Jaga Muruah, Jangan Tergadaikan karena Kepentingan Sesaat
Jumat, 9 Februari 2024 | 06:30 WIB
KH M Sholeh
Penulis
Meski masih terjadi perbedaan antarulama mengenai apakah hifdhul irdli (menjaga muruah atau harga diri manusia) merupakan bagian dari tujuan syariat yang bersifat dloruri (primer) ataukah tidak, namun faktanya muruah (sebagian menyebutnya marwah) harga diri manusia adalah bagian penting pada diri seorang manusia.
Kitab Irsyadul Fuhul karya Assyaukani menampilkan sebuah syair yang berisikan betapa pentingnya sebuah muruah atau harga diri manusia bagi seorang manusia.
يهون علينا أن تصاب جسومنا
وتسلم اعراض لنا وعقول
Manusia yang normal pikiran dan hatinya masih bisa mempunyai kepercayaan diri, meski diuji dengan kendala fisik, tapi tatkala muruah/harga diri sebagai seorang manusia tercabik, bahkan hancur, ia akan kesulitan hanya untuk sekadar mengangkat kepala.
Dunia yang luas seakan selebar wajahnya, kiamat yang masih lama seakan sudah di pelupuk matanya.
Pantas kiranya jika Imam Ibnu Subki mengelompokkan perlindungan terhadap harga diri ini ke dalam tujuan syariat yang bersifat primer sebagaimana perlindungan terhadap agama, jiwa, harta benda, keturunan, dan akal.
Alfaqir sendiri sangat sependapat dengan pikiran Imam Ibnu Subki, karena pikiran Ibnu Subki ini sangat logis dan faktual.
Apalah artinya sederet gelar akademik dan gelar kehormatan sosial, seperti kiai, tuan guru, gus, dan ning manakala martabatnya viral tercoreng dengan tindakan yang tidak patut. Gelar mungkin tidak hilang, tapi muruahnya?
Sangat mungkin tinggal ismun tapi bilamusamma.
Karena itu lindungi muruah atau harga diri, jangan sampai tergadaikan dengan kepentingan duniawi.
Islam tidak menghalangi pemenuhan kepentingan duniawi, seperti pangkat, jabatan, dan harta benda, api raihlah hal ini dengan cara bermartabat, dan jadikanlah semua ini sebagai bagian alat terciptanya mashlahah ammah sehingga kelak ditulis sebagai amal akhirat.
Karenanya gerak lisan dan anggota tubuh yang lain harus teratur dan terkontrol.
Jangan sampai publik tahu cacat moral yang disandang apalagi ceroboh menviralkan diri.
Rasulullah bersabda:
كل أمتي معافى إلا المجاهرين
Artinya, "Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujâhirîn atau orang-orang yang berterus terang dalam berbuat dosa.”
*Ditulis oleh KH M Sholeh, Tokoh NU Kabupaten Jombang, Wakil Rais PCNU Jombang 2017-2022
Terpopuler
1
Zuhrotul Malachah Terpilih sebagai Ketua PCI Muslimat NU Mesir: Alumni Tambakberas, Aktif Berorganisasi
2
BEM-SI Gelar Aksi Damai di Jakarta, Desak Pemerintah Respons 11 Tuntutan
3
Buku Sejarah NU Jombang Mulai Ditulis, LTN PCNU Targetkan Rampung Sebelum Masa Khidmah Berakhir
4
Istiqamah Lestarikan Warisan Ulama, Khataman Shahih Bukhari di Jombang Telah Digelar 47 Kali
5
IPNU-IPPNU Mojowarno Resmi Dilantik, Usung Konsep Percepatan 'GASPOL'
6
Pelatihan Kepanitiaan IPNU-IPPNU Sambongdukuh, Bekali Anggota Jadi Panitia Tangguh
Terkini
Lihat Semua