jombang, untuk menghadapi kontestasi Pilkada Jombang 2024.


Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Jombang, Yusuf Suharto mengungkapkan bahwa forum ini bertujuan untuk menyatukan berbagai elemen di wilayah Jombang jelang Pilkada Jombang 2024.


"Melalui acara ini, diharapkan muncul komitmen bersama antar komponen anak bangsa untuk bersaudara dan menciptakan kondisi damai," ujarnya kepada NU Online Jombang, Sabtu (28/9/2024).


Dari pertemuan tersebut dihasilkan 7 rekomendasi upaya untuk mewujudkan Pilkada Jombang 2024 yang damai.


Pertama, pemerintah daerah diharap menjaga netralitas dan memfasilitasi forum silaturahim dengan para calon atau kontestan Pilkada Jombang.


Kedua, Aparatur Negara (ASN, TNI dan Polri) menjadi penengah yang netral dan adil, jika ada indikasi perbedaan yang mengarah pada polarisasi atau perpecahan.


Kemudian yang ketiga, pihak penyelenggara (KPU) dan Bawaslu diserukan agar menyelenggarakan Pilkada sesuai dengan prosedur dan profesional, melakukan fungsi pengawasan, dan menghindari tindakan yang tidak kondusif.


Keempat, para calon atau kontestan Pilkada (beserta tim sukses-nya) agar senantiasa mengutamakan persatuan, dan persaudaraan serta menghindari kampanye hitam dan menjauhi politik uang.


Kelima, para tokoh agama dan masyarakat diharapkan menjadi pelopor, dan uswah hasanah (teladan utama).


Keenam, masyarakat agar menggunakan hak pilihnya secara jujur dan adil, menghindari kampanye hitam, menjauhi politik uang, menghindari politik SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan), dan jangan sampai terbawa provokasi yang mengarah pada perpecahan, karena perbedaan itu tidak menghalangi kita untuk membangun ukhuwah, sebagaimana spirit praktek Nabi Muhammad yang mempersaudarakan Muhajirin dan Anshor.


Dan ketujuh, media diharapkan netral dalam pemberian informasi tentang rekam jejak para calon atau kontestan Pilkada kepada masyarakat dan menjauhi hoaks (berita bohong).