• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Minggu, 28 April 2024

Fiqih

Adakah Mandi Wajib sebelum Puasa Ramadhan?

Adakah Mandi Wajib sebelum Puasa Ramadhan?
Ilustrasi bulan Ramadhan. (Foto: Canva)
Ilustrasi bulan Ramadhan. (Foto: Canva)

Topik mandi wajib menjelang Ramadhan kerap kali mengemuka. Seolah ada keharusan bagi umat Islam untuk melaksanakan mandi wajib sebelum masuk bulan Ramadhan atau sebelum berpuasa Ramadhan. Padahal tidak ada syarat mandi wajib untuk bisa mengerjakan puasa Ramadhan.


Ketentuan syarat wajib puasa dapat ditemui dalam hadits-hadits Nabi dan keterangan ulama sebagaimana berikut ini: Pertama adalah seorang muslim atau muslimah. Kedua, sudah baligh, dengan ketentuan ia pernah keluar mani dari kemaluannya baik dalam keadaan tidur atau terjaga, dan khusus bagi perempuan sudah keluar haid. Ketiga, memiliki akal yang sempurna atau tidak gila, baik gila karena cacat mental atau gila disebabkan mabuk. Keempat, kuat menjalankan ibadah puasa. Kelima, mengetahui awal bulan Ramadhan.


Jelas, penjelasan di atas tidak menyertakan wajib mandi untuk melakukan puasa Ramadhan. Mandi wajib bukan merupakan keharusan menjelang bulan Ramadhan. Sebab, mandi wajib hanya diharuskan bagi orang berhadats besar yang hendak melakukan ibadah yang memang disyaratkan demikian seperti shalat lima waktu dan tawaf, sedangkan puasa tidak termasuk. 


Bahkan, orang yang malamnya memiliki hadats junub seperti karena mimpi basah atau telah melakukan hubungan suami istri, jika ia belum sempat mandi wajib sebelum waktu imsak, puasanya di siang hari tetap sah, selama syarat dan rukunnya terpenuhi. 


Dalam kitab al-Mausu’atul Fiqhiyyah (16/55) dijelaskan: 


يَصِحُّ مِنْ الْجُنُبِ أَدَاءُ الصَّوْمِ بِأَنْ يُصْبِحَ صَائِمًا قَبْل أَنْ يَغْتَسِل. فَإِنَّ عَائِشَةَ وَأُمَّ سَلَمَةَ قَالَتَا : نَشْهَدُ عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أِنْ كَانَ لِيُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ غَيْرِ احْتِلاَمٍ ثُمَّ يَغْتَسِل ثُمَّ يَصُومُ


Artinya, “Orang yang memiliki hadats junub (hadats besar), sah melaksanakan puasa meski ia belum sempat mandi besar sampai pagi puasa. Siti ‘Aisyah dan Ummu Salamah pernah berkata, ‘Kami melihat Nabi Muhammad saw pagi-pagi masih memilki hadats junub yang bukan karena mimpi basah, lalu beliau mandi besar dan tetap melaksanakan puasa.”


Memang, saat bulan puasa memang ada anjuran mandi, tapi bukan mandi wajib, melainkan mandi sunnah yang dianjurkan pada setiap malam bulan puasa. Dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri (1/81) dijelaskan:


و بقية الأغسال المسنونة مذكورة في المطولات منها الغسل لدخول المدينة الشريفة...ولكل ليلة من رمضان و قيده الأذرعي بمن يحضر الجماعة والمعتمد عدم التقييد بذالك

 
Artinya, “Dan sisa mandi-mandi yang disunnahkan telah disebutkan dalam kitab-kitab yang panjang pembahasannya. Di antaranya adalah membersihkan badan karena hendak memasuki kota Madinah,... dan setiap malam di bulan Ramadhan. Imam Al-Adzra’i hanya membatasi pada orang yang hendak menghadiri berjemaah, sementara menurut pendapat yang kuat tidak ada pembatasan dalam hal itu.” 


Dari penjelasan di atas, tidak ada keharusan untuk mandi wajib menjelang bulan Ramadhan karena bukan termasuk syarat atau rukun. Yang ada hanya mandi sunnah, itu pun berlaku pada setiap malam bulan Ramadhan.

 
*Keterangan ini diambil dari artikel NU Online berjudul Salah Kaprah Mandi Wajib jelang Puasa Ramadhan


Editor:

Fiqih Terbaru