Daerah

MTs Al-Hikam Jatirejo, Madrasah yang Peduli Lingkungan melalui Program Adiwiyata dan Sedekah Sampah

Rabu, 16 Oktober 2024 | 16:47 WIB

MTs Al-Hikam Jatirejo, Madrasah yang Peduli Lingkungan melalui Program Adiwiyata dan Sedekah Sampah

MTs Al-Hikam berada di Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. (Foto: Dok Istimewa)

NU Online Jombang, 
Kesadaran anak-anak zaman sekarang terhadap sampah mereka sendiri masih kurang. Padahal, tanggung jawab atas sampah adalah tanggung jawab masing-masing. Maftuhah Mustiqowati, Kepala MTs Al-Hikam, Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang menerangkan bahwa pelajaran di madrasah sering kali kurang sinkron dengan perilaku siswa sehari-hari.


Sebagai contoh, prinsip kebersihan dalam Islam seperti 'Anndzafatu minal iman' (kebersihan adalah sebagian dari iman) seharusnya diterapkan dengan baik, tetapi realitanya, masih banyak sampah yang berserakan di sekitar lingkungan sekolah.


"Saya sering mengingatkan murid-murid untuk membuang sampah pada tempatnya setelah jam istirahat. Dari itu, saya mencari cara lain agar murid lebih sadar terhadap kebersihan lingkungan," ucapnya saat ditemui di MTs Al-Hikam, Senin (14/10/2024).


Pada tahun 2015, dirinya memperkenalkan program Adiwiyata kepada muridnya. Program ini merupakan salah satu inisiatif dari Dinas Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk menciptakan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.


Tak jarang disampaikan kepada murid-muridnya bahwa mengikuti program Adiwiyata tidaklah sulit. “Cukup dimulai dari hal kecil,” tegas Ika, sapaan akrabnya. 


Hal kecil itu yang dapat dilakukan seperti membuang sampah pada tempatnya, mematikan keran air yang masih menyala, dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Perilaku-perilaku kecil inilah yang dapat menumbuhkan kesadaran murid terhadap pentingnya kebersihan dan ketaatan pada peraturan.


Pelaksanaan program Adiwiyata melibatkan berbagai aspek kebersihan, mulai dari pengelolaan sampah, penanaman pohon, konservasi air, konservasi energi, hingga inovasi. Setelah tahap pelaksanaan, dilakukan pemantauan secara berkala. Program ini memiliki beberapa tingkatan penghargaan, dimulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional dan mandiri.


Ketua Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia Kabupaten Jombang tersebut, menekankan bahwa penghargaan bukanlah tujuan utama. “Penghargaan adalah bonus, namun tujuan utamanya adalah menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan,” tambahnya. Ia juga menegaskan bahwa kesuksesan program ini tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi oleh seluruh komponen sekolah.


Salah satu tantangan yang dihadapi adalah perbedaan kebiasaan dan pola pikir anak-anak yang datang dari latar belakang keluarga yang beragam. Untuk itu, materi Adiwiyata selalu diselipkan saat Masa Orientasi Siswa (MOS) agar murid baru memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Program ini juga diterapkan di setiap kelas melalui inisiatif sedekah sampah, setiap murid memiliki e-kartu yang dapat ditukarkan dengan alat kebersihan.


Program sedekah sampah yang dimulai pada tahun 2019 ini bahkan mendapat apresiasi dari bupati dengan penghargaan sebagai Inisiator Sedekah Sampah Indonesia. Melalui program ini, hasil dari sedekah sampah dikembalikan kepada sekolah dalam bentuk eco brick, yang menjadi salah satu syarat ujian bagi siswa.


"Berharap melalui program-program seperti ini, anak-anak muda dapat lebih memahami pentingnya menjaga lingkungan, tidak hanya sebagai tanggung jawab sosial tetapi juga sebagai bagian dari tanggung jawab agama dan ekonomi sirkular," ujarnya.


Penulis: Muzdalivah