Nasional

Demonstran Menyampaikan Aspirasi Dijamin Konstitusi, Ketua PBNU: Tak Selayaknya Polisi Menahan

Kamis, 3 Juli 2025 | 07:10 WIB

Demonstran Menyampaikan Aspirasi Dijamin Konstitusi, Ketua PBNU: Tak Selayaknya Polisi Menahan

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Hukum Mohamad Syafi' Alielha (Savic Ali). (Foto: NU Online/Suwitno)

NU Online Jombang, 
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Hukum Mohamad Syafi' Alielha (Savic Ali) menegaskan bahwa demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi adalah hak konstitusional warga negara yang harus dihormati.


Pernyataan ini dikemukakan untuk merespons sikap kepolisian yang meringkus lima orang penanggung jawab aksi demonstrasi damai sopir truk ODOL (Over Dimension Over Load), Rabu (2/7/2025). Salah satu yang diringkas adalah Presiden Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Konfederasi Sarbumusi Irham Ali Saifuddin.


“Demo menyampaikan aspirasi dijamin konstitusi, tidak selayaknya polisi melakukan penahanan atas warga yang ingin didengar aspirasinya,” tegas Savic, sebagaimana diwartakan NU Online.


Savic juga meminta pemerintah membuka ruang dialog yang serius untuk mendengar suara para sopir yang terdampak kebijakan Zero ODOL. Ia juga mengungkapkan hasil audiensi perwakilan organisasi sopir truk ke PBNU, pada 30 Juni 2025 lalu. 


“Kita semua ingin kehidupan jalan raya yang lebih baik, dan dari audiensi PBNU dengan perwakilan sopir truk kemarin, para sopirnya juga tidak ingin membawa muatan over load,” ujarnya.


Ia menilai persoalan ODOL tidak bisa dilihat semata sebagai pelanggaran sopir di jalan raya. Menurut Savic, ada persoalan tata niaga transportasi barang yang lebih mendasar dan menekan posisi para sopir, sehingga pemerintah perlu membenahinya lebih dulu.


“Ada persoalan-persoalan lebih mendasar yang harus dipecahkan pemerintah lebih dahulu, karena ODOL menurut para sopir hanya dampak dari tata niaga transportasi barang yg belum bagus. Sopir pada dasarnya juga korban dari primadi kekuasaan di jalan raya,” kata Savic.


Savic juga mengingatkan pemerintah agar setiap aturan yang akan dibuat harus melibatkan semua elemen masyarakat yang akan terdampak oleh peraturan tersebut. "Itulah esensi demokrasi," tegas Savic. 


Irham Ali Saifuddin dan kawan-kawan diringkus pihak kepolisian ke Mapolda Metro Jaya. Di dalam mobil yang membawanya itu, Irham mengunggah video. Ia bersama kawan-kawan koordinator aksi yang lain kompak menyanyikan lagu Darah Juang sembari mengepalkan tangannya. 


Saat berita ini dinaikkan, Irham dan kawan-kawannya sudah keluar dari Mapolda Metro Jaya dan sampai di Kantor DPP Konfederasi Sarbumusi, di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat.