Khutbah Jumat: Sedekah, Jendela Menuju Kebahagiaan dan Keberkahan
Kamis, 28 November 2024 | 20:49 WIB
Muhammad Rizky Fadillah
Penulis
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Marilah kita bersama memantapkan komitmen dan kesungguhan hati dalam menjalankan setiap perintah Allah. Kita tunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan oleh-Nya (المَأْمُوْرَاتُ), baik yang bersifat wajib (الوَاجِبَاتُ), yaitu hal-hal yang harus kita lakukan, maupun yang bersifat sunnah (المَنْدُوْبَاتُ), yakni amalan yang dianjurkan.
Tidak hanya itu, mari kita jauhi pula segala larangan Allah (المَنْهْيَاتُ), baik berupa hal-hal yang wajib ditinggalkan, maupun perkara-perkara yang sebaiknya dihindari, yaitu yang dimakruhkan (المَكْرُوْهَاتُ). Inilah langkah nyata untuk meraih kehidupan yang sejati, kehidupan yang penuh keberkahan di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat.
Insyaallah, jika kita istiqamah dalam ketaatan ini, maka janji kebahagiaan dunia dan akhirat yang Allah tetapkan akan menjadi milik kita. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, khatib ingin mengajak kita semua untuk merenungkan bersama tentang betapa pentingnya sedekah dalam kehidupan seorang Muslim. Sedekah adalah salah satu amalan yang sangat ditekankan dalam Islam. Namun, sering kali kita salah memahami bahwa sedekah hanya terbatas pada pemberian harta benda. Padahal, makna sedekah jauh lebih luas daripada itu.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: كُلُّ نَفْسٍ كُتِبَ عَلَيْهَا الصَّدَقَةُ كُلَّ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ، فَمِنْ ذَلِكَ أَنْ يَعْدِلَ بَيْنَ الِاثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَأَنْ يُعِينَ الرَّجُلَ عَلَى دَابَّتِهِ فَيَحْمِلَهُ عَلَيْهَا وَيَرْفَعَ مَتَاعَهُ عَلَيْهَا صَدَقَةٌ، وَيُمِيطُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ خُطْوَةٍ يَمْشِي إِلَى الصَّلَاةِ صَدَقَةٌ
Artinya, "Setiap jiwa diwajibkan bersedekah setiap hari ketika matahari terbit. Berbuat adil di antara dua orang adalah sedekah, menolong seseorang dengan menyiapkan kendaraannya adalah sedekah, menyingkirkan sesuatu yang menghalangi jalan adalah sedekah, mengucapkan kata-kata yang baik adalah sedekah, dan setiap langkah menuju tempat shalat juga adalah sedekah." (HR. Ahmad)
Hadits ini dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa sedekah tidak hanya terbatas pada pemberian materi, tetapi mencakup berbagai kebaikan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Setiap orang, baik yang kaya maupun yang miskin, memiliki kesempatan untuk bersedekah. Orang yang kaya dapat bersedekah dengan hartanya, sementara orang yang kurang mampu dapat bersedekah dengan tindakan-tindakan kecil seperti memberi senyuman, berkata baik, atau bahkan sekadar menyingkirkan duri dari jalan. Semua itu adalah sedekah di sisi Allah SWT.
Sedekah dalam Islam mengajarkan bahwa amal kebajikan memiliki cakupan yang sangat luas, sehingga setiap orang memiliki kesempatan untuk berkontribusi. Sedekah bukan sekadar pemberian materi, melainkan juga sarana membangun hubungan harmonis antar sesama manusia yang didasari oleh empati, kasih sayang, dan rasa persaudaraan.
Memberi tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga menjadi sumber kebahagiaan bagi pemberinya. Seorang Muslim sejati akan menemukan kebahagiaan dalam melihat orang lain tersenyum karena pemberiannya. Di situlah letak makna kehidupan yang hakiki.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani, pernah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW. Beliau menjawab bahwa manusia terbaik adalah mereka yang paling bertakwa, selalu mengajak kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan mempererat tali silaturahim.
خَيْرُ النَّاسِ أَتْقَاهُمْ، وَآمَرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ، وَأَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَأَوْصَلُهُمْ لِلرَّحِمِ
Artinya, "Manusia yang paling baik adalah yang paling mengerti (kitabullah), paling bertakwa, paling sering amar makruf nahi munkar, dan yang paling sering menjalin tali silaturahim."
Ajaran ini menunjukkan bahwa hidup yang bermakna adalah hidup yang penuh manfaat bagi orang lain, baik melalui sedekah maupun perbuatan baik lainnya.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Sedekah bukan sekadar aktivitas sosial. Lebih dari itu, sedekah adalah cerminan dari keimanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT. Dalam Islam, sedekah adalah bagian dari amal saleh yang memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi. Allah SWT tidak memandang besar atau kecilnya sedekah yang kita berikan, tetapi yang dilihat adalah niat dan keikhlasan di baliknya.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Artinya, "Barang siapa yang datang dengan (membawa) satu kebajikan, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat. Barang siapa datang dengan (membawa) satu kejahatan, maka dia tidak akan dibalas kecuali dengan kejahatan yang sama, dan mereka tidak akan dizalimi." (QS. Al-An’am: 160)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Sedekah adalah salah satu bentuk kebaikan yang tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga membawa manfaat besar bagi diri kita sendiri.
Baca Juga
Khutbah Jumat: Keutamaan Takwa
Sedekah yang kita berikan diibaratkan seperti menanam satu bebijian yang tumbuh menjadi tujuh tangkai. Setiap tangkai menghasilkan 100 biji, sehingga secara matematis, sedekah seribu rupiah dapat menghasilkan 700 ribu rupiah.
Bahkan, Allah tidak berhenti di situ. Jika Dia menghendaki, jumlah tersebut dapat dilipatgandakan lebih besar lagi bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Perumpamaan ini dijelaskan dalam Al-Qur’an, surat Al-Baqarah ayat 261:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya, "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui."
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Di antara berbagai bentuk sedekah, terdapat satu jenis sedekah yang memiliki keutamaan luar biasa, yaitu amal jariyah. Amal jariyah adalah sedekah yang manfaatnya dapat terus dirasakan oleh orang lain, bahkan setelah kita meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya, "Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara), yakni sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa untuknya."
Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan, itu dapat menjadi penyelamat kita dari siksa neraka. Amal jariyah bisa berupa pembangunan masjid, menyediakan fasilitas umum, menyebarkan ilmu yang bermanfaat, atau mendidik anak menjadi generasi yang saleh. Semua ini adalah bentuk sedekah yang pahalanya akan terus mengalir meskipun kita telah tiada.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Sebagai seorang Muslim, tentunya kita diajarkan untuk menjadikan dunia ini sebagai ladang amal untuk mempersiapkan akhirat. Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia akan dicatat oleh Allah SWT, dan pada Hari Kiamat nanti, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap amal kita. Rasulullah SAW bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya, "Kejujuran akan membawa kepada kebajikan, dan kebajikan akan menuntun kita ke surga." (HR. Muslim)
Oleh karena itu, setiap Muslim harus berusaha menjadi pembuka pintu-pintu kebaikan di mana pun ia berada. Semua bentuk kebaikan, sekecil apa pun, adalah jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Imam Al-Qurtubi pernah berkata: "Seorang Mukmin harus mampu mengelola dunia untuk kepentingan akhirat."
Hidup yang bermakna adalah hidup yang memberikan manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW mengingatkan kita bahwa sedekah dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, dan oleh siapa saja. Bahkan sekadar berkata baik kepada orang lain adalah bentuk sedekah. Mari kita jadikan setiap momen dalam hidup kita sebagai kesempatan untuk berbuat kebaikan. Tidak perlu menunggu kaya untuk bersedekah, karena setiap kebaikan yang kita lakukan dihitung sebagai sedekah. Rasulullah SAW bersabda:
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Artinya, "Takutlah kalian terhadap (siksa) neraka walaupun hanya dengan (bersedekah) sepotong kurma. Jika tidak mampu, cukuplah dengan perkataan yang baik." (HR. Muslim)
Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang ringan tangan dalam berbuat kebaikan, ikhlas dalam bersedekah, dan senantiasa berada di jalan-Nya. Marilah kita gunakan waktu dan kesempatan yang kita miliki untuk memperbanyak amal kebaikan, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain. Sebab, pada akhirnya, kebajikan yang kita tanam di dunia ini akan menjadi bekal kita di akhirat kelak.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ اَنْوَاعِ الرِّزْقِ وَالْفُتُوْحَاتِ، بَابَاسِطَ الَّذِيْ يبَسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآء بِغَيْرِ حِسَابٍ اُبْسُطْ عَلَينَا رِزْقًا كَثِيْرًا مِنْ كُلِّ جِهَةٍ مِنْ خَزَائِنِ رِزْقِكَ بِغَيْرِ مِنَّةٍ مَخْلُوْقٍ بِفَضْلِكَ وَكَرَمِكَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ
*Muhammad Rizky Fadillah, Alumni Ma'had Aly Tebuireng, Jombang.
Terpopuler
1
Keutamaan Sedekah di Bulan Rajab
2
Habib Jamal Jelaskan Makna Asyhurul Hurum dan Keutamaan Bulan Rajab
3
Khilafiah Ulama tentang Hukum Pemindahan Pemakaman Jenazah ke Daerah Lain
4
Rapimcab IPNU-IPPNU Jombang, Upaya Perkuat Kolaborasi Tingkat PAC dan PKPT
5
Makna Filosofi di Balik Nama Bulan Rajab
6
Ketua PCNU Jombang Ajak Muslim Manfaatkan Rajab dengan Beragam Amalan, Mulai Istighfar hingga Sedekah
Terkini
Lihat Semua