Siti Ratna Sari
Kontributor
NU Online Jombang,
Acara puncak hari lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-99 yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang (PC) NU Kabupaten Jombang pada Kamis (17/2/2022) salah satunya diwujudkan dengan kenduri 99 tumpeng.
Hadi Saifudin, Wakil ketua PCNU Jombang menjelaskan, mengikuti usia harlah NU yang ke-99 pihaknya membuat tumpeng dengan jumlah yang sama, yaitu sebanyak 99 tumpeng.
Menurutnya, secara falsafah, tumpeng berasal dari adat istiadat Jawa yang masih relevan dengan ajaran agama Islam untuk hidup rukun.
"Makan nggak makan pokok kumpul. Begitu kan? Jadi filsafatnya itu, makan bersama-sama sebagai simbol dari ajaran Islam yang nyambung dengan adat istiadat di Jawa," jelas Wakil Ketua PCNU Jombang.
Tumpeng itu, lanjut Hadi, disimpulkan seperti kerucut Masjid dan bangunan candi. Hal tersebut dijadikan simbol persatuan adat Jawa dengan agama Islam.
Sementara itu, Wakil ketua tanfidziyah PCNU Jombang, KH Agus Azam Khoiruman Najib menuturkan, masyarakat jaman dahulu menggunakan falsafah tumpeng untuk membangun kerukunan.
"Kalau disimpulkan itu, guyub. Yang artinya, rukun dalam membangun dan berkhidmah di NU. Karena itu, Harlah ini kan temanya meneguhkan Aswaja (Ahlussunnah wal jama'ah). Dan itu bisa terealisasi salah satunya dengan bancakan tumpeng," pungkasnya.Â
Kontributor : Siti Ratna Sari
Editor : Fitriana
Terpopuler
1
Amalan Shalat Sunnah pada Rabu Wekasan dan Doanya Dilengkapi Artinya
2
Ritual Baca Yasin di Malam Rabu Wekasan, Begini Pandangan Islam
3
Mencari Titik Temu Seputar Rabu Wekasan
4
Warga di Jombang Gelar Tradisi Barikan, Wujud Mensyukuri Hari Kemerdekaan Indonesia
5
Kabar Duka, KH Thoifur Mawardi Purworejo Wafat
6
Makna Merdeka dalam Perspektif Tafsir Al-Qur'an
Terkini
Lihat Semua