Menggali Makna Surga, Refleksi atas Lirik 'Gala Bunga Matahari' Karya Sal Priadi
Selasa, 16 Juli 2024 | 14:54 WIB
Muhammad Rizky Fadillah
Kontributor
Surga dan neraka sering kali diibaratkan sebagai hasil akhir dari perbuatan kita di dunia ini. Dalam Islam, amal baik dan keimanan yang kuat dipercaya akan membawa seseorang menuju surga, sementara perbuatan buruk akan membawa ke neraka. Semua ini tentunya terjadi atas kehendak, karunia, dan keadilan Allah swt.
Sebagai seorang Muslim, kita dianjurkan untuk mendoakan sesama agar ketika meninggal dalam keadaan husnul khatimah, atau mengakhiri kehidupan dengan baik. Terlebih ketika yang meninggalkan kita adalah orang yang terkasih, tentu kita berharap dan berdoa agar mereka mendapatkan tempat yang baik di kehidupan selanjutnya. Hal ini jugalah yang tersirat dalam lagu "Gala Bunga Matahari" karya Sal Priadi.
Lagu "Gala Bunga Matahari" oleh Sal Priadi yang tengah populer di media sosial berhasil menarik perhatian banyak orang dengan lirik yang mendalam dan emosional. Lagu ini menggambarkan seseorang yang merindukan sosok terkasih yang telah tiada, berharap bisa bertemu lagi, meski hanya dalam mimpi.
Salah satu bagian paling menyentuh dari lagu ini adalah ketika penulis lirik meminta untuk diceritakan tentang tempat tinggal baru dari orang yang dicintainya yang telah tiada. Sal Pribadi kemudian melukiskan suasana surga dalam liriknya, yang ternyata selaras dengan gambaran surga dalam Al-Qur'an dan Hadits.
1. Sungai Susu di dalam Surga
Lirik "Adakah sungai-sungai itu benar-benar dilintasi air susu" mengingatkan kita pada deskripsi surga dalam Al-Qur'an, seperti dalam surat Muhammad ayat 15.
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَۗ فِيْهَآ اَنْهٰرٌ مِّنْ مَّاۤءٍ غَيْرِ اٰسِنٍۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهٗۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشّٰرِبِيْنَ ەۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّىۗ وَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْۗ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِى النَّارِ وَسُقُوْا مَاۤءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ اَمْعَاۤءَهُمْ
Artinya, "Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa (adalah bahwa) di dalamnya ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, sungai-sungai air susu yang rasanya tidak berubah, sungai-sungai khamar yang lezat bagi peminumnya, dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah dan ampunan dari Tuhan mereka. (Apakah orang yang memperoleh kenikmatan surga) sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga usus mereka terpotong-potong?"
Ayat ini menggambarkan keadaan yang sangat indah dan menakjubkan dari taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, di mana terdapat sungai-sungai dengan berbagai kenikmatan.
2. Kesehatan dan Kebahagiaan yang Abadi
Lirik "Juga badanmu tak sakit-sakit lagi. Kau dan orang orang di sana muda lagi" selaras dengan Hadits Nabi tentang seruan yang diserukan kepada para penghuni surga ketika mereka memasuki surga.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يُنَادِي مُنَادٍ: إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلَا تَسْقَمُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلَا تَمُوتُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلَا تَهْرَمُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلَا تَبْأَسُوا أَبَدًا
Artinya, "Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri dan Abu Hurairah raḍiyallāhu 'anhuma, dari Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Salam, beliau bersabda: Jika penghuni surga masuk surga, seorang penyeru berseru: "Hendaknya kalian tetap hidup dan tidak mati selama-lamanya. Hendaknya kalian tetap sehat dan tidak sakit selama-lamanya. Hendaknya kalian tetap muda dan tidak menjadi tua untuk selama-lamanya. Hendaknya kalian bersenang-senang dan janganlah berputus asa selama-lamanya" (HR. Imam Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa di surga, para penghuninya akan mengalami kebahagiaan dan kesehatan yang abadi, tanpa rasa sakit dan tanpa penuaan.
Menurut Syekh Musa Syahin Lasyin, dalam kitabnya Fath al-Mun'im Syarh Sahih Muslim, dengan disebutkan surga dan segala kenikmatannya seperti dalam hadits ini beberapa hadits lain yang senada menjadi sebuah ajakan (targhib) kepada manusia agar senang dalam menjalankan ketaatan dan amal saleh yang dapat mengantarkan ke surga-Nya kelak.
في الترغيب في الطاعة والأعمال الصالحة تذكر الجنة وما فيها من نعيم مقيم
(موسى شاهين لاشين، فتح المنعم شرح صحيح مسلم)
3. Jawaban atas Segala Pertanyaan
Lirik "Semua pertanyaan temukan jawaban" juga sesuai dengan gambaran kenikmatan penghuni surga yang digambarkan dalam Al-Qur'an, seperti dalam surat Fushshilat ayat 31.
نَحْنُ اَوْلِيَاۤؤُكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَشْتَهِيْٓ اَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَدَّعُوْنَۗ
Artinya, "Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di dalamnya (surga) kamu akan memperoleh apa yang kamu sukai dan apa yang kamu minta".
Ayat ini menunjukkan bahwa di surga, manusia akan mendapatkan segala yang mereka inginkan dan minta, termasuk jawaban atas segala pertanyaan yang mungkin belum terjawab di dunia.
Hal ini juga sebagaimana yang dijelaskan Imam Ar-Razi, dalam kitabnya Mafatih al-Ghoib, ketika memaknai kata al-Da'wa (permintaan) dari ayat tersebut, salah satu maknanya adalah bahwa kelak para penghuni surga akan diberikan apa-apa yang mereka minta.
الرَّابِعُ: بِمَعْنَى الدَّعْوَى وَمَعْنَاهُ حِينَئِذٍ أَنَّهُمْ كَانُوا يَدَّعُونَ فِي الدُّنْيَا أَنَّ لَهُمُ اللَّهَ وَهُوَ مَوْلَاهُمْ وَأَنَّ الْكَافِرِينَ لَا مَوْلَى لَهُمْ. فَقَالَ لَهُمْ فِي الْجَنَّةِ مَا يَدَّعُونَ بِهِ فِي الدُّنْيَا
الرازي، فخر الدين، تفسير الرازي = مفاتيح الغيب أو التفسير الكبير
4. Kebahagiaan dan Kegembiraan
Lirik "Hati yang gembira sering kau tertawa" senada dengan keadaan ahli surga yang senang dan bahagia sebagaimana dilukiskan dalam Al-Qur'an, seperti dalam surat Yasin ayat 55.
اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَۚ
Artinya, "Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu berada dalam kesibukan (sehingga tidak sempat berpikir tentang penghuni neraka) lagi bersenang-senang".
Menurut Ibnu Katsir, dalam kitabnya Tafsir Al-Qur'an al-Adzhim, ketika menjelaskan ayat di atas bahwa para penduduk surga kelak akan bersenang-senang dan berbahagia lantaran kenikmatan yang ada dan kemuliaan yang agung.
يُخْبِرُ تَعَالَى عَنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ: أَنَّهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا ارْتَحَلُوا مِنَ العَرَصات فَنَزَلُوا فِي رَوْضَاتِ الْجَنَّاتِ: أَنَّهُمْ {فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ} أَيْ: فِي شُغُلٍ عَنْ غَيْرِهِمْ، بِمَا هُمْ فِيهِ مِنَ النَّعِيمِ الْمُقِيمِ، وَالْفَوْزِ الْعَظِيمِ
(ابن كثير، تفسير ابن كثير)
Juga dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa penduduk surga kelak ia akan diberi kenikmatan (merasa senang) dan tidak akan merasa kesusahan.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : مَن يدخل الجنةَ ينعم ولا يبأس، ولا تبلى ثيابُهُ، ولا ينفى شبابُه
Artinya, "Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Telah bersabda Rasullullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Barang siapa yang masuk surga, ia akan diberi kenikmatan (senang) dan tidak kesusahan, tidak menjadi lusuh pakaiannya, dan tidak pula hilang kebugarannya" (HR. Muslim).
Demikian besarnya nikmat dan kemuliaan yang dijanjikan Allah swt kepada para hamba-Nya. Yakni, bagi mereka yang beriman dan beramal saleh serta melaksanakan segala apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya, mereka akan diganjar dengan kenikmatan.
Maka, jika berbicara mengenai visualisasi surga tentu tidak lepas dari keyakinan umat Muslim, bahwa telah Allah persiapkan balasan bagi hamba-hamba-Nya yang bertakwa berupa kenikmatan-kenikmatan di dalamnya. Terdapat banyak sekali ayat-ayat di dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang menjelaskan tentang surga.
Pada dasarnya kenikmatan yang dijanjikan di tempat itu (surga) tidak pernah diketahui hakikatnya oleh manusia sendiri. Gambaran surga dalam Al-Qur'an hanyalah perumpamaan agar kita dapat memahami sekelumit tentang surga. Sebagaimana firman Allah swt dalam Hadits Qudsi.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ذُخْرًا بَلْهَ مَا أَطْلَعَكُمْ اللَّهُ عَلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ (فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ)
Artinya, "Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Allah 'azza wajalla berfirman: 'Aku telah menyiapkan sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas di benak manusia untuk hamba-hamba-Ku yang saleh'. Sebagai simpanan, biarkan apa yang diperlihatkan Allah pada kalian." Setelah itu beliau membaca: "Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang." (As Sajdah: 17) (HR. Muslim)
Namun terlepas dari itu, melalui liriknya, Sal Pribadi berhasil menghubungkan perasaan kehilangan dan kerinduan dengan gambaran surga yang indah dan damai, sesuai dengan deskripsi dalam Al-Qur'an dan Hadits. Ini memberikan kesan mendalam dan menyentuh bagi pendengarnya, mengajak mereka untuk merenungkan kehidupan setelah mati dan menggali makna yang lebih dalam dari setiap kata yang dinyanyikan.
"Gala Bunga Matahari" bukan hanya sekadar lagu, tetapi juga sebuah refleksi mendalam tentang cinta, kehilangan, dan harapan akan kebahagiaan abadi di surga.
*Ditulis oleh Muhammad Rizky Fadillah, Mahasantri Ma'had Aly Tebuireng, Jombang.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Akhir Syawal: Merawat Silaturahim dengan Sesama
2
Cara Melaksanakan Shalat Utaqa, 8 Rakaat di Bulan Syawal
3
Gus Kikin Kisahkan Sepak Terjang KH Asy’ari, Ayahanda KH Hasyim Asy’ari
4
Ini Desain dan Makna Logo Harlah Ke-75 Fatayat NU, Unduh di Sini
5
Memahami Makna Halal Bihalal menurut Prof Quraish Shihab
6
Indahnya Syawal, Bulan Pernikahan Rasulullah dan Siti Aisyah
Terkini
Lihat Semua