• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 27 April 2024

Daerah

Gus Wafi : Tenaga Pendidik Tambakberas Harus Memahami Aqidah Aswaja

Gus Wafi : Tenaga Pendidik Tambakberas Harus Memahami Aqidah Aswaja
ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, KH Wafiyul Ahdi (Foto: Source Youtube Tambakberas TV)
ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, KH Wafiyul Ahdi (Foto: Source Youtube Tambakberas TV)

NU Online Jombang,

Upaya pengembangan pemikiran ahlusunnah wal jamaah terus dijaga dan dikembangkan. Kali ini giliran Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang yang menggelar seminar Aqidah Ahlusunnah Wal Jamaah (Aswaja), Selasa (13/12/2022).

 

Acara yang dikhususkan untuk internal pendidik dan tenaga pendidik Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum ini diikuti lebih dari 200 peserta. Hadir pula beberapa kepala sekolah dan ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, KH Wafiyul Ahdi. Acara ini diselenggarakan di Gedung Serbaguna Hasbullah Said Bahrul Ulum.

 

KH Wafiyul Ahdi, Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum menjelaskan, adalah sebuah keharusan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan dalam lingkup Pondok Pesantren Bahrul Ulum untuk memahami Aswaja.

 

“Dulu yang belum pernah mondok dan hari ini menjadi pendidik serta tenaga kependidikan harus memahami Ahlusunnah Wal Jamaah ala Thoriqoh mbah Wahab," jelasnya.

 

Sementara Dr KH Abdul Wahab Ahmad yang juga hadir sebagai nara sumber menerangkan, Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan nama kelompok. Namun sejatinya, Ahlussunnah Wal Jamaah adalah wajah mayoritas dari Islam.

 

“Seperti halnya kita tahu dan kita pelajari bersama, Ahlussunnah Wal Jamaah ini adalah nama kelompok tapi bisa dibilang bukan nama kelompok. Sebab, sejatinya Ahlussunnah Wal Jamaah ini adalah wajah mayoritas dari Islam itu sendiri," terangnya.

 

Pihaknya menambahkan, dahulu Imam As Subki menerangkan, Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Asy'ariyah dan Maturidiyah yang merupakan peletak Ahlussunnah Wal Jamaah. Mereka juga yang kemudian mengenalkan secara mati-matian ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah.

 

Peneliti Aswaja NU Center Jawa Timur ini juga menjelaskan, dalam catatatan sejarahnya, mereka yang bukan Ahlussunnah Wal Jamaah dikenal sebagai Ahlul bidah.

 

“Dalam catatan sejarahnya, kalau kita membahas tentang Ahlussunnah Wal Jamaah, maka yang dikenal dalam sejarah umat Islam selama 1000 tahun itu adalah Asy'ariyah dan Maturidiyah. Dalam sejarah, yang disebut sebagai Ahlul bidah adalah mereka yang anti terhadap Ahlusunnah Wal Jamaah," jelasnya.

 

Dosen UIN Jember ini memaparkan, Imam Basuki dan Imam Al Hafid Mulla Ali Al Bukhari memberikan penjelasan kepada murid muridnya bahwa ahlusunnah wal jama’ah merupakan yang mengikuti Asy'ariyah dan Maturidiyah.

 

“Kata Imam Basuki kemudian kata Imam al Hafid mulla Ali Al Bukhari ini, yang perlu kita ingat dan tekankan saat mengajar adalah Ahlussunnah Wal Jamaah yang benar adalah yang mengikuti Asy'ariyah dan Maturidiyah. Sebab, fenomena hari ini sangat disayangkan. Berkembang wacana baru kalau Asy’ariah dan Maturidiah bukan peletak ahlusunnah wal jamaah serta dikesampingkan seolah-olah aliran sesat," paparnya.

 

Pria yang aktif sebagai pengasuh kanal kanal di NU Online ini juga mengatakan kekecewaannya karena usaha kelompok tersebut berhasil. Hingga saat ini, tokoh-tokoh yang muncul di internet justru bukan fikrah Aswaja yang diyakini bersama melainkan mulai bermunculan tauhid Rububiyah, Uluhiyah dan Asma wa Sifat.

 

“Coba di klik di google tentang Aswaja. Kira-kira yang banyak muncul versinya Mbah Wahab atau yang lain? Tentu banyak yang lain bukan? Bahkan di lembar kerja siswa yang diajarkan di pondok-pondok pesantren NU itu yang menyalahkan Ahlussunnah Wal Jamaah yang diprakarsai oleh Ibnu Taimiyah. Ia merancangnya lalu menuduh ulama-ulama Ahlussunnah Wal Jamaah seperti Imam Ghazali Imam ar Razi Imam Al amin sebagai orang yang masih belum nyampe ilmunya," katanya.

 

Menurut dia, perlu mempelajari Akidah Ahlusunnah Wal Jamaah dengan teliti agar mengetahui perbedaan Ahlusunnah Wal Jamaah yang asli dengan yang dibuat-buat oleh sekolompok orang.


Daerah Terbaru