Daerah

Innalillahi, Ketua MWCNU Bandarkedungmulyo Gus Tholut Tutup Usia, Sosoknya Dikenal Ramah

Ahad, 17 November 2024 | 08:51 WIB

Innalillahi, Ketua MWCNU Bandarkedungmulyo Gus Tholut Tutup Usia, Sosoknya Dikenal Ramah

Ketua MWCNU Bandarkedungmulyo, Jombang, KH Tholut Mughni (Gus Tholut). (Foto: Istimewa)

NU Online Jombang,
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang, KH Tholut Mughni tutup usia, Ahad (17/11/2024).


Gus Tholut, demikian sapaannya, beberapa hari belakangan diketahui sakit. Rutinan majelis pengajian di kediamannya bahkan diliburkan, karena kondisinya tak bisa dipaksakan untuk mengisi kegiatan tersebut.


Almarhum Gus Tholut dikenal sosok kiai dan guru yang santun dan ramah kepada semua orang. Tak sedikit orang yang menyaksikan sosok almarhum yang demikian itu. Salah satunya disaksikan oleh Muhammad Fatih Sururi, pria yang memang kerap bertemu dengan almarhum.


"Pagi ini berita duka datang dari beberapa teman sekaligus. Beliau Gus Tholut sosok pemimpin, guru dan kiai yang santun telah pergi meninggalkan kami untuk bertemu kekasih-Nya. Saya bersaksi panjenengan adalah pribadi yang baik. Lahul fatihah," katanya.


Pengurus NU Care-LAZISNU PCNU Jombang ini kemudian berkisah awal nama Gus Tholut sering didengar dari sejumlah sahabatnya sebelum tahun 2016. Dan di 2016 lalu, Gus Tholut kala itu mengisi majelis pengajian setiap Jumat di suatu masjid di Desa Tinggar, Bandarkedungmulyo. 


"Mulai tahun 2016 hampir setiap hari Jumat saya mendengar beliau mengaji di Masjid Al-Karim Desa Tinggar. Bukan karena saya jamaah beliau tetapi karena rumah mertua dekat dengan masjid tersebut. Suara khas terutama saat membaca Asmaul Huusna," kisahnya.


Seiring berjalan waktu, lanjut dia, makin banyak orang yang bercerita tentang almarhum. Sampai akhirnya tahun 2021 saat terjadi banjir di beberapa wilayah di Bandarkedungmulyo, ia melihat langsung almarhum ikut berjibaku mengatasi persoalan banjir di daerahnya sekaligus meringankan beban korban terdampak banjir.

 

"Saya melihat cara unik beliau dalam menyatukan banyak elemen masyarakat untuk ikut serta meringankan beban korban terdampak banjir. Bahkan sering kali beliau memimpin langsung koordinasi dan turut serta ikut menyiapkan bahan dan logistik yang diberikan kepada korban terdampak," terang warga Bandarkedungmulyo ini.


Setelah peristiwa banjir itu, ia dan almarhum kemudian kerap bertemu. Fatih, sapaannya, mengaku makin mengenal sosok almarhum. Di samping ramah, menurutnya, almarhum juga cepat bisa bergaul dengan orang-orang yang dikenal. 


"Beliau adalah pribadi yang supel, ketika bertemu di jalan beliau sering menyapa dan menghentikan kendaraan hanya untuk menyapa. Saat bertamu ke ndalem beliau, beliau menerima tamu dengan ramah dan mengajak ngobrol dengan bahasa yang santun. sesekali beliau memberikan joki tapi tetap merujuk pada kitab tertentu yang disesuaikan dengan tema obrolan," pungkasnya.