• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Senin, 29 April 2024

Daerah

Kisah Sugito, Warga Wonosalam Kehilangan Rumah Akibat Tanah Bergerak

Kisah Sugito, Warga Wonosalam Kehilangan Rumah Akibat Tanah Bergerak
Sugito saat menunjukkan keretakan tanah dihalaman rumahnya. Kamis (7/3/2024). (Foto: NU Online Jombang/Karimatul Maslahah)
Sugito saat menunjukkan keretakan tanah dihalaman rumahnya. Kamis (7/3/2024). (Foto: NU Online Jombang/Karimatul Maslahah)

NU Online Jombang,

Sugito tidak pernah membayangkan, peristiwa kelam pergerakan tanah bakal menggerus belasan rumah di kampungnya, tak terkecuali rumahnya. Peristiwa ini terjadi di Dusun Sumber Lamong, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, pada Kamis (07/03/2024).

 

Akibat dari peristiwa pergerakan tersebut, sedikitnya ada 34 warga dari 12 Kartu Keluarga (KK) mengungsi di Posko Bencana yang didirikan di halaman Kantor Desa Sambirejo beberapa ratus meter dari titik bencana, termasuk Sugito. 

 

Detik-detik tanah bergerak

Tengah malam itu sekitar pukul 23.00 WIB sebagian warga kampung sedang tertidur lelap. Tak sedikit hewan-hewan piaraan milik warga kampung tiba-tiba bersuara sekencang-kencangnya seakan mengisyaratkan kepanikan.

 

Warga yang sudah berada di luar rumah langsung menggedor satu per satu pintu warga agar keluar bangunan.

 

"Pertama kali yang mengabarkan itu kakak saya, dia menggedor pintu ruang tamu untuk membangunkan saya dan istri," ujar Sugito.

 

Usai berusaha menyelamatkan diri, rupanya Sugito telah kehilangan tempat tinggal. Rumah yang menjadi aset satu-satunya untuk berteduh dan beristirahat keluarganya retak dan miring hingga tak lagi bisa dihuni.

 

"Dari halaman depan hingga belakang sekitar 3 hektare semuanya retak," jelasnya. 

 

Proses evakuasi 

Sugito hafal betul bagaimana jam demi jam pergerakan tanah itu terjadi. Jauh sebelum merusak bangunan, retakan tanah sudah terjadi sejak pukul 22.00 WIB.

 

"Beberapa pekan kemarin itu hujan deras dulu di sini. Waktu itu belum terasa apa-apa. Warga juga masih hidup normal beraktivitas biasa," ujar Sugito.

 

Pergerakan tanah itu memang sudah terlihat jauh pada beberapa hari lalu. Terlihat retakan yang membentang dari ujung halaman sampai ke ruang tamu. 

 

"Semakin hari rekahannya dirumah saya semakin besar. Tapi warga masih belum khawatir, meski telah diteliti oleh tim ahli sebagai zona garis merah (rawan bencana)," sebutnya.

 

Kemudian, malam tadi rekahan semakin meluas bahkan hampir mengepung permukiman warga. Ia bersama seorang istri terpaksa berlari menyelamatkan diri.

 

"Barang-barang berharga sudah saya amankan termasuk surat-surat, sementara menumpang sambil menunggu petugas BPBD," tuturnya. 

 

Perkiraannya benar, rumah miliknya retak dan miring parah beberapa saat setelah ia mengungsi. Saat ini, Sugito dan keluarganya sementara tidur di pengungsian. 

 

"Semoga ada kejelasan dari pemerintah. Apakah harus relokasi, atau bagaimana. Insyaallah kami ikhlas menerima cobaan bencana ini," tandasnya.


Daerah Terbaru