Sejumlah Santri di Jombang Dibimbing Jihad Media Sosial
NU Jombang Online,
Puluhan santri di Kabupaten Jombang, Jawa Timur dibimbing untuk bisa jihad di media sosial melalui Pelatihan Santri Desain di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Diwek, Jombang, Ahad (13/10). Acara ini merupakan rangkaian peringatan Hari Santri 2019.
Santri saat ini tidak semata bisa menguasai bidang keagamaan, pada perkembangan teknologi seperti sekarang santri juga dituntut untuk bisa mewarnai berbagai macam media sosial yang ada, seperti facebook, instagram dan lain sebagainya.
"Santri diharap mampu mengimbangi perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang. hala ini adalah jihad di media sosial," kata Ketua Panitia Hari Santri, H Jauharuddin Alfatih di tempat acara.
Ketua Hari Santri, H Jauharuddin Alfatih (kanan) menyampaikan sambutannya di acara Pelatihan Santri Desain
Jihad ini menurut pandangannya selaras dengan imbauan petunggi NU yang dilayangkan beberapa waktu terakhir. Kondisi media sosial belakangan cukup memprihatinkan, lantaran masih banyak dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang justru kerap menebar kebencian. Tak hanya itu beragam konten hoaks juga menjadi hidangan setiap harinya.
"Untuk itu kegiatan penting semacam ini menjadi follow-up dari seruan jihad medsos yang dikeluarkan para pimpinan NU beberapa waktu lalu," jelas Pengasuh Pesantren Al-Ghazali Bahrul Ulum Tambakberas ini.
Pria yang juga Kabid Humas Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum ini menambahkan, situasi itu harus mulai menjadi perhatian para santri. Dan pergerakannya juga harus didukung baik oleh pihak pesantren sendiri maupun pihak lainnya. Dengan begitu, kemampuan dan kecakapan dalam dunia desain grafis juga produksi konten video akan terwujud, sehingga mereka bisa memenuhi media sosial dengan konten-konten bermanfaat.
Para santri dari beberapa pesantren menjadi peserta kegiatan
Yang perlu dijaga dalam jihad di media sosial adalah keistiqamahan. Santri dituntut harus produktif dan inovatif dalam membuat desain grafis, begitu juga dengan konten video.
Memang, lanjut Gus Rudin sapaannya, butuh perjuangan dalam jihad ini. Yang pasti santri hendaknya bisa mengatur waktu, antara ngaji, sekolah dan waktu untuk menyebarluaskan konten-konten mendidik dan menarik di berbagai media sosial.
"Santri-santri desainer diharapkan menjadi team marketing sekaligus pramusaji yang terlatih, yang mampu menghidangkan makanan bermutu dengan penampilan yang memikat," ungkapnya.
Hadir sebagai peserta pelatihan para santri yang berasal dari lintas pesantren dan madrasah di Jombang. Mereka mengikuti sejak pagi hingga sore. Berbagai macam menteri desainer disampaikan pemateri dengan sistematis. (Syamsul Arifin)