Di Konferwil NU Jatim, Rais Aam PBNU Jelaskan Pentingnya Keteguhan Hati
Ahad, 4 Agustus 2024 | 01:00 WIB

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan at-taushiyyat wal irsyadat wat-taujihat di pembukaan Konferwil NU Jatim, Jumat (02/08/2024). (Foto: instagram @nahdlatululama)
Feni Kusumaningrum
Kontributor
NU Online Jombang,
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar berikan tausiyah pada acara Konferwil XVIII NU Jatim di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang pada Jumat (2/8/2024).
Kiai Miftach mengatakan, dalam sebuah organisasi yang utuh selalu ada ribatul qolbi, keteguhan hati dalam semua keputusan yang melalui musyawarah, tentu diiringi pula dengan memohon petunjuk kepada Allah.
Menurutnya, ribatul qolbi yang dibutuhkan NU saat ini sesuai dengan semboyan 'merawat jagat membagun peradaban', sejalan pula dengan konferwil XVIII yang bertema 'merajut ukhuwah dan mengokohkan jam'iyyah dalam pendampingan umat'.
“Bagaimana kita lebih mengokohkan lagi ribatul qolbi terutama di bulan-bulan yang besar. Bulan Muharram yang didengungkan sebagai bulan pembuka tahun baru Islam yang diharapkan akan menjadi tahun kebangkitan Islam,” urainya.
Berkaitan dengan ribatul qolbi ia melanjutkan dengan mengutip surah Al-Kahf ayat 14 yang berbunyi:
وَّرَبَطْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اِذْ قَامُوْا فَقَالُوْا رَبُّنَا رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَنْ نَّدْعُوَا۟ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلٰهًا لَّقَدْ قُلْنَآ اِذًا شَطَطًا
Artinya: Kami meneguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu berkata, 'Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi. Kami tidak akan menyeru Tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran'.
“Allah mengikat hati-hati para pemuda yang hijrah untuk mempertahankan akidah dan keyakinannya, seperti Ashabul Kahfi."
“Kenapa? Karena mereka sudah ikat oleh Allah untuk ribatul qolbi, sehingga mantap, berhadapan dengan siapapun sudah yakin kalau akan mendapat pertolongan dari Allah,” sambungnya.
Kiai Miftach menyebutkan, hal itu menggambarkan PBNU saat ini, yang penuh kemantapan di hadapan siapapun. Hal ini termasuk dalam nilai hijrah dari negatif ke hal yang positif.
“Mulai saat ini kita bangun NU, sehingga tegak lurus mulai dari ranting, MWC, PC, PW, serta keputusan-keputusan PBNU. Selama itu hasil keputusan musyawarah PBNU, saya yakin akan menghasilkan hal yang luar biasa,” tutupnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Koreksi Diri di Penghujung Syawal
2
Kapan Awal Bulan Dzulqa'dah 1446 H? Ini Data LF PBNU
3
Bagaimana Hukum Takziah ke Jenazah Non-Muslim? Begini Penjelasannya
4
Sejarah Singkat Kelahiran GP Ansor dan Ketum dari Masa ke Masa
5
Halal Bihalal IPNU-IPPNU Unwaha, Bangun Kesolidan untuk Kemajuan Organisasi
6
Jejak Pemikiran Kiai Bisri Syansuri: Dari Pancasila ke Aswaja
Terkini
Lihat Semua