Ketua TP2GP RI Prof Usep Abdul Matin Tegaskan Tuduhan KH Yusuf Hasyim Terlibat DI/TII Tidak Terbukti
Senin, 17 Maret 2025 | 06:00 WIB

Seminar nasional pengusulan gelar pahlawan nasional KH Muhammad Yusuf Hasyim digelar Ahad (16/3/2025) di Gedung Al-Marwah Masjid Nasional Al-Akbar. (Foto: NU Online Jombang/Mukani)
Mukani
Penulis
NU Online Jombang,Â
Nama KH M Yusuf diajukan sebagai calon pahlawan nasional dari Jombang. Mantan Sekjen PBNU ini adalah pengasuh Pesantren Tebuireng periode 1965-2006. Berbagai perjuangan dan pengabdiannya di banyak bidang bagi Indonesia menjadikannya layak diajukan sebagai pahlawan nasional.Â
Hal itu merupakan kesimpulan seminar nasional pengusulan gelar pahlawan nasional KH Muhammad Yusuf Hasyim digelar Ahad (16/3/2025) di Gedung Al-Marwah Masjid Nasional Al-Akbar. Acara dihadiri lebih dari 600 peserta.
Kegiatan digelar Pesantren Tebuireng dan Universitas Abdul Chalim (UAC) Pacet bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Hadir sebagai narasumber Aguk Irawan, penulis buku dari Yogyakarta. Juga Saparuddin Barus dari Jakarta.
Seminar nasional juga menghadirkan Prof Usep Abdul Matin sebagai keynote speech. Dia adalah ketua Tim Pengkaji dan Peneliti Gelar Pusat (TP2GP) Rl.
Pada kesempatan ini, ia menegaskan bahwa tuduhan KH Yusuf Hasyim terlibat pemberontakan DI/TII tidak terbukti "Karena beliau dibebaskan dari semua tuduhan dalam sidang militer tanggal 17 November 1955," tegasnya.
Guru besar sejarah Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menambahkan, berita pembebasan KH Yusuf Hasyim itu dimuat di koran Kedaulatan Eakyat edisi 21 November 1955.
Di samping itu, imbuhnya, KH Yusuf Hasyim berhenti dengan hormat dari TNI. "Karena alasan kesehatan dan disertai ucapan terima kasih dari Menteri Pertahanan RI saat itu,," bebernya.
Perjuangan KH Yusuf Haayim menumpas PKI di sekitar Madiun dan Ponorogo tahun 1948 juga berdampak nasional. "Sehingga secara syarat umum dan khusus, menurut saya, KH Yusuf Hasyim sudah layak menjadi pahlawan nasional," tandasnya disambut tepuk tangan hadirin.
Saat memaparkan materi, Aguk Irawan membeberkan banyak data perjuangan dan kepahlawanan KH Yusuf Hasyim. "Di usia 13 tahun, Yusuf Hasyim muda berkeliling ke berbagai pesantren di Kawa untuk konsolidasi," tuturnya.
Saat ikut perang heroik 10 November 1945 di Surabaya, Yusuf muda masih berusia 16 tahun. "Anda bayangkan, usia segitu sudah bertempur bertaruh nyawa di perang," ujarnya.
Yusuf Hasyim muda juga ikut perang gerilya. "Ada piagam penghargaan dari Panglima TNI soal itu," bebernya.
KH Yusuf Hasyim juga terlibat aktif dalam penumpasan pemberontakan PKI. "Kalau lawan PKI 1948 Madiun beliau masih aktif di militer, kalau PKI 1965 beliau lewat NU dalam hal ini mendirikan Banser," tuturnya.
Di bidang pemerintahan, dijelaskan KH Yuauf Hasyim pernah menjadi anggota DPR GR tahun 1960. "Diangkat langsung oleh Presiden Soekarno karena banyak anggota dari PKI yang diganti," imbuhnya.
Hal senada diungkap Saparudin Barus. Doktor sejarah pertama di lingkup TNI ini menegaskan menjelaskan kriteria umum dan khusus calon pahlawan nasional.
"Dari kedua kriteria itu, KH Yusuf Hasyim secara akademis sudah memenuhi syarat," ucapnya. Sosok KH Yusuf Hasyim, baginya, tidak ada abu-abu. "Sudah putih semua," imbuhnya.
Dia menambahkan, penetapan pahlawan nasional oleh Presiden. "Maka juga perlu melihat keadaan terkait kewilayahan dan juga pendekatan," pesannya.
Hal senada diungkap Staf Khusus Menteri Sosial RI Abdul Malik Haromain. Pria berkacamata ini menegaskan empat hal KH Yusuf Hasyim layak jadi pahlawan nasional.
"Di samping militer yang ikut aktif berjuang masa kemerdekaan, bahkan umur 16 tahun sudah berjuang ikut Laskar Hizbullah," ujarnya.Â
KH Yusuf Hasyim, lanjutnya, dikenal sebagai pengasuh pesantren besar Tebuireng. "Beliau juga aktivis Sekjen PBNU dan pendiri Barisan Ansor Serbaguna (Banser)," ujarnya.
"KH Yusuf juga menjadi politisi PPP dan pernah mendirikan Partai Kebangkitan Umat," imbuhnya. Di awal reformasi, lanjutnya, KH Yusuf Hasyim tercatat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi acara ini. Diakui masih sangat sedikit kiai NU yang terdokumentasi dengan baik dalam negara.
"Maka tugas kita kaum santri untuk mendokumentasikan itu semua," ujarnya. Meski proses itu diakui akan panjang dan butuh perjuangan.
Pembina UAC Pacet, Prof KH Asep Saifuddin Chalim berterima kasih kepada Gubernur Jawa Timur. "Beliau tidak hanya menginisiasi pengajuan gelar pahlawan ini, tapi juga membantu prosesnya," katanya.
Kiai Asep juga mendorong agar tim pengusul bersemangat dalam mempersiapkan berkasnya. "Karena niat yang ikhlas kepada kiai, nanti akan menemukan jalan yang lancar," pesan Ketum PP Pergunu ini.
Dalam kesempatan yang sama, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz menegaskan bahwa KH Yusuf Hasyim memiliki sejarah penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. "Presiden Soekarno saja dulu memberi penghargaan sebagai pahlawan," ujarnya.
Diakui Pesantren Tebuireng di bawah pengasuh KH Yusuf Hasyim berhasil melewati masa sulit era 1965. "Bahkan tahun 1967 mendirikan Kampus Universitas Hasyim Asy'ari tahun 1967, yang itu masih jarang bagi pesantren," ungkapnya.Â
Maka dari itu, dirinya mendukung pengusulan KH Yusuf Haysim sebagai pahlawan nasional. "Sebagaimana pernyataan staf khusus Menteri Sosial RI dan Ibu Gubernur Jatim tadi," imbuhnya.
KH Irfan Yusuf, putra keempat KH Yusuf Hasyim, berterima kasih kepada semua pihak. "Terutama lapisan masyarakat yang mengusung KH Yusuf Hasyim proses menjadi pahlawan nasional," terang ketua PWNU Jatim ini.Â
Meski diakui, lanjutnya, pihak keluarga berpikir lama menyetujui pengajuan ini. "Tapi demi perjalanan sejarah bangsa agar benar-benar tercatat," ucapnya.
Proses pengajuan ini juga diharapkan menjadi teladan bagi generasi muda. "Bagaimana para kiai dulu berjuang mendirikan dan mempertahankan bangsa Indonesia," akunya.
Seminar nasional ditutup dengan doa yang dipimpin Syaikh Ahmad Muhammad Al-Mabruk Al-Hasani. Dia adalah dosen Universitas Al-Azhar yang tugas mengajar di Tebuireng. Kegiatan dipungkasi dengan buka bersama.
Terpopuler
1
Latih Jiwa Kewirausahaan Siswa, RA-MI Gondekan, Jombang Gelar Bazar Tahunan
2
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Ibnu Atoillah, Kaligrafer Muda Jombang Yang Berhasil Masuk Nominasi IRCICA Turki 2025
5
Sepak Terjang Farida Mawardi, Memimpin Organisasi Pelajar Putri NU di Masa Sulit (Periode 1963-1966)
6
Pra-Bahtsul Masail: LF PBNU Susun Standar Penerimaan Laporan Rukyat
Terkini
Lihat Semua