Daerah

Kisah Karomah Mbah Kiai M Thoyyib Mojoduwur: Membakar 'Dongkelan' Kayu di Dalam Sungai

Sabtu, 12 Agustus 2023 | 17:51 WIB

Kisah Karomah Mbah Kiai M Thoyyib Mojoduwur: Membakar 'Dongkelan' Kayu di Dalam Sungai

Makam Mbah Kiai M Thoyyib Mojoduwur, Mojowarno Jombang. (Foto: Muhammad Ishomuddin Haidar)

Nama Mbah Kiai M Thoyyib mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat Desa Mojoduwur Kecamatan Mojowarno dan sekitarnya, beliau merupakan putra keenam dari Mbah Guru Kiai Hasan Sanusi. Mbah Kiai M Thoyyib adalah pembabah (pembuka lahan) Desa Mojoduwur.

 

Tak heran jika namanya sudah mengenang di hati masyarakat Mojoduwur yang ditunjukkan dengan betapa besar antusiasme masyarakat untuk ngalap barokah dan meneladaninya dengan berziarah ke maqbarah dan memperingati haul setiap tahunnya. 

 

Bahkan, namanya dijadikan nama sebuah jalan di salah satu bagian jalan Desa Mojoduwur. Maqbarah beliau terletak di belakang gedung yayasan Roudlotul Ulum Mojoduwur Mojowano Jombang. 

 

Dalam sebuah kisah, di kali (sungai) Brantas, Padangan Mojokerto (Utara Alun-Alun Mojokerto) terdapat sebuah dongkelan (kayu besar) di dalam sungai. Dongkelan itu membuat setiap perahu atau kapal yang melewatinya selalu terhalangi dan tenggelam, bahkan tak sedikit pula yang menjadi korban meninggal kala itu.

 

Mendengar kejadian itu, akhirnya Ki Ajeng Jimat (Adipati Mojokerto) mengadakan sayembara siapa yang dapat menyingkirkan dongkelan kayu besar itu, ia akan memberikan hadiah sesuai dengan apa yang diinginkan. 

 

Banyak yang tertarik dan mengikuti sayembara itu, bahkan peserta sayembara itu datang dari berbagai penjuru Nusantara. Namun dari sekian banyak peserta, tidak ada yang berhasil, dan bahkan justru tenggelam.

 

Pada akhirnya Mbah Kiai M Thoyyib datang ke lokasi dengan menaiki seekor macan putih untuk mengikuti sayembara tersebut. Setelah beberapa saat di lokasi, beliau langsung menyelam ke dalam sungai. 

 

Tak lama kemudian, dongkelan kayu besar itu terbakar, sebuah keajaiban api bisa membakar dongkelan kayu di dalam air, dan akhirnya dongkelan kayu besar itu bisa disingkirkan oleh Mbah Kiai M Thoyyib.

 

Atas keberhasilannya tersebut, maka Adipati Mojokerto menemui Mbah Kiai M Thoyyib untuk memenuhi janjinya, ia menawarkan hadiah apa yang Mbah Kiai M Thoyyib mau. Tak disangka, ternyata bukan barang mewah untuk kepentingan pribadi yang ia inginkan. 

 

Ia justru menginginkan hadiah untuk kepentingan kemaslahatan masyarakat yakni berupa tanah yasan dalam arti tanah sawah yang ada di Mojoduwur ringan pajak.

 

Begitulah karomah Mbah Kiai M Thoyyib, sang pembabah desa Mojoduwur, semoga kita dapat mendapat keberkahan dan meneladaninya. Aamiin.

 

*Ditulis oleh Lukman Hakim dan Muhammad Ishomuddin Haidar (Pengurus Pesantren Baitussalam Mojoduwur) bersumber dari KH Abdussalam (Sesepuh Desa Mojoduwur) dan Kiai M Anwar (Pengasuh Pesantren Baitussalam Mojoduwur).