NU Online

Atas Petunjuk Kiai, Gus Salam dan Gus Kautsar Pilih Berkhidmat di PWNU Jawa Timur

Sabtu, 29 Januari 2022 | 20:48 WIB

Atas Petunjuk Kiai, Gus Salam dan Gus Kautsar Pilih Berkhidmat di PWNU Jawa Timur

Kiai Haji Abdussalam Sohib (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Kiai Haji Abdussalam Sohib dan KH Abdurrahman Al-Kautsar merupakan dua tokoh muda Nahdlatul Ulama dari Jawa Timur. Keduanya masuk dalam jajaran kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa Khidmah 2022-2027 di bawah duet kepemimpinan KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum.


Gus Salam, sapaan KH Abdussalam Sohib, diangkat sebagai salah satu Wakil Sekretaris Jenderal, sedangkan Gus Kautsar, sapaan akrab KH Abdurrahman Al-Kautsar, dipilih sebagai salah satu Katib Syuriyah. Nama keduanya diumumkan secara langsung oleh KH Yahya Cholil Staquf pada pengumuman susunan kepengurusan PBNU masa khidmah 2022-2027 di Gedung PBNU lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Rabu (12/1/2022) lalu.


Beberapa waktu setelah pengumuman itu, Gus Salam dan Gus Kautsar sowan kepada KH Nurul Huda Djazuli, salah seorang Mustasyar PBNU sekaligus ayahandar dari Gus Kautsar sendiri. Dengan berbagai pertimbangan, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Mojo, Kediri itu meminta keduanya untuk meneruskan perkhidmatannya di Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Salah satu hal yang menjadi pertimbangannya adalah untuk membantu melayani perjuangan KH Anwar Manshur sebagai Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur.


Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Gus Salam kepada KH Yahya Cholil Staquf saat bertemu di ruangannya di Gedung PBNU lantai 3 pada Rabu (26/1/2022). Gus Yahya menerima penjelasan dari Gus Salam terkait keputusannya itu.


Sebagaimana diketahui, Gus Salam merupakan salah satu Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, sedangkan Gus Kautsar di PWNU Jawa Timur sebagai salah satu Wakil Katib Syuriyah.


Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Nahdlatul Ulama tidak memperkenankan salah satu pengurus merangkap jabatan, baik di lingkungan NU maupun di luar NU. Hal ini diatur secara terperinci dalam Pasal 50 ART NU berikut.


Jabatan Pengurus Harian Nahdlatul Ulama tidak dapat dirangkap dengan: 
a. Jabatan pengurus harian pada semua tingkat kepengurusan Nahdlatul Ulama; dan/atau 
b. Jabatan pengurus harian Lembaga dan Badan Otonom; dan/atau 
c. Jabatan Pengurus Harian Partai Politik; dan/atau
d. Jabatan Pengurus Harian Organisasi yang berafiliasi kepada Partai Politik; dan/atau 
e. Jabatan Pengurus Harian Organisasi Kemasyarakatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip perjuangan dan tujuan Nahdlatul Ulama.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan