• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Minggu, 5 Mei 2024

Daerah

Menuang Eco Enzyme ke Sungai, Cara Mahasantri Pesantren Alfatich Tambakberas Rawat Lingkungan

Menuang Eco Enzyme ke Sungai, Cara Mahasantri Pesantren Alfatich Tambakberas Rawat Lingkungan
Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Putri Alfatich Bahrul Ulum Tambakberas beserta para santrinya hendak menuangkan eco enzyme ke sungai Tambakberas, Selasa (5/12/2023). (Foto: Dok Pondok Pesantren Putri Alfatich)
Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Putri Alfatich Bahrul Ulum Tambakberas beserta para santrinya hendak menuangkan eco enzyme ke sungai Tambakberas, Selasa (5/12/2023). (Foto: Dok Pondok Pesantren Putri Alfatich)

NU Online Jombang,
Mahasantri Pondok Pesantren Putri Alfatich Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang asuhan KH Muhyiddin Zainul Arifin memperingati Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia dengan menuangkan 100 liter eco enzyme ke sungai Tambakberas, Selasa (5/12/2023). 


Eco enzyme adalah fermentasi dari air, beberapa kulit buah (BO) yang sarat enzime dan gula merah tebu (gmt) selama minimal 3 bulan dengan komposisi 10 (air) :3 (BO) :1 (gmt).


Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Putri Alfatich Bahrul Ulum Tambakberas, Hj Nidaus Sa’adah menyampaikan, formula yang ditemukan Rosukon dari Thailand dan dikembangkan di Indonesia, salah satunya oleh Vera Tan, Founder Eco Enzyme Indonesia ini sangat kaya manfaat. Baik untuk tanaman, hewan, air, udara terutama manusia. 


"Intinya adalah untuk memperbaiki kualitas lingkungan yang tercemar dengan menyebarkan oksigen. Untuk itu, menuangkan eco enzyme dari gmt di sungai oleh para santri ini akan ikut merehabilitasi air sungai, sehingga layak sebagai tempat bagi satwa sungai," jelasnya.


Menurutnya, aktivitas konservasi ini tentu saja ini tidak seperti membalikkan telapak tangan saat harus menuntut pembuktian secepatnya. Upaya tersebut akan menunjukkan perubahan yang sangat signifikan, kata dia, jika diupayakan oleh lebih banyak orang dan dilaksanakan secara terus menerus. 


"Kegiatan ini dilakukan di bantaran sungai Tambakberas secara terbuka sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat. Para santri juga membagikan selebaran berisi info tentang eco enzyme dan cara pembuatannya kepada masyarakat yang lewat di sekitarnya," ungkapnya.


Perempuan yang kerap disapa Ning Ninid ini berharap dengan lebih banyak aktivitas membuat dan menuangkan eco enzyme, kehidupan satwa sungai lebih terjamin, dan menusia bisa mendapatkan kualitas air dan udara yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. 


"Untuk bumi lestari, ayo kita membuat eco enzyme," ajak dia.


Ia menerangkan, beberapa aktivitas yang dilakukan pegiat eco enzyme di Batam, Jakarta, Tasikmalaya dan beberapa tempat lain, menunjukkan adanya perubahan membaik di danau maupun sungai yang tercemar setelah di-treatment dengan penuangan eco enzyme. 


"Baik dari segi kuantitas seperti perubahan warna sungai atau danau menjadi lebih jernih, maupun kualitas air dengan mulai munculnya beberapa ikan yang dulu sempat hilang karena pencemaran," tuturnya.


Sebagai informasi, tanggal 4 Desember adalah hari yang dicanangkan oleh Hillary Clinton pada tanggal 8 November 2012 sebagai Hari Konservasi Kehidupan Satwa Liar Sedunia. Memang tidak sepopuler hari-hari lingkungan hidup yang lain seperti Hari Bumi, Hari Air, hari Peduli Sampah dan lain-lain. Tapi momentumnya sangat terkait dengan semua hari yang terkait dengan hari lingkungan hidup manapun. 


Sebab, menurut data International Union for Conservation of Nature (IUCN), sekitar 8.400 spesies fauna dan flora liar terancam punah, sementara sekitar 30.000 spesies lainnya berstatus rentan. Jelas bukan angka yang bisa diabaikan. Bukan saja untuk hewan dan tumbuhan tetapi otomatis juga bagi manusia. 

 

"Artinya, banyak lingkungan yang ada di sekitar kita kurang layak dihuni oleh beberapa makhluk hidup. Termasuk manusia," terang Ning Ninid.


Untuk ikut mencegah punahnya satwa karena rusaknya lingkungan, lanjutnya, masyarakat perlu ikut berkontribusi dengan memelihara lingkungan menjadi layak huni bagi habitat sungai.


Selain upaya preventif dengan mengurangi dan memilah sampah melalui 3R serta tidak membuang sampah ke sungai, tindakan kurativ pun perlu dilakukan untuk mengobati lingkungan yang terlanjur rusak.


"Salah satunya adalah dengan menuangkan eco enzyme ke air sungai yang mengalir. Kebetulan Desember ini curah hujan sedang tinggi, sehingga ada harapan bahwa eco enzyme yang dituangkan akan sampai pada hilir sungai dan sampai pula ke laut," tukasnya.


Daerah Terbaru