• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Selasa, 30 April 2024

Nasional

Kiai Said: Manusia Tak Layak Dikomentari Fisiknya

Kiai Said: Manusia Tak Layak Dikomentari Fisiknya
KH Said Aqil Siroj memberikan tausyiah dalam peringatan Haul ke-45 KH Bisri Syansuri di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jumat malam (13/1/2024). (Foto: NU Online Jombang/Karimatul Maslahah)
KH Said Aqil Siroj memberikan tausyiah dalam peringatan Haul ke-45 KH Bisri Syansuri di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jumat malam (13/1/2024). (Foto: NU Online Jombang/Karimatul Maslahah)

NU Online Jombang, 
KH Said Aqil Siroj menghadiri peringatan Haul ke-45 KH Bisri Syansuri di Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang Jumat (12/1/2024) malam. Dalam tausyiahnya, ia mengatakan bahwa manusia memiliki potensi berkaitan dengan sifat-sifat yang melekat pada diri manusia itu sendiri.


Manusia apabila ditinjau dari sisi fisik, maka bahasa Arabnya adalah basyarun. Ia kemudian memberikan contoh saat para wanita Mesir yang diundang oleh Zulaikha untuk jamuan makan, mereka malah memotong jarinya sendiri saat melihat Nabi Yusuf.

 

"Mereka tertarik dengan sisi basyariyah-nya Nabi Yusuf. Segala bentuk fisik manusia adalah gambaran bahwa manusia sebagai basyar," ungkapnya


Kedua, manusia ditinjau dari sisi ruhani bahasa Arabnya adalah insan. Perbedaannya, kalau basyariyah tidak layak dikomentari, tetapi insaniyah layak dikomentari. "Maksudnya adalah manusia tidak layak dikomentari fisiknya, tetapi yang perlu dikomentari adalah kemampuan akal dan pikirannya," ujarnya.


Selain itu, dari sisi insan, lanjutnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia. Kemudian, bentuk adjektif dari insan adalah anis, anisah yang artinya keharmonisan. "Maka selama kita menjadi insan kita membawa misi menata kehidupan yang harmonis, jauh dari konflik dan permusuhan. Oleh sebab itu, apabila seseorang berkonflik, artinya ia sedang jauh dari sisi insaniyah-nya," jelas mantan Ketum PBNU itu.


Kiai Said melanjutkan bahwa Nabi Muhammad Shallahu Alaihi wa Sallam mentolerir umatnya apabila terpaksa berkonflik hanya diperbolehkan dalam kurun waktu tiga hari tiga malam, setelah itu harus kembali menjadi insan.


"Insan adalah makhluk yang paling mulia karena insan dipercaya oleh Allah swt menjadi mandataris yang mengelola kehidupan ini," terangnya.

 

Hadir pada Haul ini sejumlah tokoh. Di samping Kiai Said, hadir pula KH Marzuki Mustamar, Habib Umar bin Ahmad Al-Mutahar, KH Masduqi Abdurrahman, Gus H Muhammad Abdurrahman al-Kautsar (Gus Kautsar), para dzurriyah KH Bisri Syansuri, dan beberapa tokoh partai politik.


Nasional Terbaru