NU Online Jombang, 
Sanad merupakan hal yang terpenting dalam tradisi keilmuan pesantren. Tanpa sanad, ilmu yang didapat belum dianggap memiliki sumber yang jelas.

KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan terkait dengan pentingnya sanad sebagai salah satu ciri dari tradisi pesantren dan Nahdlatul Ulama.

"Sanad adalah inti dan tulang punggung dari keberadaan tradisi keilmuan pesantren dan tradisi Nahdlatul Ulama," ujarnya dalam pembukaan Nasyrusanad dan Musyawarah Tranformasi Pesantren, di Pondok Pesantren Tebuireng, Sabtu (12/6/2025).

Dalam beragama dan melaksanakan syariat Islam, lanjutnya, yang paling penting adalah sanad ilmu. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa orang beramal harus dengan ilmu.

"Amal tanpa ilmu itu hukumnya mardud, ditolak, dan berilmu harus memiliki guru, juga guru tersebut harus memiliki sanad yang sambung sampai kepada Nabi saw karena hakikat ilmu adalah agama," ujarnya.

Gus Yahya kemudian menceritakan tentang gurunya, yakni Almarhum KH Maimun Zubair yang pernah menyampaikan bahwa jika suatu pesantren ingin bertahan maka harus memiliki sanad keilmuan dari Mbah Hasyim Asy'ari.

Ia menjelaskan, Mbah Hasyim Asy'ari merupakan ulama sepuh NU yang dikenal sebagai ahli hadits dan memiliki sanad keilmuan yang jelas sampai kepada Rasulullah saw. 

Dengan Nasyrussanad ini, Gus Yahya berharap agar tradisi keilmuan pesantren tetap terjaga dan sanad Mbah Hasyim dapat tersebar ke banyak pesantren di Indonesia.

"Ini merupakan upaya memelihara tradisi pesantren, kita berharap agar sanad ini dapat tersebar ke seluruh pesantren dan dapat menjadi modal bagi pesantren untuk bertahan di tengah perkembangan zaman," pungkasnya.