• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

HARI SANTRI 2021

Jangan Kesampingkan Logo Resolusi Jihad saat Hari Santri

Jangan Kesampingkan Logo Resolusi Jihad saat Hari Santri
Jangan Kesampingkan Logo Resolusi Jihad saat Hari Santri. (Foto: Istimewa)
Jangan Kesampingkan Logo Resolusi Jihad saat Hari Santri. (Foto: Istimewa)
NU Online Jombang, 
Wakil Sekretaris Pengurus Pusat (PP) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU), H Ahmad Athoillah menyoroti logo resolusi jihad yang kerap dilupakan pada momentum Hari Santri. Padahal menurutnya, logo yang memuat bendera merah putih yang diikat di bambu runcing itu memiliki makna tersendiri.
 
"Saya selalu melihat banner-banner Hari Santri, logo resolusi jihad jarang dipakai, di mana-mana. Termasuk pada malam ini," katanya saat menghadiri Ngopi Bareng Santri Legislator di hotel Yusro, Sabtu malam (23/10/2021). 
 
Pria yang akrab disapa Gus Aik ini menegaskan, salah satu faktor penyebabnya adalah logo Hari Santri itu sendiri yang setiap tahun berganti, bahkan tak jarang dilombakan, baik oleh Kementerian Agama (Kemenag) maupun RMINU sendiri, sehinga logo-logo tersebut yang lebih melekat di benak masyarakat.
 
Ia menyampaikan, hal itu bukan berarti keliru. Situasi tersebut menunjukkan bahwa antusias dan gairah masyarakat untuk memperingati Hari Santri terus tumbuh. Sisi lain, masyarakat sekarang makin kreatif.
 
Namun, lanjutnya, semua itu jangan sampai melupakan logo resolusi jihad. Logo yang dibuat pada peringatan Hari Santri pertama tahun 2015 lalu itu untuk menjadi pengingat terhadap masyarakat akan seruan resolusi jihad yang digaungkan oleh pendiri NU, Hadratussyekh KH M Hasyim bertepatan pada 22 Oktober 1945 silam.
 
"(Logo resolusi jihad) tidak boleh dilupakan. Itu harus tetap ada. Logo Hari Santri setiap tahun itu penting, tapi tidak boleh mengesampingkan logo resolusi jihad itu," jelas Gus Aik.
 
Meskipun hanya sekadar logo, tapi menurut cicit KH Bisri Syansuri itu tetap penting untuk memberikan pemahaman sejarah yang benar kepada para generasi muda saat ini. "Kami khawatir kalau logo resolusi jihad itu tidak cantumkan, ghiroh daripada resolusi jihad mulai terlupakan," tuturnya.
 
Disahkannya 22 Oktober menjadi Hari Santri oleh negara tidak lepas dari pertimbangan akan peristiwa heroik dalam resolusi jihad NU. Para kiai dan santri kala itu mendorong pemerintah agar menjadikan 22 Oktober sebagai momentum berharga bagi para santri. Mereka menilai di tanggal 22 Oktober 1945 sarat dengan perjuangan santri dan kiai, sehingga penting untuk terus diingat dan diperingati.
 
"Hari Santri lahir diadasdasarkan terhadap resolusi jihad," salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur ini.
 
Pewarta: Ahmad


Editor:

Nasional Terbaru