8 Maret, Hari Perempuan Internasional: Sejarah Singkat, Tema, dan Urgensinya
Sabtu, 8 Maret 2025 | 14:45 WIB
Miftakhul Jannah
Kontributor
NU Online Jombang,
Hari Perempuan International atau International Women's Day adalah sebuah hari yang khusus diperingati setiap tanggal 8 Maret oleh para perempuan sedunia.
Melansir dari laman International Womens Day, Hari Perempuan Internasional (IWD) diperingati untuk merayakan pencapaian, perjuangan, dan kontribusi perempuan baik di bidang sosial, ekonomi, budaya, maupun politik di dunia.
Selain itu, Hari Perempuan Internasional ditujukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan ketidaksetaraan gender, seperti minimnya representasi perempuan dalam hal kepemimpinan, kejahatan berbasis gender, dan ketimpangan akses pendidikan dan kesempatan bagi perempuan.
Peringatan Hari Perempuan Internasional di sisi lain juga sebagai bentuk ajang memperkuat solidaritas untuk mendukung hak-hak perempuan serta memobilisasi aksi untuk kesetaraan, baik dari individu, komunitas, dan organisasi untuk menciptakan dunia yang lebih inklusi dan adil bagi perempuan.
Tema Peringatan Hari Perempuan Internasional 2025 yang dicetuskan oleh PBB kali ini adalah "For ALL Women and Girls: Rights, Equality, Empowerment" yang memiliki arti "Untuk SEMUA Perempuan dan Anak Perempuan: Hak, Kesetaraan, Pemberdayaan".
Sejarah Singkat Hari Perempuan Internasional
Tahun 1908, dengan dilatarbelakangi oleh buruknya kondisi kerja dan eksploitasi, 15.000 perempuan di New York turun ke jalan untuk protes mengenai pemendekan jam kerja, gaji yang lebih baik, dan hak suara.
Tahun berikutnya, Partai Sosialis Amerika mengumumkan peringatan Hari Perempuan Nasional (National Women's Day) untuk menghormati para demonstran yang turun ke jalan menyuarakan hak perempuan.
Peringatan ini kemudian menjadi peringatan global pada tahun 1910, dengan adanya para sosialis internasional yang mendukung dibuatnya hari peringatan untuk perempuan.
Kemudian, Hari Perempuan Internasional pertama kali diperingati pada tahun 1911, dengan lebih dari 1 juta orang berdemo turun ke jalan untuk kembali menyuarakan hak-hak perempuan.
Sepanjang abad 20, Hari Perempuan Internasional diperingati oleh orang orang di akar rumput. Kemudian, menjelang 1975 PBB mengukuhkan tanggal 8 Maret sebagai peringatan Hari Perempuan Internasional.
Urgensi Hari Perempuan Internasional
Hari Perempuan Internasional bukan hanya sekadar peringatan biasa, namun, juga membawa misi kesetaraan bagi perempuan di seluruh dunia.
Selama lebih dari 100 tahun saat pertama kali Hari Perempuan Internasional dicetuskan, perempuan mengalami banyak ketidakadilan, bahkan di tahun 1911, hanya ada delapan negara yang mengizinkan perempuan memiliki hak pilih dan ditambah dengan buruknya kondisi lingkungan kerja dan beban yang harus ditanggung perempuan dalam pekerjaannya.
Sayangnya, kondisi tersebut masih berlangsung hingga saat ini, dibuktikan dengan masih adanya ketidaksetaraan sosial bagi perempuan, hak suara yang tidak didengar, dan maraknya eksploitasi pada perempuan.
Untuk itu, Hari Perempuan Internasional menjadi peringatan tahunan yang berfungsi untuk kembali mengingatkan semua orang agar menyadari pentingnya pemenuhan hak bagi perempuan.
Berdasarkan data kasus yang ditulis di situs iwda, terdapat 47.000 perempuan dan gadis remaja dibunuh oleh laki-laki dari anggota keluarganya sendiri sepanjang tahun 2020. Kemudian, 47 negara masih belum memiliki hukum atas suami yang melakukan tindak kekerasan seksual terhadap istrinya.
Selanjutnya, 2,7 miliar perempuan terbatas dalam pekerjaan yang sama dengan laki laki. Ditambah dengan sebanyak 45 negara belum memiliki peraturan khusus yang melindungi perempuan dari kekerasan rumah tangga. Terakhir, sebesar 30 persen perempuan di dunia tercatat pernah mengalami kekerasan fisik dan seksual.
Terpopuler
1
H Shodiqin Utsman, Ketua PRNU Sambirejo yang Aktif Syiarkan NU Itu Wafat di Tanah Suci
2
Khutbah Jumat: Kematian Sering Dilupakan, padahal Pasti Tiba, Saatnya Siapkan Amal Terbaik
3
Sutradara Serial Klasik 'Mak Lampir' Ternyata Pernah Nyantri di Tebuireng dan Seblak, Ini Sosoknya
4
Festival Banjari Santri Expo Jombang 2025 Rampung Digelar, Berikut Daftar Juaranya
5
Fenomena Kemarau Basah: Ini Pengertian, Penyebab, dan Durasinya
6
Kisah Mbah Suro: Sosok Lelaki Sepuh di Balik Kelahiran Bung Karno di Jombang
Terkini
Lihat Semua