Pustaka

Resensi Film Dua Garis Biru, Edukasi Seks Sejak Dini

Sabtu, 5 November 2022 | 15:27 WIB

Resensi Film Dua Garis Biru, Edukasi Seks Sejak Dini

Poster film dua garis biru (Foto: Multivision)

NU Online Jombang,

Sebuah film berjudul Dua Garis Biru hasil garapan sutradara Retna Ginanti S. Noer yang sukses rilis di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 11 Juli 2019 dengan durasi waktu 113 menit. Film ini cukup meninggalkan bekas mendalam bagi para penontonnya. Mengapa? Film yang menceritakan tentang kehamilan dini seorang gadis bernama Dara ini, berhasil memunculkan rasa pilu dalam setiap adegan dan dialog yang dimunculkan.

 

Perasaan penonton mulai diuji ketika tokoh Dara dan Bima harus mengalami pergulatan batin dalam menyambut buah hati dan resminya mereka sebagai orang tua di usia yang masih sangat dini.

 

Film yang dibintangi oleh Angga Aldi Yunanda sebagai Bima dengan lawan mainnya Adhisty Zara yang berperan sebagai Dara ini cukup bisa mengaduk hati penonton. 

 

Mereka dikisahkan sebagai sepasang remaja yang duduk di bangku SMA dengan kisah percintaan yang dipenuhi dengan canda, tawa serta romansa anak sekolahan. Uniknya, kisah cinta yang didukung teman serta keluarga ini justru menuai konflik akibat hubungan yang terlampau bebas. 

 

Suatu kali, Dara mengajak Bima untuk berkunjung ke rumahnya. Tadinya mereka hanya bermain dan bersenda gurau. Namun, situasi rumah yang sepi dan keberadaan mereka di kamar membuat keduanya dilanda kasmaran. 

 

Singkatnya, Dara mengalami gejala hamil dan Bima pun mencoba untuk membelikan Dara sebuah testpack, hasilnya jelas dua garis. Dara positif hamil. 

 

Kelebihan Film

Film berjudul Dua Garis Biru ini menjelaskan tentang bagaimana sex education sangat penting diberikan pada anak sekolah, khususnya usia remaja.  

 

Dua Garis Biru ini juga dapat menjadi wadah untuk berdiskusi tentang pernikahan dini yang masih dianggap tabu oleh masyarakat Indonesia. Dengan melihat film ini, orang tua bisa mulai mengajak anak mereka berdiskusi tentang bahaya pergaulan bebas dan pentingnya menjaga diri.

 

Selain itu, karena dikemas apik di genre romantic comedy, film ini bisa mengundang gelak tawa penonton sekaligus menguras emosi.

 

Film ini menjelaskan tentang mengapa seks bebas itu dilarang. Selain dilarang dari segi agama, seks bebas juga tidak akan menguntungkan kedua belah pihak. Baik dari sisi laki-laki maupun perempuan akan dirugikan.

 

Adanya kritik sosial yang diarahkan kepada keluarga Bima yang berasal dari keluarga agamis, seolah menjelaskan bahwa nilai agama saja tidak cukup untuk membuat remaja menjauhi zina. 

 

Saran 

Film ini sangat baik untuk ditonton oleh kalangan remaja misalnya seperti para pelajar yang berusia sekitar 15-18 tahun. Terlebih lagi untuk orang dewasa ataupun orang tua. Terdapat banyak adegan dalam film yang dapat dijadikan panutan bagi semua orang, seperti sex education dan cara memberikan solusi atau saran bagi anak-anak agar terhindar dari namanya hamil di luar nikah. Diharapkan semua adegan tersebut dapat dijadikan sebagai pembelajaran dan ditelaah mana hal yang baik untuk dilakukan dan hal yang tidak baik. 

 

Identitas Film

Judul : Dua Garis Biru

Tanggal rilis: 11 Juli 2019 (Indonesia)

Sutradara: Ginatri S. Noer

Penghargaan: Festival Film Bandung untuk Film Bioskop Terpuji, lainnya

Produser: Chand Parwez Servia, Fiaz Servia

Skenario: Ginatri S. Noer

Perusahaan produksi: Kharisma Starvision Plus, Wahana Kreator

 

Oleh : Zahrotusshafa Isnaini (Siswa Kelas XI IPS3 Program Unggulan MAN 3 Jombang)