• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 27 April 2024

Warta

Cerita Masrukhan, Jadi Juru Kunci Makam Mbah Wahab selama 11 Tahun

Cerita Masrukhan, Jadi Juru Kunci Makam Mbah Wahab selama 11 Tahun
Cerita Masrukhan, Jadi Juru Kunci Makam Mbah Wahab selama 11 Tahun. (Foto: NU Online Jombang/Karimatul Maslahah)
Cerita Masrukhan, Jadi Juru Kunci Makam Mbah Wahab selama 11 Tahun. (Foto: NU Online Jombang/Karimatul Maslahah)

NU Online Jombang, 
Kalau ziarah ke makam KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab), yang berada di Tambakberas, Kecamatan/Kabupaten Jombang, maka, di situ akan menemui Masrukhan. Laki-laki ini adalah juru kunci makam yang sudah lama tinggal di kawasan makam.

 

Niatnya semata mengabdi. Apalagi sebagai seorang santri, berkhidmah kepada ulama/kiai adalah keniscayaan.

 

Dirinya mengaku senang menjadi juru kunci makam pendiri dan penggerak Nahdlatul Ulama (NU) itu, lantaran bisa istikamah mengabdi meski sang guru sudah saya wafat. 

 

Baca juga: Ketua PWNU Jatim: Mbah Wahab Sosok yang Teguh Mencintai Tanah Air

 

"Saya setiap hari merasa senang melihat dan menyambut tamu-tamu peziarah Mbah Wahab, selain itu saya bisa istikamah mengabdi di makam guru saya ini," ujarnya kepada NU Online Jombang, Kamis (4/11/21). 

 

Pria yang selalu mengenakan pakaian hitam ini mengatakan, dirinya sudah menjadi juru kunci selama 11 tahun, juga pernah menjadi abdi ndalem di pesantren An-Nahjiah selama 15 tahun. 

 

"Sejak dari remaja saya sudah senang ngawulo kepada kiai, dulu dari pondok menjadi abdi ndalem selama 15 tahun, kemudian menjadi juru kunci di makam Mbah Wahab ini selama 11 Tahun," tuturnya. 

 

Untuk menghidupi keluarganya, laki-laki asal Tembelang ini mengaku tidak pernah kekurangan. Ada saja rezeki yang datang di balik pengabdiannya menjadi juru kunci. Ia meyakini, hal itu karena keberkahan dari sang guru.

 

"Hidup seperti apapun itu sama, saya hanya bermodal ikhlas dan sabar sudah bisa menghidupi keluarga saya. Yang penting jangan mengeluh, karena itu hanya di lakukan oleh orang-orang yang kurang bersyukur," pungkasnya.

 

Kontributor: Karimatul Maslahah
Editor: Ahmad


Warta Terbaru