Temuan Survei Kekerasan di Jombang: Perempuan Lebih Rentan Jadi Korban dan Minim Akses Pengaduan
Senin, 11 November 2024 | 06:00 WIB

IPNU-IPPNU Jombang meluncurkan hasil riset kekerasan terhadap pelajar di aula Kantor BMT NU Jombang, Ahad (10/11/2024). (Foto: NU Online Jombang/Miftakhul Jannah)
Miftakhul Jannah
Kontributor
NU Online Jombang,
Kekerasan dan tindak perundungan kini menjadi masalah serius yang perlu diatasi. Dibuktikan dengan banyaknya kasus dan berita kekerasan yang berseliweran terutama yang berhubungan dengan kekerasan di lingkungan pelajar.
Menindaklanjuti hal ini, Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Jombang melakukan riset atau survei untuk menemukan data konkret terkait kekerasan pelajar dan mahasiswa di Jombang.
"Riset kekerasan pelajar ini diinisiasi karena maraknya isu-isu di Kabupaten Jombang mengenai perundungan, terutama di kalangan pelajar sekolah," ujar Herlina Dwi A, ketua PC IPPNU Jombang saat lunching hasil riset tersebut di aula BMT NU Jombang, Ahad (10/11/2024).
Survei yang dilakukan dalam periode 20 Mei - 20 September 2024 tersebut melibatkan 366 responden yang terdiri dari 61,3 persen responden perempuan dan 38,7 persen responden laki-laki, dengan perincian 8,8 persen pelajar SMP, 63,3 persen, pelajar SMA, dan 26,5 persen mahasiswa.
Hasil survei menyebutkan bahwa 40,6 persen responden mengaku pernah mengalami kekerasan, dan kekerasan yang paling dominan adalah perundungan, dengan prosentase sebesar 46 persen.
Mirisnya, perempuan lebih rentan menjadi korban kekerasan. Dari data survei tersebut sebanyak 60 persen korban kekerasan adalah perempuan.
Apalagi ditambah dengan pengetahuan korban kekerasan terhadap akses pengaduan sangat minim. Sebanyak 65 persen responden belum mengetahui akses-akses pengaduan tindak kekerasan.
Hal tersebut disinyalir disebabkan adanya kesenjangan informasi dan kurangnya upaya sosialisasi layanan pengaduan kepada masyarakat luas.
Adapun pelaku kekerasan, berdasarkan survei tersebut dilakukan oleh teman sebaya dengan 34 persen kasus, sedangkan pelaku dari keluarga dan kerabat sebesar 45 persen kasus.
Penyebab kekerasan pada pelajar terjadi bisa disebabkan oleh gangguan emosional, kesalahpahaman, faktor lingkungan, hingga adanya dendam antara pelaku dan korban.
Ini menunjukkan kompleksitas masalah kekerasan di lingkungan pelajar tidak hanya dipengaruhi dari latar belakang individu, tetapi juga faktor sosial dan lingkungan tempat tinggal.
"Maka dari itu IPNU-IPPNU yang merupakan representasi dari pelajar NU ini mempunyai tanggung jawab dan diharapkan dapat menjadi solusi atas adanya kasus-kasus yang terjadi di Jombang," pungkasnya.
Terpopuler
1
Ini 7 Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Adha
2
Komik 'Ayo Kenal Tubuhmu' Antar Guru MI Curahmalang Jombang Sabet Juara Nasional
3
6 Keistimewaan Bulan Dzulhijjah
4
7 Hal terkait Idul Adha yang Perlu Diketahui
5
Jelang Idul Adha, LD MWCNU Bandarkedungmulyo Adakan Pelatihan Juru Sembelih Halal
6
Luncurkan Badan Halal NU, PCNU Jombang Komitmen Dukung Pendampingan Produk Halal
Terkini
Lihat Semua