• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Pentingnya Memahami Ilmu Kalam dalam Ahlussunah Wal Jamaah

Pentingnya Memahami Ilmu Kalam dalam Ahlussunah Wal Jamaah
Peneliti Aswaja NU Center, KH Abdul Wahab Ahmad saat mengisi seminar Aqidah bagi tenaga pendidik Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas Jombang, Selasa (13/12/2022) (Foto: Source Youtube Tambakberas TV)
Peneliti Aswaja NU Center, KH Abdul Wahab Ahmad saat mengisi seminar Aqidah bagi tenaga pendidik Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas Jombang, Selasa (13/12/2022) (Foto: Source Youtube Tambakberas TV)

NU Online Jombang,

Sebagai diskursus theologi dalam dunia islam, eksitensi ilmu kalam menimbulkan pro dan kontra di kalangan ulama. Satu sisi, ilmu kalam bermanfaat mempertahankan keyakinan aqidah islam. Sementara di sisi lain, ilmu kalam dapat membingungkan atau bahkan merobohkan keyakinan umat islam sendiri.

 

KH Abdul Wahab Ahmad menjelaskan, ilmu kalam merupakan ilmunya para nabi. Sebab, perdebatan tentang keseharian para nabi adalah persoalan ketuhanan.

 

“Dalam Al Quran dijelaskan, salah satu potongan pernyataan kaumnya nabi nuh. 'Kamu ini sudah mendebat kami terus menerus,' kata Imam Arraziy. Masa perdebatan itu tentang fiqih atau thoharoh? Yo ndak mungkin. Perdebatan tersebut tentang tauhid berarti ya ilmu kalam. Jadi, ilmu kalam itu ilmunya para nabi," jelasnya dalam seminar Aqidah Ahlusunnah Wal Jamaah di Gedung Serbaguna Tambakberas, Jombang, Selasa (13/12/2022).

 

Dosen UIN Jember ini juga menceritakan mengenai Imam Qurtuby yang pernah menjelaskan, orang yang hari ini belajar ilmu kalam dan membela agama Islam dari berbagai subhat dengan ilmu tersebut berarti orang tersebut dekat dengan para nabi. Karena ilmu kalam adalah warisan para Nabi.

 

“Saat ini, jika mengkaji Ahlusunnah Wal Jamaah, maka harus memahami bahwa sebenarnya Ahlussunah Wal Jamaah itu bukan Fiqih melainkan akidah atau tauhid. Sehingga harus mempelajari ilmu kalam," paparnya.

 

Peneliti Aswaja NU Center ini menambahkan, saat ini tantangan Ahlusunnah Wal Jamaa’ah bukan hanya orang yang menyimpang thoriqohnya tapi orang atheis juga sudah semakin banyak di Indonesia karena begitu pesatnya perkembangan di dunia sosial media.

 

“Dulu, di Indonesia tidak ada orang atheis, hingga Pak Karno (Presiden Republik Indonesia pertama) sendiri menggali pancasila berdasarkan kebiasaan masyarakat Indonesia termasuk sila pertama. Tapi sekarang orang atheis di Indonesia sudah banyak. Hari ini marak yang menyalahkan dan melecehkan agama. Lalu tugas siapa untuk menjawab itu semua? Tentu saja orang yang paham ilmu kalam," tegasnya.

 

Ulama yang fokus terhadap kajian ilmu tauhid ini juga menjelaskan, dalam islam sendiri ada pedoman yang membahas theologi atau aqidah seperti yang dijelaskan Imam Fakhruddin ar-Razi.

 

“Ada pedoman jika kita mau membahas theologi atau aqidah. Seperti yang dijelaskan Imam Ar Razi dalam kitab Asās al-Taqdīs. Seandainya memungkinkan, kitab ini bisa dikaji di Bahrul Ulum. Kitab ini menjelaskan bahwa orang yang mau membahas ilahiat maka ia harus menyiapkan pikiran dan mental yang beda," ungkapnya.

 

Menurutnya, belajar Ilahiat tidak bisa dengan cara berpikir yang biasa saja. Sebab, jika menggunakan cara berpikir yang biasa, kebanyakan akan tersesat. Diperlukan pemikiran uang sangat luas dalam membahas tentang ketuhanan.

 

Terakhir, dirinya mencontohkan banyak orang hari ini membahas tentang Allah tapi pemikirannya masih dangkal seolah-olah tengah membahas manusia.

 

“Ada banyak kelompok yang membahas tentang Allah tapi pikiranya masih melekat seolah olah membahas manusia. Akhirnya yang terjadi adalah Allah harus ikut hukum fisika, dimana Allah harus punya seperti yang manusia punya. Allah punya badan, kepala, tangan, mata dan kaki. Nah ini kan maksa. Ini lah aliran sesat yang sayangnya berkembang pesat karena banyak yang menulis. Yang mengarang kitab juga banyak sekali namun dalilnya hanyalah khayalan semata," pungkasnya.


Daerah Terbaru