• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 27 April 2024

Amaliyah NU

Ini Adab Ziarah Kubur, Penting Diperhatikan

Ini Adab Ziarah Kubur, Penting Diperhatikan
Nahdliyin Jombang saat ziarah ke makam Gus Dur memperhatikan adab ziarah kubur. (Foto: Dok NU Online Jombang)
Nahdliyin Jombang saat ziarah ke makam Gus Dur memperhatikan adab ziarah kubur. (Foto: Dok NU Online Jombang)

Di zaman Rasulullah perbuatan yang sebelumnya dilarang tetapi akhirnya diperbolehkan adalah ziarah kubur. Hikmah dari ziarah kubur salah satunya adalah mengingatkan diri pada keadaan orang-orang yang telah meninggal. Ziarah kubur juga mengingatkan umat Islam pada kematian. Dengan mengingat kematian menjadikan seseorang untuk lebih waspada dalam menjalankan hidup sehari-hari serta lebih bertakwa kepada Allah swt.


Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:


   كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ


Artinya, “(Dulu) Aku melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah kalian ke kuburan, sesungguhnya ziarah kubur membuat kalian zuhud di dunia dan mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR. Ibnu Majah)


Ketika berziarah kubur, orang yang berziarah harus mendoakan orang yang berada dalam kubur. Doa-doa yang dipanjatkan dengan niat pahalanya ditujukan pada orang yang meninggal akan sampai pada orang yang telah meninggal tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat para ulama dalam kitab Al-Adzkar yang berisi sebagai berikut:


   قال النووي في الأذكار أجمع العلماء على أن الدعاء للأموات ينفعهم ويصلهم ثوابه اه روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال ما الميت في قبره إلا كالغريق المغوث بفتح الواو المشددة أي الطالب لأن يغاث ينتظر دعوة تلحقه من ابنه أو أخيه أو صديق له فإذا لحقته كانت أحب إليه من الدنيا وما فيها


Artinya, “Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar, ‘Para Ulama sepakat bahwa doa pada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka‘ diriwayatkan dari Nabi Muhammad ﷺ bahwa sesungguhnya beliau bersabda, ‘Tidak ada perumpamaan mayat di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong, mayat menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya ataupun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya” (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nihayat al-Zain, hal. 281)


Tidak hanya mendoakan saja, para peziarah diharapkan untuk tetap menjaga adab-adab ketika berziarah. Dalam kitab Tafsir As Siraj Al-Munir dijelaskan secara rinci tentang adab-adab ziarah kubur:


وينبغي لمن زار القبور أن يتأدّب بآدابها ويحضر قلبه في إتيانها، ولا يكون حظه منها الطواف عليها فقط فإنّ هذه حالة يشاركه فيها البهائم، بل يقصد بزيارته وجه الله تعالى وإصلاح فساد قلبه، ونفع الميت بما يتلوه عنده من القرآن والدعاء، ويتجنب الجلوس عليها. ويسلم إذا دخل المقابر فيقول: «السلام عليكم دار قوم مؤمنين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون». وإذا وصل على قبر ميته الذي يعرفه سلم عليه أيضاً، وأتاه من قبل وجهه لأنه في زيارته كمخاطبه حياً، ثم يعتبر بمن صار تحت التراب، وانقطع عن الأهل والأحباب، ويتأمّل حال من مضى من إخوانه كيف انقطعت آمالهم ولم تغن عنهم أموالهم، ومجيء التراب على محاسنهم ووجوههم، وافترقت في التراب أجزاؤهم، وترمل من بعدهم نساؤهم، وشمل ذل اليتم أولادهم وأنه لا بدّ صائر إلى مصيرهم، وأنّ حاله كحالهم وماله كمالهم


Artinya, “Hendaknya bagi orang yang berziarah di kuburan untuk berperilaku sesuai dengan adab-adab ziarah kubur dan menghadirkan hatinya pada saat mendatangi kuburan. Tujuannya datang ke kuburan bukan hanya sebatas berkeliling saja, sebab perilaku ini adalah perilaku binatang. Tetapi tujuan ziarahnya karena untuk menggapai ridha Allah ﷻ, memperbaiki keburukan hatinya, memberikan kemanfaatan pada mayat dengan membacakan di sisinya Al-Qur’an dan doa-doa. Dan juga ia menjauhi duduk di atas kuburan.


Syekh Khatib Asy-Syirbini dalam kitab tafsir as-Siraj al-Munir (hal. 5277) juga menjelaskan adab-adab ziarah kubur sebagai berikut:

  1. Waktu memasuki area sekitar kuburan mengucapkan salam "Assalamu alaika dara qaumi mu’minin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun" (semoga kesalamatan tertuju pada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian). 
  2. Saat sampai di kuburan orang yang kita kenal, maka ucapkan salam dan datangilah dari arah wajahnya, karena mendatangi kuburannya sama seperti berbicara sewaktu hidup.
  3. Orang yang berziarah diharapkan dapat merenungi bagaimana keadaan orang yang sudah dikubur dan terpisah dari keluarga yang mereka cintai tersebut.
  4. Orang yang berziarah hendaknya merenungkan bagaimana keadaan teman-temannya yang telah meninggal. Impian mereka telah pupus dan harta mereka sudah tidak lagi menolong mereka. Debu-debu telah bertaburan pada keindahan tubuh dan wajah mereka, organ tubuh mereka telah terpisah-pisah dalam tanah, lalu istri mereka menjanda, anak-anak mereka menjadi yatim. Dan nantinya giliran bagi dirinya untuk menjadi seperti teman-temannya akan tiba. Keadaannya di kubur sama persis seperti keadaan temannya, dan hartanya nantinya juga sama persis seperti harta teman-temannya (tidak dapat menolongnya). 


Demikian pemaparan adab-adab ziarah yang harus diperhatikan. Seorang peziarah perlu mengetahuinya dan dapat mengamalkan agar berziarah tidak dilakukan dengan semena-mena. 

 
*Keterangan di atas diambil dari artikel NU Online berjudul Adab-Adab dalam Berziarah Kubur


Amaliyah NU Terbaru