• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Senin, 29 April 2024

Bahtsul Masail

Hukum Membaca Talbiyah jelang Keberangkatan Calon Jamaah Haji

Hukum Membaca Talbiyah jelang Keberangkatan Calon Jamaah Haji
Jamaah haji di Makkah. (Foto: Freepik)
Jamaah haji di Makkah. (Foto: Freepik)

Deskripsi Masalah:

Kebiasaan sebagian masyarakat di lingkungan Kabupaten Jombang ketika melaksanakan acara walimatussyafar dalam rangka menjelang keberangkatan calon jamaah haji ke Tanah Suci ada pembacaan talbiyah.


Pertanyaan:

Bagaimanakah hukumnya pembacaan talbiyah yang dilakukan di acara walimatussafar tersebut?


Jawaban:

Membaca talbiyah di luar ihram hukumnya boleh asalkan tidak dikesankan bahwa talbiyah tersebut disyari’atkan. Karena jika untuk tujuan ibadah tidak diperbolehkan, tetapi jika untuk tujuan ta'lim tidak apa-apa. Bahkan menurut Imam Ibnu Mundzir hukumnya boleh, sedangkan menurut Imam Malik hukumnya makruh


Referensi:

هِدَايَةُ السَّالِكِ اِلَى الْمَذَاهِبِ الْاَرْبَعَةِ مِنَ الْمَنَاسِكِ ج 2 ص 512
وَكَرَّهَ مَالِكٌ اَنْ يُلَبِّىَ الرَّجُلُ وَهُوَ لَا يُرِيْدُ حَجَّا وَلَا عَمْرَةً وَرَأَهُ خَرْقًا لِمَنْ فَعَلَهُ وَاسْتَدَلَّ لِمَا قَالَهُ مَالِكٌ بِأَنَّ التَّلْبِيَةَ مِنْ شَعَائِرِ الْاِحْرَامِ وَلَيْسَتْ بِعِبَادَةٍ مُسْتَقِلَّةٍ بِنَفْسِهَا فَمَنْ اَتَى لَا يُرِيْدُ اِحْرَامًا اَتَى بِهَا عَلَى غَيْرِ مَشْرُوْعِهَا كَالْاَذَانِ وَالْاِقَامَةِ. وَعَنْ اِبْرَاهِيْمَ قَالَ اَقْبَلَ عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْعُوْدٍ مِنْ ضَيْعَتِهِ الَّتِىْ دُوْنَ الْقَادِسِيَةِ فَلَقِىَ قَوْمًا يُلَبُّوْنَ عِنْدَ النَّجْدِ فَقَالَ عَبْدُ اللهِ لَبَّيْكَ عَدَدَ التُّرَابِ لَبَّيْكَ. وَقَالَ ابْنُ الْمُنْذِرِ لَا بَأْسَ بَأَنْ يُلَبِّىَ الْحَلَالُ لِاَنَّهُ ذِكْرٌ مِنْ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى

 

Artinya: Imam Malik menghukumi makruh bagi orang yang membaca talbiyah tidak untuk tujuan haji atau umrah dan Imam Malik memandang hal itu menyalahi syariat bagi orang yang melakukannya. Dasar yang digunakan oleh Imam Malik bahwa talbiyah merupakan tanda-tanda ihram, bukan ibadah tersendiri. Barang siapa yang membaca talbiyah sedang ia tidak menghendaki ihram, maka pembacaannya tidak sesuai tuntutan syariat seperti adzan dan iqamah. Ibnu Mundzir berpendapat bahwa tidak apa-apa membaca talbiyah karena hal itu merupakan dzikir kepada Allah SWT.


اَلْحَاوِي الْكَبِيْرُ الْجُزْءُ الْخَامِسُ ص: 108
مَسْأَلَةٌ: قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: " وَإِنْ لَمْ يُرِدْ حَجًّا وَلَا عُمْرَةً فَلَيْسَ بِشَيْءٍ ". قَالَ الْمَاوَرْدِيُّ: وَهَذَا صَحِيْحٌ. لِأَنَّ الْإِحْرَامَ يَنْعَقِدُ بِالنِّيَّةِ فَإِذَا لَمْ يَنِوِ حَجًّا وَلَا عُمْرَةً وَلَا إِحْرَامًا لَمْ يَكُنْ مُحْرِمًا لِفَقْدِ مَا انْعَقَدَ بِهِ الْإِحْرَامُ وَهُوَ النِّيَّةُ، وَحُكِىَ عَنْ مَالِكٍ أَنَّهُ كَرَّهَ التَّلْبِيَةَ لِلحلال: لِأَنَّهُ مِنْ شَعَائِرِ الْإِحْرَامِ، كَرَمْيِ الْجِمَارِ، وَلَمْ يُكَرِّهِ الشَّافِعِيُّ ذَلِكَ، لِأَنَّهَا تَشْتَمِلُ عَلَى حَمْدِ اللهِ تَعَالَى وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ، فَلَمْ يَضِقْ عَلَى أَحَدٍ أَنْ يَقُوْلَهُ. رُوِيَ أَنَّ ابْنَ مَسْعُوْدٍ لَقِيَ رُكْبَانًا لِسَالِحِيْنَ مُحْرِمِيْنَ فَلَبَّوْا فَلَبَّى ابْنُ مَسْعُوْدٍ وَهُوَ دَاخِلُ الْكُوْفَةِ


Artinya: Diriwayatkan bahwasanya Imam Malik memakruhkan membaca talbiyah bagi orang yang tidak berihram karena talbiyah merupakan tanda-tanda ihram. Dan Imam Syafi’i tidak menghukumi makruh karena talbiyah mencakup pujian dan sanjungan kepada Allah SWT.

 

Catatan:

  1. Penjelasan atau uraian di atas merupakan hasil bahtsul masail yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang (PC) Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kabupaten Jombang. 
  2. Sumber yang dijadikan referensi dalam membahas topik terkait, sebagian tidak diterjemahkan secara utuh, hanya menerjemahkan poin-poin penting yang langsung menjelaskan topik.


Bahtsul Masail Terbaru