• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Rabu, 24 April 2024

Daerah

KH Taufiq Jalil: Kuliah Boleh di Mana Saja, Tapi Hati-Hati Pilih Tempat Kos

KH Taufiq Jalil: Kuliah Boleh di Mana Saja, Tapi Hati-Hati Pilih Tempat Kos
KH Taufiq Jalil, ketua majelis alumni IPNU Jombang saat memberikan sambutan dalam acara halal bihalal IPNU-IPPNU se-Kabupaten Jombang di Pendopo Kabupaten Jombang, Jumat (26/05/2023). Foto: PC IPNU IPPNU Jombang
KH Taufiq Jalil, ketua majelis alumni IPNU Jombang saat memberikan sambutan dalam acara halal bihalal IPNU-IPPNU se-Kabupaten Jombang di Pendopo Kabupaten Jombang, Jumat (26/05/2023). Foto: PC IPNU IPPNU Jombang

NU Online Jombang,

KH Taufiq Jalil, Ketua Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Jombang menyampaikan, hari ini IPNU-IPPNU perlu memahami 2 hal penting. Yaitu memahami Islam moderat dan perlunya memiliki jiwa nasionalisme.

 

Hal ini disampaikannya dalam acara halal bihalal, temu kangen alumni dan kader IPNU-IPPNU se-Kabupaten Jombang yang digelar di Pendopo Kabupaten Jombang pada Jumat (26/05/2023). 

 

"Hari ini, IPNU-IPPNU ada 2 hal penting yang harus diperhatikan. Yang pertama, memahami islam moderat. Islam yang ramah, islam yang toleran. Saya kebetulan dicurhati oleh kepala madrasah aliyah (MA). Curhatnya begini, beliau punya murid MA yang pinter juara olimpiade, kemudian kuliah di fakultas dan perguruan tinggi favorit di Surabaya," katanya. 

 

Ia melanjutkan, murid guru MA yang dimaksud tadi baru saja kuliah di semester 3. Kemudian kepala madrasah aliyah dan guru-gurunya dijapri oleh si murid. Isinya ternyata pelajaran yang selama ini dipelajari di Aliyah semuanya disalahkan.

 

Ia kemudian berpesan, nanti ketika kader IPNU-IPPNU tamat dari SLTA, harus berhati-hati ketika kuliah. Bukan tempat kuliahnya, tapi saat memilih tempat kos. 

 

Oleh karenanya, ketika putranya kuliah di Malang, ia memberikan wejangan kepada putranya.

 

"Urusan kuliah silahkan urusanmu, tapi urusan kos urusan bapak," katanya. 

 

Karena itu, ia memilihkan tempat kos yang pemiliknya jelas. Pemiliknya merupakan ketua majelis dzikir, ketua RW, sekaligus ketua NU ranting. 

 

"Jadi, memahami islam moderat itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Saya punya teman aktivis Ansor. Teman saya cerita, anaknya disekolahkan di Surabaya, pintar, ketika liburan semester pulang, sore hari bapaknya pulang kondangan membawa berkat. Kemudian anaknya langsung menunjuk sambil bilang, "Lho pak, ini haram pak!" ujarnya. 

 

Ini mengharuskan kepada semua orang tua, untuk hati-hati ketika anak sudah pergi keluar kota untuk kuliah. Dan juga kepada kader-kader IPNU-IPPNU kalau kuliah tetap berhati-hati. 

 

"Yang kedua, bagi IPNU-IPPNU sekarang adalah Anda harus menjadi orang Indonesia yang punya jiwa nasionalisme yang tinggi. Mempersiapkan diri untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan," paparnya. 

 

Menurutnya, Indonesia merdeka ini desainer utamanya adalah NU. Pada tahun 1936 ketika muktamar NU di Banjarmasin memutuskan besok kalau Indonesia merdeka, Hindia Belanda tidak menjadi negara Islam. 

 

"Bukan darul islam tapi darussalam. Bukan negara islam tapi negara yang aman, damai, yang memberikan kebebasan kepada penduduknya untuk beribadah sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing," tegasnya. 

 

Jadi, kondisi Indonesia yang sekarang itu sama dengan kondisi Indonesia yang disiapkan, diinginkan oleh NU sejak tahun 1936. Jangan sampai nanti kader IPNU-IPPNU ketika kuliah dipengaruhi sekelompok orang yang menginginkan Indonesia menjadi negara Islam. Itu langkah mundur, itu pahlawan kesiangan. 

 

Wakil Rais Syuriah PCNU Jombang ini menambahkan, sekarang, warga NU khususnya IPNU-IPPNU punya tugas yang pasti. Yaitu melanjutkan, dengan mengisi dan mempertahankan kemerdekaan. NU harus menjadi teman terbaik TNI Polri untuk menjaga kesejahteraan dan kenyamanan negara Indonesia. 

 

"Karena itu, saya minta semua kader IPNU-IPPNU untuk pertama belajar yang rajin, belajar yang giat, ngajinya juga begitu, rajin belajar, rajin ibadah, setelah itu silahkan mengikuti apapun yang diputuskan oleh jamiyah Nahdlatul Ulama," pungkasnya.


Daerah Terbaru